Kebenaran itu terkadang menyakitkan, pemirsa! Masih ingat?
Jakarta International Stadium (JIS) kembali bikin heboh. Kali ini, bukan terkait sepakbola, melainkan konser musik. Padahal, beberapa bulan lalu PSSI sudah memberikan masukan terkait stadion kandang Persija Jakarta ini. Tapi, mereka justru diserang dan dianggap terlalu politis.

Dalam beberapa hari terakhir, jagad dunia maya diramaikan curahan hati beberapa pengunjung konser Dewa 19 di JIS. Mayoritas mengeluh fasilitas penunjang yang tidak layak. Contoh, pintu keluar-masuk, area parkir, hingga akses jalan.

Apa yang dikeluhkan orang-orang sebenarnya sudah diungkapkan PSSI pada September 2022. Saat itu, ada permintaan agar timnas senior menggelar FIFA matchday melawan Curacao di JIS pada 27 September 2022 setelah Stadion Si Jalak Harupat pada 24 September 2022.

Namun, permintaan itu ditolak PSSI. Pasalnya, pada awal musim, PSSI juga menerima pengajuan dari Persija Jakarta untuk menjadikan JIS kandang di BRI liga 1 2022/2023. Tapi, setelah melakukan verifikasi, PSSI menolak permintaan Macan Kemayoran.

Berdasarkan hasil inspeksi Tim Infrastructure Safety and Security PSSI, JIS belum memenuhi kelayakan 100% infrastruktur sebuah stadion untuk menggelar pertandingan sepakbola yang melibatkan ribuan pengunjung. PSSI menyebut area drop off tim tidak ada. Lalu, sirkulasi aktivitas terkait pertandingan di outer perimeter menumpuk di barat utara dan berbahaya.

Ada lagi concourse timur belum dapat digunakan, perimeter tribune perlu pengkajian ulang, pagar perimeter di bawah concourse barat tidak kokoh, dan sarana prasarana pendukung seperti kantung parkir, transportasi umum, maupun jalan akses menuju stadion belum sesuai standar.

"Untuk menggelar sebuah pertandingan FIFA yang mengundang animo penonton sangat banyak, perlu dilakukan simulasi terkait jumlah penonton mulai dari 25%, 50%, 75%, 100% dari perhitungan maximum safety capacity," kata Sekjen PSSI, Yunus Nusi, di situs resmi PSSI ketika itu.





Yunus Nusi menambahkan, untuk ukuran JIS yang megah dengan daya tampung 80 ribu kursi, keberadaan tempat parkir yang hanya bisa menampung 800 kendaraan sangat riskan. Lalu, cara masuk stadion hanya satu pintu sehingga dikhawatirkan jika bersamaan keluar akan memakan waktu yang lama.

"Itu juga terkait dengan plafon (langit-langit) yang rendah karena bus tidak bisa masuk. Bisa jadi bus tim tamu dan tim tuan rumah berhenti di area umum, tidak di area sebagaimana mestinya yang sudah diatur. Nah kalau kita paksakan pasti akan menjadi catatan FIFA," ungkap Yunus Nusi.

Kendala lain adalah biaya sewa stadion yang tinggi. Konon, bisa mencapai Rp1 miliar. Itu membuat tim sekelas Persija Jakarta juga lebih memilih stadion di Bekasi (Patriot Candrabhaga). 

Sayangnya kebenaran yang diungkapkan PSSI justru menjadi bulan-bulanan warganet. Para pemuja JIS maupun buzzer Anies Baswedan ramai-ramai menyerang dan memojokkan PSSI. Ketika itu, mereka menilai PSSI telah bermain politik dan disusupi lawan politik mantan Gubernur DKI Jakarta itu. 

Kini, dengan keluhan pengunjung konser Dewa 19 yang viral, ini harus membuka mata semua orang bahwa sepakbola harus dijauhkan dari urusan politik.