Ada empat pemain dari Italia dan Norwegia.
Piala Dunia selalu menjadi ajang paling bergengsi di dunia sepakbola, di mana para pemain terbaik tampil membela timnas negaranya. Namun, pada Piala Dunia 2022, beberapa pemain terbaik harus menerima nasib tidak tampil di Qatar setelah gagal membawa negaranya lolos.

Tercatat sebanyak 32 tim yang akan tampil pada ajang Piala Dunia di Qatar, yang akan berlangsung pada 21 November. Dengan Kosta Rika menjadi tim terakhir memastikan tempat mereka di Piala Dunia 2022 dengan kemenangan 1-0 atas Selandia Baru di play-off pada Rabu (15/6/2022).

Banyak negara sepakbola yang memiliki pemain hebat gagal lolos ke Piala Dunia kali ini, termasuk juara empat kali Italia. Absennya membuat beberapa pemain terbaiknya tak bakal tampil di turnamen tersebut. Pada catatan itu, mari kita lihat starting XI pemain terbaik yang gagal tampil di Piala Dunia 2022.

GK: Jan Oblak (Slovenia)

Kiper Atletico Madrid ini menjadi salah satu kiper terhebat di era modern, namun kapten Slovenia itu bisa mengakhiri karirnya tanpa pernah tampil di turnamen besar internasional.

Timnas Slovenia tersingkir pada Kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022 setelah berada di urutan terakhir dalam grup saat tergabung bersama Kroasia, Rusia, dan Slovakia. Penampilan terakhir mereka di Piala Dunia terwujud pada 2010 di Afrika Selatan, namun Oblak belum tampil membela timnas negaranya.

RB: Vladimir Coufal (Republik Ceko)

Coufal menikmati musim impresif lainnya di West Ham, membantu The Hammers finis kedelapan di Liga Premier dan mencapai semifinal Liga Europa di bawah asuhan David Moyes.

Namun, dia dan rekan setimnya di West Ham, Tomas Soucek, tidak akan berada di Piala Dunia setelah Republik Ceko berada di urutan ketiga dalam grup kualifikasi mereka di bawah Belgia dan Wales, dan kemudian kalah 1-0 dari Swedia di semifinal play-off pada Maret.

Ceko, yang menjadi runner-up di Piala Dunia pada 1934 dan 1962 saat bersaing sebagai Cekoslowakia, kini telah gagal lolos ke turnamen pada empat kesempatan berturut-turut.

CB: Leonardo Bonucci (Italia)

Masih sulit untuk memahami bagaimana Italia gagal lolos ke Piala Dunia, atau kurang dari setahun setelah dinobatkan sebagai juara Eropa di Wembley.

Setelah finis kedua di grup kualifikasi mereka di belakang Swiss, tim asuhan Roberto Mancini mengalami kekalahan mengejutkan dari Makedonia Utara di babak play-off semifinal Piala Dunia. Akibatnya, sejumlah pemain legendaris Italia, termasuk Leonardo Bonucci gagal bermain di Piala Dunia 2022.

Setelah kekalahan dari Makedonia Utara, Bonucci mengecam format play-off: "Kami memainkan semuanya dalam satu pertandingan, ini adalah sistem yang tidak masuk akal. Sayangnya, begitulah yang terjadi, tetapi ini adalah keputusan yang gila," pungkas bek Juventus itu.



CB: David Alaba (Austria)

Musim panas lalu, bek Real Madrid Alaba menjadi kapten Austria ke babak sistem gugur Euro 2020 untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka di mana mereka kalah dari Italia yang akhirnya menjadi juara.

Tetapi, harapan untuk tampil berturut-turut di turnamen besar untuk Austria pupus ketika mereka kalah 2-1 dari Wales di semifinal play-off Piala Dunia pada Maret, setelah finis di urutan ke-4 dalam grup kualifikasi mereka di bawah Denmark, Skotlandia, dan Israel.

Austria terakhir kali lolos ke Piala Dunia pada 1998 dan turnamen 2026 di Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat kemungkinan akan menjadi kesempatan terakhir Alaba untuk tampil di turnamen paling bergengsi tersebut.

LB: Andy Robertson (Skotlandia)

Seperti Austria, Skotlandia terakhir lolos ke Piala Dunia Prancis 1998. Mereka nyaris mengakhiri penantian panjang kali ini, tetapi dikalahkan oleh Ukraina dalam play-off semifinal Piala Dunia yang tertunda bulan lalu. Bek Liverpool Andy Robertson meminta maaf atas penampilan Skotlandia yang tidak bersemangat dalam pertandingan yang penuh emosi di Hampden Park.

"Ini sangat mengecewakan karena kami sudah menunggu lama untuk pertandingan ini. Penampilan kami sebelumnya sangat bagus, tapi jujur (penampilan) kami tidak benar-benar muncul," kata Robertson.

Itu menjadi akhir musim yang mengecewakan bagi Robertson, setelah dia juga merasakan kekalahan di final Liga Champions melawan Real Madrid hanya beberapa hari ketika Manchester City memenangkan persaingan gelar gelar Liga Premier dengan Liverpool.