Apa kelebihannya di mata Mischa Visser.
Matthij de Light akan segera kedatangan juniornya, seorang bek tangguh yang masih berusia 17 tahun. Pemain yang dimaksud adalah Dean Huijsen.

Sama-sama berasal dari Belanda, tapi Huijsen telah dianggap sebagai penerus De Light, baik di Juventus maupun di tim nasional De Oranje.
Keduanya sama-sama berambut pirang dan punya naluri bertahan yang luar biasa dengan ketenangan saat menguasai bola.

Huijsen, yang pernah memperkuat Malaga dan masuk dalam radar Real Madrid belum lama ini, mendapatkan kesempatan untuk ikut berlatih dengan tim senior Juventus.

Tepat sebelum ulang tahunnya ke-17 di awal April 2022, Massimiliano Allegri memberikannya kado spesial tersebut.

Pada Rabu (8/6/2022) mendatang, Belanda akan berusaha menjadi negara pertama dalam sejarah yang memenangkan tiga Kejuaraan Eropa U-17 berturut-turut.

De Oranje akan berhadapan dengan Prancis di Netanya, Israel, dengan sejumlah talenta top bersinar sepanjang dua minggu terakhir dalam perjalanan mereka ke final.

Pemain yang paling menonjol adalah Huijsen yang berposisi sebagai bek tengah, seorang pemain tinggi jangkung yang memiliki atribut fisik untuk mendominasi permainan di antara rekan-rekannya.

“Dean adalah pemain yang sangat serbaguna,” kata pelatih tim U17 Belanda, Mischa Visser, kepada TuttoJuve. “Meskipun menjadi bek tengah, dia sangat efektif dalam fase menyerang.”

"Di pertahanan, dia mampu mengambil posisi yang tepat dengan waktu yang tepat, dan ukuran fisiknya yang baik dalam memenangkan duel.”

Seperti yang dikatakan oleh Visser, mungkin yang membuat Huijsen menonjol dari bek papan atas lainnya adalah kemampuannya dalam menjaga area, apakah itu membawa bola ke sepertiga akhir lawan, atau saat menggagalkan peluang lawan di kotak penalti sendiri. 

Dia mencetak tujuh gol dalam 19 pertandingan di musim pertamanya di Juventus, dan telah menambah catatannya itu dengan dua gol lagi untuk tim nasional Belanda selama Euro U-17.

"Ketenangannya membuat saya terkesan, dia sepertinya tidak stres sama sekali. Dia pandai berkonsentrasi pada apa yang harus dia lakukan di lapangan, dia tidak terpengaruh oleh kecepatan permainan atau tekanan di tribune," timpalnya.

Bakat sepak bola Huijsen ternyata bisa dibilang sudah ada dalam darahnya, mengingat ayahnya, Donny, menikmati karir profesional yang singkat setelah datang melalui akademi Ajax sebagai mitra penyerang legendaris Patrick Kluivert.

Keluarga Huijsen pindah ke Marbella ketika Dean berusia lima tahun, dan dia segera bergabung dengan klub local, Costa Unida CF, sebelum dibina dan ditandatangani oleh Malaga lima tahun kemudian.



Secara teratur bermain dengan di atas kelompok usianya, Huijsen segera dianggap sebagai permata akademi tim Spanyol, dan berlatih dengan tim utama ketika dia baru berusia 15 tahun.

Saat musim panas 2021 mendekat, begitu pula beberapa klub paling terkemuka di Eropa, termasuk Real Madrid, Sevilla, dan setidaknya satu tim papan atas Liga Inggris.

Juve, yang dipimpin oleh Matteo Tognozzi, mampu meyakinkan remaja itu untuk pindah ke Italia dengan memberikan jalan menuju permainan profesional yang tidak akan memberikan tekanan yang tidak semestinya pada Huijsen, atau membuatnya menunggu lebih lama dari yang dibutuhkan.

Tentu saja tanda-tanda awalnya bagus, dengan Allegri dikatakan terkesan dengan apa yang dia lihat dari Huijsen selama hari-harinya berlatih bersama orang-orang seperti Leonardo Bonucci dan De Ligt, dan diharapkan dia akan ditawari kesempatan serupa lebih sering.

Namun, sebelum musim baru Serie A dimulai, Huijsen memiliki trofi internasional untuk dimenangkan pada hari Rabu mendatang.