Kejaiban ini diceritakan langsung sang pelatih, Mark Wotte.
Perjuangan pemain-pemain tim nasional Suriah U-20 untuk terbang ke Uzbekistan mengikuti Piala AFC U-20 2023 layak mendapatkan apresiasi. Pasalnya, banyak pemain jadi korban gempa, dengan satu di antaranya nyaris terkubur hidup-hidup dalam bangunan yang runtuh di Aleppo.

Jika Shin Tae-yong terhalang izin klub untuk mengumpulkan para pemain tim nasional Indonesia U-20 di pemusatan latihan (TC), hal yang jauh lebih berat dialami Mark Wotte bersama Suriah.

Pelatih asal Belanda itu harus "berkompromi" meliburkan pemainnyan selama satu pekan karena gampa bumi dahsyat. Pasalnya, pada Senin (6/2/2023), dunia berduka ketika gempa berkekuatan 7,8 magnitudo melanda daratan Turki dan Suriah, yang berpusat di Provinsi Osmaniye.

Akibat bencana alam itu, puluhan ribu orang meninggal dunia tertimbun bangunan, dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal. Itu termasuk dua personel klub Liga Super Turki, Hatayspor. Mereka adalah pesepakbola asal Ghana, Christian Atsu, dan direktur olahraga, Taner Savut.

Para pejabat setempat di Turki maupun Suriah menyebut gempa adalah yang terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah.

Akibat gempa luar biasa, dampaknya merembet ke mana-mana. Itu termasuk persiapan Suriah U-20 yang akan tampil di Piala AFC U-20 2023 melawan timnas U-20 Indonesia, Uzbekistan, dan Irak.

Menurut Mark Wotte, gempa bumi itu telah menyebabkan hanya ada 14 pemain yang bergabung ke skuad Suriah U-20 yang datang saat TC mulai digelar pada Selasa (14/2/2023). Pelatih asal Belanda itu tidak marah dan bisa memahami kondisinya. Dia juga memulai TC dengan pemain seadanya untuk memberi libur sepekan.



Bagi Mark Wotte, yang jauh lebih mengharukan adalah seluruh pemain dan staf dinyatakan selamat. Hanya saja mereka membutuhkan waktu untuk siap secara mental.

"Banyak staf pelatih dan pemain saya berasal dari kota-kota yang terkena dampak lebih parah seperti Aleppo, Latakia, dan Homs. Terkadang, hingga separuh bangunan runtuh di sana," kata Mark Wotte di akun Youtube resmi Asosiasi Sepakbola Suriah, Syrian FA.

Tidak hanya itu, pria yang sempat menukangi Southampton di Liga Premier juga menceritakan sebuah kisah heroik dan dramatis. Tanpa menyebut nama, dia menyebut ada salah satu strikernya yang nyaris menjadi korban bangunan yang runtuh.

"Salah satu striker saya lolos dari maut di Aleppo. Ketika itu, dia berlari skencang-kencangnya keluar saat bangunan tempat tinggalnya runtuh. Mereka (korban) seperti pergi dari surga ke neraka," kata Mark Wotte.

Kini, Mark Wotte ingin para pemainnya tampil di Piala AFC U-20 2023 dengan semangat untuk memberikan kado terbaik bagi para korban gempa. "Sekarang, mereka (pemain) jauh lebih siap. Mereka akan pergi ke turnamen dengan langkah pasti," pungkas Mark Wotte.