Pepatah mengatakan nama adalah doa. Ketika orang tua memberi nama anaknya, pasti ada harapan dan cita-cita besar.
Pepatah mengatakan nama adalah doa. Ketika orang tua memberi nama anaknya, pasti ada harapan dan cita-cita besar. Karena itu, sejumlah nama pemain Indonesia terkini terinspirasi dari pesepakbola top dunia.

Piala Menpora 2021 sudah berlangsung satu pekan. Minus Persipura Jayapura yang mengundurkan diri, ajang pramusim sebagai persiapan menuju Liga 1 2021 tersebut memunculkan sejumlah pertandingan menarik. Tim-tim kecil mampu mengimbangi klub besar. Sementara tim besar, kesulitan mengalahkan klub kecil.

Beberapa pemain lokal juga mampu menunjukkan performa terbaik untuk klub yang diperkuatnya. Ada yang menjadi peencetak gol jempolan. Ada yang memberi umpan brilian. Ada yang menjadi benteng kokoh di pertahanan. Ada yang bertindak sebagai kiper yang sulit ditembus.

Selain itu, ada fakta menarik tentang nama-nama sejumlah pemain lokal yang tampil. Ada sejumlah pesepakbola yang namanya terinspirasi dari pemain terkenal dunia masa lalu maupun masa kini. Ada yang pemberian orang tua. Tapi, beberapa lainnya merupakan nama panggung yang didapat di lapangan dan sudah menjadi merek dagang.

Tanpa keberadaan Sutan Diego Armando Ondriano Zico yang tidak masuk skuad Persija, Gian Zola Nasrulloh Nugraha (Persib) yang cedera, atau Gianluca Pagliuca Rossy yang sudah pindah ke Muba Babel United di Liga 2; berikut ini 11 pemain lokal lain yang namanya diambil dari pemain internasional:


1. Assanur Rijal Torres (Persiraja)

Penyerang Persijara Banda Aceh yang mencuri perhatian dengan hattrick ke gawang Persita Tangerang itu memiliki nama asli Assanur Rijal. Tapi, orang-orang memanggilnya Torres. Dia juga menggunakan nama @rijal_torres di akun media sosial Instagram miliknya, yang diikuti sekitar 10.700 orang. 

Lalu, darimana nama tersebut? Itu bukan karena wajahnya atau posturnya yang mirip Fernando Torres, melainkan sesuatu yang tidak disengaja. Dulu ketika sedang menjalani seleksi untuk masuk SSB, Rijal mengenakan jersey Liverpool milik El Nino. Pelatihnya tidak tahu nama Rijal sehingga memanggilnya Torres sesuai jersey yang dikenakan.

Rijal merupakan mantan pemain Aceh United. Saat itu, dia membantu klub yang sudah bubar tersebut promosi ke Liga 2 2018 dan terpilih sebagai pemain terbaik Liga 3 2017. Pada 2019, dia berseragam Persiraja di Liga 2 2019. Dia menjadi pencetak gol terbanyak di klub dan membantu Persiraja  promosi ke Liga 1.


2. Ronaldo Kwateh (Madura United)

Blasteran Liberia-Indonesia, Ronaldo Kwateh adalah anak Roberto Kwateh. Dipanggil Aldo, nama penyerang muda Madura United tersebut terinspirasi dari Ronaldo Luis Nazario de Lima. Legenda Brasil itu memang menjadi pemain favorit dan role model ayahnya ketika aktif di lapangan.


3. Beckham Putra Nugraha Nasrulloh (Persib)



Beckham Putra Nugraha Nasrulloh dan Gian Zola Nasrulloh Nugraha lahir dari ibu yang sama. Ayah mereka memang menggilai sepakbola sehingga mengambil nama David Beckham dan Gianfranco Zola untuk menamai kedua anaknya. Doa sang ayah terkabul karena Beckham serta Zola kini menjadi pemain profesional di Persib dan anggota tim nasional Indonesia junior.

Sayang, untuk Piala Menpora kali ini, hanya Beckham yang bisa bermain membela Maung Bandung. Zola harus absen karena sedang menjalani pemulihan cedera yang cukup serius.

Saat kompetisi jeda beberapa waktu lalu, Zola mengalami musibah ketika menjaga kebugaran dengan berolahraga bulutangkis. Jempol kakinya terluka parah. Kala itu, Zola yang hendak mengambil handuk untuk mandi, terperosok ke ruang pompa air. Kakinya tertimpa tumpukan keramik hingga robek. Zola langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.


4. Gianluca Pandeynuwu (Borneo FC)



Untuk musim ketujuh secara beruntun, Gianluca Pandeynuwu akan tetap menjadi penjaga gawang Borneo FC. Setelah kepergian Muhammad Ridho dan Nadeo Argawinata, kiper asal Tomohon, Sulawesi Utara tersebut sekarang menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang.

"Borneo FC Samarinda secara resmi mengumumkan perpanjangan kontrak penjaga gawang utama musim lalu, Gianluca Pandeynuwu. Untuk menghadapi kompetisi musim 2021," bunyi pernyataan manajemen Borneo di situs resmi klub beberapa waktu lalu.

Dari namanya, sangat jelas berasal dari Gianluca Pagliuca, kiper legendaris Italia. Tentu saja, orang tua Pandeynuwu berharap anaknya memiliki ketangguhan dan prestasi seperti Pagliuca.


5. Vava Mario Yagalo (Persik) 

Sebelum menjadi bek, Vava Mario Yagalo adalah penyerang. Pemuda kelahiran Kediri 21 April 1993 itu kini kembali ke Persik Kediri setelah membela beberapa klub Liga 1 seperti Bhayangkara FC, Persija, hingga TIRA-Persikabo. Dari namanya, bisa dipastikan ayah Vava menggemari Mario Zagallo, pemain sekaligus pelatih juara Piala Dunia asal Brasil.


6. Mohammad Jordan Zamorano (Persik)



Komitmen Persik Kediri untuk memunculkan pemain-pemain muda tidak perlu diragukan. Untuk Piala Menpora dan Liga 1 2021, Macan Putih memastikan akan tampil dengan banyak debutan. Salah satu contohnya, Mohammad Jordan Zamorano.

Beposisi sebagai gelandang, Jordan menyandang nama striker legendaris Chile, Real Madrid, dan Inter Milan, Ivan Zamorano. Bagi penggemar sepakbola pada dekade 1990-an hingga 2000-an, Zamorano adalah hantu kotak penalti paling menakutkan. Dia punya ciri khas nomor punggung 1+8. 


7. Aldo Claudio (Persik)

Sebelum bergabung dengan Persik Kediri, Aldo Claudio punya noda hitam yang tidak termaafkan. Saat menjadi kapten Persiwa di Liga 2 2018, dia adalah pemain yang memukul wasit Abdul Razak ketika melawan Persegres Gresik di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, 15 September 2018. Saat itu, PSSI menghukum Aldo larangan bermain sepakbola seumur hidup.

Meski dijatuhi hukuman maksimal, entah mengapa Aldo bisa didaftarkan Macan Putih untuk Piala Menpora 2021. Hanya saja pada pertandingan melawan Persebaya Surabaya, 23 Maret 2021, Aldo belum dimainkan. Selain itu, status Aldo masih pemain trial sehingga secara resmi belum mengikat kontrak dengan Macan Putih.

Terlepas dari masalah tersebut, nama bek tengah asal Padang tersebut cukup mendunia. Kemungkinan berasal dari Claudio Lopez atau Claudio Caniggia, dua mantan striker Argentina. Bisa juga Claudio Pizzaro (Peru), Claudio Marchisio (Italia), Claudio Bravo (Chile), Claudio Reyna (Amerika Serikat), atau Claudio Ranieri.


8. Sheva Mendieta Firmansyah (Persela)

Andriy Shevchenko dan Gaizka Mendieta menjadi gabungan nama kiper muda Persela Lamongan, Sheva Mendieta Firmansyah. Shevchenko, yang biasa disapa Sheva, merupakan penyerang legendaris AC Milan yang kini melatih Ukraina. Sementara Mendieta adalah mantan gelandang Spanyol yang sukses bersama Valencia dan sempat membela Lazio.


9. Mario Jardel (Persib)



Pada 1990-an hingga 2000-an Mario Jardel adalah penyerang yang bersinar bersama FC Porto dan Sporting Lisbon di Portugal. Tapi, dia kurang beruntung bersama Brasil lantaran keberadaan pemain-pemain berstatus megabintang seperti Ronaldo, Ronaldinho, dan Rivaldo.

Tapi, Mario Jardel yang ini adalah bek. Dia berasal dari sistem pembinaan pemain junior Persib Bandung layaknya Febri Hariyadi, Beckham, maupun Zola. Beda dengan ketiganya yang sudah berstatus pemain inti, Mario masih harus berusaha keras untuk meyakinkan Robert Alberts agar bisa masuk starting line-up reguler.


10. Mukhlis Nakata (Persiraja)



Nama asli kapten Persiraja Banda Aceh ini hanya "Mukhlis". Tapi, mendapatkan nama belakang "Nakata" karena sepak terjangnya di lapangan. Ketika masih amatir dan bermain di kompetisi tarkam, Mukhlis sering mencetak gol dari jarak jauh. Setelah gol lahir, penonton berteriak-teriak Nakata! Nakata! Nakata!

Konon, wajah Mukhlis mirip gelandang legendaris Jepang, Hidetoshi Nakata. Benarkah? Silakan cek sendiri di Instagram @muklisnakata.


11. Sandy Abelia Tacchinardi (Barito Putera)

Dalam beberapa tahun terakhir, Barito Putera mempromosikan cukup banyak pemain muda dalam skuad senior. Salah satunya gelandang berusia 20 tahun, Sandy Abelia Tacchinardi. Dia adalah pahlawan Barito U-20 saat menjadi runner-up Liga 1 U-20 2019.

Sandy belum sempat unjuk gigi di Liga 1 2020 lantaran kompetisi harus dihentikan. Kesempatan itu baru bisa didapatkan musim ini. "Alhamdulillah saya bersyukur bisa gabung dan berlatih di tim senior. Saya bangga bisa berlatih bersama senior-senior yang berpengalaman," ujar Sandy di situs resmi Laskar Antasari.

Dari namanya, pemain asal Bekasi terinspirasi dari gelandang Italia yang bersinar dengan Juventus, Alessio Tacchinardi. Pria yang kini melatih Fano di Serie C itu bermain di Turin pada 1994-2007 dengan torehan 6 gelar Serie A dan 1 Liga Champions.