Ayah dan anak yang berbeda 180 derajat. Ini kisahnya!
Anggapan yang menyebut pemain hebat tidak selalu memiliki putra pesepakbola top tampaknya terbukti pada penyerang muda Pantai Gading, Isaac Drogba. Isaac adalah putra sulung legenda Chelsea, Didier Drogba. 

Dilaporkan, Drigba junior bakal dilepas oleh klub kasta kedua Portugal, Academica de Coimbra. Isaac memang tak secemerlang ayahnya. Setidaknya hingga sejauh ini, meski sama-sama berposisi sebagai penyerang. Pemain berusia 21 tahun itu juga belum menunjukkan kemampuan yang mendekati sang ayah.

Isaac mencetak gol profesional pertamanya untuk klub Serie D, Caratese, tahun lalu. Kemudian, dirinya pindah ke Portugal, untuk bergabung dengan klub Divisi II pada awal musim 2021/2022. 

Awalnya, Isaac membuat Pelatih Academica, Miguel Carvalho, terkesan. Bahkan, dia menyebut Isaac sebagai striker yang cepat dan secara teknis bagus. Tapi, ada kalimat lanjutan setelah pujian itu. "Dia butuh waktu untuk berkembang," kata Carvalho, dilansir Givemesport.

Sayangnya Academica kemudian mengeluhkan masalah disiplin Isaac yang sangat buruk dan tidak seperti ayahnya. Pasalnya, dalam beberapa bulan setelah mengambil izin libur untuk mengunjungi Prancis dan fokus pada ujian sekolahnya, Isaac justru hilang tanpa kabar.

Menurut laporan media Portugal, Zerozero, putra sulung Drogba itu terakhir terlihat oleh rekan satu tim dan pelatihnya pada Januari 2022. "Orang yang datang dari luar selalu membutuhkan waktu dan dia tidak memilikinya. Dia pergi dan kami tidak tahu apakah dia akan kembali. Sangat disayangkan," kata Carvalho.

"Kami menyepakati tanggal kembali dan dia tidak muncul. Kami belum mendengar apa-apa lagi tentang dia," tambah Carvalho.



Carvalho lalu menyinggung kalau Isaac beruntung karena ayahnya punya segenap fasilitas untuk membuat dirinya berkembang. Itu berbeda dengan sejumlah pemain lain seumurannya yang harus berjuang dari bawah karena keterbatasan finansial atau berasal dari keluarga kurang beruntung.

"Saya bertemu dengan anak yang baik. Perbedaannya adalah dia tidak perlu bekerja untuk mendapatkan uang di tingkat yang lebih tinggi. Saya bertemu banyak pesepakbola dan mereka yang benar-benar menginginkannya adalah mereka yang bertarung," ungkap Carvalho.

Matheus Palmerio, yang merupakan rekan setim Isaac di Academica, mengatakan tidak tahu apakah striker itu akan kembali ke Portugal. "Isaac tinggal di rumah kami selama beberapa bulan. Dia disambut baik," kata Palmerio.

"Pada Januari dia mengucapkan selamat tinggal kepada kami. Dia mengatakan dia akan menghabiskan akhir pekan di Prancis bersama keluarganya dan tidak akan kembali. Sejujurnya, saya bahkan tidak tahu apakah dia akan kembali atau tidak," tambah Pamerio.

Isaac sebenarnya memulai karier di Akademi Chelsea sebelum bergabung dengan klub Prancis, Guingamp. Dia gagal membuat penampilan tim utama untuk kedua klub tersebut. Sejak itu, kariernya terus merosot dengan hanya memperkuat klub-klub antah berantah.