Setelah tahu militer Rusia menyerang warga sipil Ukraina, dia jadi malu.
Artem Dzyuba memutuskan menolak panggilan tim nasional Rusia untuk pemusatan latihan akhir bulan ini. Keputusan itu mengejutkan mengingat statusnya sebagai kapten. Apalagi, dia sempat mengaku bangga dengan negaranya. 

Beberapa minggu lalu, Dzyuba memantik perang kata-kata dengan pesepakbola-pesepakbola Ukraina di media sosial. Saat itu, dia merespons invasi militer negaranya dengan kata-kata penuh kebanggaan. Pernyataan itu dikesankan sebagai dukungan Dzyuba kepada Vladimir Putin.

Komentar Dzyuba sempat dikecam oleh pemain Everton asal Ukraina, Vitaliy Mykolenko, Andriy Yarmolenko (West Ham United), maupun Oleksandr Zinchenko (Manchester City). Mereka menganggap Dzyuba sangat pongah dan termakan propaganda Kremlin ketika berbicara tentang invasi.

Dzyuba kemudian mengklarikasi pernyataannya. Dia mengatakan menentang perang. Tapi, dia juga tidak bisa menutup mata bahwa dirinya orang Rusia, dan harus bangga dengan darahnya. Dia juga menyatakan hanya mengkritik FIFA, UEFA, dkk yang memberikan hukuman kepada atlet Rusia.

Namun, setelah dua pekan invasi terjadi dan militer Rusia belum bisa menaklukkan Kiev, Dzyuba tampaknya mulai sadar. Apalagi, dirinya memiliki beberapa kerabat yang tinggal di Ukraina dan hidup menderita. Dari saudara-saudaranya itulah Dzyuba tahu bahwa apa yang dikatakan Presiden Putin di televisi Rusia berbeda dengan kenyataan di lapangan.

Di Rusia, pemerintah mengatakan serangan hanya menyasar fasilitas militer, kaum fasist, dan untuk melindungi komunitas Rusia di Ukraina. Tapi, fakta yang dilihat Dzyuba setelah dua minggu serangan berbeda. Militer Rusia menjatuhkan bom di apartemen, sekolah, taman bermain, rumah sakit, dan tempat-tempat yang tidak ada hubungannya dengan militer.

"Alasannya karena situasi sulit di Ukraina. Di sana, dia memiliki banyak kerabat. Dia meminta maaf dan meminta untuk tidak memanggilnya ke kamp pelatihan ini," kata Pelatih Rusia, Valeri Karpin, dilansir Sportbible.



Karpin awalnya hendak menggelar pemusatan latihan karena akan bertanding di play-off Kualifikasi Piala Dunia 2022 menghadapi Polandia, akhir bulan ini. Tapi, Polandia, bersama Swedia dan Republik Ceko, yang sama-sama berpeluang bertemu pemenang di babak selanjutnya, menolak memainkan pertandingan melawan Rusia.

Atas desakan banyak pihak, FIFA dan UEFA kemudian membekukan status Rusia. Mereka mencoret tim Beruang Merah dari kompetisi. Bukan hanya timnas, FIFA dan UEFA juga melarang semua klub maupun pemain Rusia bertanding di level internasional.

Namun, Karpin tetap memanggil para pemain Rusia di jeda internasional Maret 2022. Mantan pemain Celta Vigo tersebut meminta pemain datang karena berencana menggelar pertandingan persahabatan internal melawan Rusia U-21. Laga yang cukup penting karena Rusia tidak mungkin bertanding dengan negara lain selama invasi masih berlangsung.

"Saya berharap perang segera diakhiri. Saya tidak ingin melihat orang-orang menderita karena perang. lebih baik hidup damai," ujar Karpin beberapa waktu lalu saat merepons perang di Ukraina.