Kompetisi pramusim bertajuk Piala Menpora 2021 juga akan dimeriahkan sejumlah pemain blasteran. Ada anak Anthony Jomah Ballah dan anak Gomez de Oliveira.
Selain pemain lokal dan pesepakbola impor, kompetisi pramusim bertajuk Piala Menpora 2021 juga akan dimeriahkan sejumlah pemain blasteran. Mereka adalah pesepakbola muda yang memiliki darah Indonesia dan asing.

Sebagai negara yang terbuka, Indonesia dikunjungi banyak orang dari seluruh dunia. Beberapa bahkan bekerja dan harus menetap untuk waktu lama. Kemudian, mereka menikah dengan orang-orang Indonesia untuk selanjutnya melahirkan anak yang memiliki kemampuan sepakbola.

Beberapa pesepakbola keturunan asing itu musim ini mulai unjuk keterampilan di Liga Indonesia. Mereka akan mengawalinya dari Piala Menpora sebagai kompetisi uji coba penerapan protokol kesehatan Covid-19. Jika sukses, pemain-pemain ini berpotensi menjadi tulang punggung tim nasional Indonesia di masa depan.

Berikut ini 8 pemain blasteran Indonesia yang akan ikut menyemarakkan Piala Menpora 2021:


1. Ezra Walian (Persib, Belanda)



Ezra Walian bukan sosok asing di sepakbola Indonesia. Jebolan Jong Ajax itu sempat tampil di SEA Games 2017 saat timnas U-23 dilatih Luis Milla. Setelah meninggalkan Belanda karena karier yang kurang bagus, pemuda keturunan Manado itu bergabung dengan PSM Makassar. Musim ini, Walian memastikan membela Persib Bandung. Dia akan mengenakan nomor punggung 30.


2. Flavio Cameron Sigah (Persita, Kamerun)



Flavio Cameron Sigah mengawali karier di sepakbola profesional Indonesia dengan bergabung ke Persebaya U-19 di Elite Pro Academy Liga 1. Flavio adalah pemain muda keturunan Kamerun, yang lahir di Jakarta, 2 Februari 2002. Ayahnya dari Kamerun dan ibunya asli Indonesia yang berasal dari Medan. 

Berposisi sebagai gelandang, Flavio menimba ilmu di ASIOP Apacinti Jakarta. Bakatnya ditemukan oleh mantan asisten pelatih Persebaya, Esteban Busto. Sebelumnya, saat masih bersekolah di SMP 161 Jakarta, Flavio sempat membela SSB Rajawali dan tampil pada kompetisi junior yang diselenggarakan sebuah media nasional di Jakarta pada 2016.

Sempat berlatih mandiri dan tanpa klub akibat pandemi Covid-19, Flavio musim ini menjalani seleksi di Persita Tengerang. Dia lolos seleksi dan akan membela Pendekar Cisadane di Piala Menpora dan Liga 1 2021.


3. Altalariq Erfa Aqsal Ballah (Persita, Liberia)



Masih ingat Anthony Jomah Ballah? Gelandang asal Liberia itu sempat menjadi pemain yang disegani di sejumlah klub Liga Indonesia seperti PSM Makassar, Gelora Dewata, PSIS Semarang, Persita Tangerang, Arema, Persebaya Surabaya, PSIR Rembang, hingga Persitema Temanggung.

Menikah dengan wanita Indonesia, Ballah memutuskan tidak kembali ke Liberia setelah gantung sepatu. Dia menetap di Bandung untuk fokus membesarkan putranya, Altalariq Erfa Aqsal Ballah, yang sebentar lagi akan mengikuti jejaknya menjadi pemain profesional di kompetisi Indonesia.

Altalariq memulai karier dengan memperkuat skuad muda Persib Bandung di Elite Pro Academy Liga 1. Berhubung skuad utama Maung Bandung dipenuhi pemain bintang, Altalariq memilih pergi ke Persita untuk bermain di Piala Menpora dan Liga 1 2021.


4. Kevin Gomes de Oliveira (Persita, Brasil)

Kevin Gomes de Oliveira adalah putra Pelatih PSMS Medan asal Brasil, Gomes de Oliveira. Memiliki ibu asal Indonesia, Kevin memilih menjadi WNI dan berkarier di Liga Indonesia. Dia mengawali musim debut di Liga 1 bersama Kalteng Putra ketika sang ayah melatih di Palangkaraya.

Setelah Kalteng Putra turun kasta, Kevin menyeberang ke Borneo FC. Sayang, kompetisi dihentikan dan dia tidak bisa berbuat apa-apa. Ketika sepakbola kembali diizinkan, Kevin sudah berganti seragam Persita Tengerang. Dia akan bermain untuk Pendekar Cisadane di Piala Menpora dan Liga 1 2021 sebagai bek kiri, bek tengah, atau gelandang bertahan.


5. Nyoman Paul Fernando Aro (Barito Putera, Finlandia-Swedia)



Nyoman Paul Fernando Aro memiliki sejarah hidup yang unik sebagai orang Indonesia keturunan asing. Lahir di Jakarta, 23 Juni 2001, Aro menghabiskan hidupnya sebagai kanak-kanak dan remaja di Bali. Lalu, di menetap di Swedia, tapi memiliki paspor Finlandia dan KTP Indonesia.

Aro dan ayahnya meninggalkan Indonesia pada 2016 untuk menetap di Swedia. Di Negeri Skandinavia, Aro belajar sepakbola ketika ayahnya, yang asli Swedia dan lahir di Finlandia, bekerja di sebuah perusahaan multinasional. Aro bergabung dengan klub lokal, Skovde U-19, di kompetisi junior kasta kedua.

Tapi, sebagai orang Indonesia, Aro memutuskan pulang ke kampung halaman ibunya untuk memulai karier sepakbola. Setelah menjalani seleksi dengan sejumlah klub Liga 1, Aro akhirnya diterima Barito Putera dan direncanakan bermain di Piala Menpora.


6. Ronaldo Kwateh (Madura United, Liberia)



Ronaldo Kwateh adalah anak mantan penyerang PSIM Yogyakarta dan Persiba Bantul, Roberto Kwateh, dengan wanita asal Yogyakarta, Citra Kusumawati. Tahun lalu, sebelum pandemi Covid-19, Ronaldo dipanggil Bima Sakti untuk memperkuat timnas U-16. Bima tertarik setelah Ronaldo tampil bagus untuk Persib Bandung U-16 di Elite Pro Academy Liga 1.

Meski di usia yang masih sangat muda, Ronaldo direncanakan membela Madura United di Piala Menpora. Jika tampil bagus, tiket ke Liga 1 akan dikantongi. Jika gagal, Ronaldo hanya akan diaminkan di Liga 1 U-20.


7. Seiya da Costa Lay (Arema, Jepang)

Seiya da Costa Lay bergabung dengan Akademi Arema sejak tahun lalu. Pemuda keturunan Jepang, Indonesia, Portugis, dan China itu diberi kesempatan untuk bermain di Piala Menpora bersama skuad senior setelah menunjukkan performa bagus bersama Arema U-20.

Seiya berposisi sebagai bek tengah, yang bisa berperan sebagai gelandang bertahan. Dia memegang paspor Indonesia. Tapi, lahir dan besar di Negeri Sakura, tepatnya di Hiroshima. Saat masih tinggal di Jepang, Seiya beberapa kali menyempatkan diri datang ke Indonesia hanya untuk menyaksikan pertandingan Singo Edan. Dia akhirnya memutuskan bergabung dengan Akademi Arema.
 

8. Meru Kimura (Persebaya, Jepang)



Meru Kimura adalah jempolan Elite Pro Academy Liga 1 milik Bali United asuhan I Made Pasek Wijaya dan I Gde Mahatmadarma. Pemuda berpostur 184 cm tersebut merupakan putra pasangan Jepang-Indonesia yang sejak lama menetap di Pulau Dewata, khususnya Denpasar. 

Kimura awalnya bermain sebagai winger dengan kemampuan umpan yang bagus. Tapi, karena memiliki postur tinggi, pelatih di Bali United U-18 mengubah posisi Kimura menjadi bek tengah.

Sayang, Bali United memiliki stok pemain yang melimpah dengan level bintang. Karena itu, pada Piala Menpora, Kimura mencoba menjalani peruntungan dengan Persebaya Surabaya. Dia sedang menjalani trial untuk mencoba meyakinkan Aji Santoso.