Kawannya pernah hampir mencetak gol. Di garis gawang, bola malah dia buang.
Eric Maxim Choupo-Moting punya perjalanan karier sepakbola yang unik. Meski tidak seekstrim Michael Ballack yang kerap gagal di final, pemain Kamerun-Jerman itu termasuk punya riwayat kurang bersahabat dengan dewi fortuna. Ini buktinya!

Choupo-Moting lahir di Hamburg, 23 Maret 1989, dari seorang ibu Jerman dan ayah Kamerun. Menyukai sepakbola sejak kecil, dia bermain di tim anak-anak dan remaja di Teutonia 05, Altona 93, serta St.Pauli sebelum bergabung dengan Akademi Hamburg SV pada  2004.

Setelah lulus dari akademi, Choupo-Moting bermain sepakbola semiprofesional dengan Hamburg SV II di Regionalliga Nord (Divisi IV) sebelum masuk ke tim utama pada awal musim 2006/2007.

Berposisi sebagai penyerang, Choupo-Moting sempat menghabiskan musim 2009/2010 dengan status pinjaman di FC Nuernberg dan pada musim panas 2011 bergabung dengan Mainz 05. Di sana, Choupo-Moting menunjukkan kematangan sebagai pemain muda berbakat.

Tiga musim bersama Mainz, Choupo-Moting pindah ke Schalke 04 pada Agustus 2014. Di sana dia menjadi pemain reguler dan membuat lebih dari 100 penampilan, sebelum bergabung dengan klub Liga Premier, Stoke City, pada musim panas 2017.

Setelah Stoke terdegradasi ke Championship Division, Choupo-Moting memutuskan untuk pindah ke klub Ligue 1, Paris Saint-Germain (PSG), dengan kontrak 2 tahun pada Agustus 2018. Setelah kontraknya dengan Les Parisiens berakhir, Choupo-Moting kembali ke Jerman untuk membela Bayern Muenchen sejak Oktober 2020 dengan status bebas transfer.

Meski berbakat, Choupo-Moting masuk kategori pemain yang sering mengalami kesialan. Berikut ini 5 kejadian yang menunjukkan, pemain berpostur 191 cm tersebut memang apes:

1. Diprotes kewarganegaraannya saat melawan Tunisia

Choupo-Moting memiliki paspor Jerman dan mewakili negara kelahirannya dan negara ibunya pada kualifikasi Euro U-19 2008 dan pada kualifikasi Euro U-21 2011. Tapi, karena ayahnya orang Kamerun, dia mendapatkan panggilan FECAFOOT untuk level senior.

Pada 11 Mei 2010, Choupo-Moting mendapatkan panggilan pertama untuk skuad senior Kamerun. Dia mewakili negara asal ayahnya di Piala Dunia 2010 dan Piala Dunia 2014. Tapi, pada 3 Januari 2017, dia mengumumkan tidak akan bermain di Piala Afrika 2017.

Uniknya, pada 2013 saat putaran III kualifikasi Piala Dunia 2014 Zona Afrika dilaksanakan, paspor Choupo-Moting diprotes Tunisia. Mereka mempermasalahkan catatan nama Choupo-Moting yang ada di Asosiasi Sepakbola Jerman (DFB) untuk beberapa pertandingan timnas junior.

"Sehubungan dengan protes yang diajukan sehubungan dengan kelayakan Choupo-Moting mewakili Kamerun, FIFA telah mengkomunikasikan kepada Asosiasi Sepakbola Tunisia bahwa tidak ada pelanggaran peraturan FIFA yang telah dilakukan oleh Asosiasi Sepakbola Kamerun," kata juru bicara FIFA  kepada BBC Sport saat itu.

2. Nyaris bikin PSG gagal menjuarai Ligue 1 2018/2019

Choupo-Moting meminta maaf atas salah satu kesalahan terburuk dalam sejarah sepakbola Prancis saat PSG menyia-nyiakan kesempatan untuk merebut gelar Ligue 1 ketika melawan Strasbourg, 7 April 2019. Itu karena tendangan Christopher Nkunku, yang jika dibiarkan akan masuk ke gawang, justru disontek Choupo-Moting. Bukannya gol, bola keluar gawang.

"Saya bertanya-tanya apakah saya off side dan semuanya terjadi dengan sangat cepat. Saya menyentuh bola, membentur tiang dan, yah, sungguh memalukan karena bola gagal masuk. Maaf tentang itu," kata Choupo-Moting kepada Canal +.



Kejadian itu hanya berselang beberapa hari setelah disingkirkan Manchester United dari babak 16 besar Liga Champions. Lebih sial lagi karena setelah skor imbang 2-2 dengan Strasbourg, PSG justru dikalahkan Lille dan Nantes.

Sedikit beruntung bagi Choupo-Moting karena pada akhirnya PSG menjuarai kompetisi kasta tertinggi Prancis itu tanpa perlu bertanding pada 21 April 2019 setelah Lille bermain imbang tanpa gol dengan Toulouse. Bayangkan jika PSG gagal menjuarai Ligue 1 musim itu?

3. Kalah di final Liga Champions 2019/2020

Pada 12 Agustus 2020, Choupo-Moting mencetak gol di menit ketiga waktu tambahan melawan Atalanta Bergamo pada perempat final Liga Champions. Hasil itu mengirimkan PSG ke semifinal kompetisi elite tersebut untuk pertama kalinya dalam 25 tahun.

Setelah melewati semifinal yang relatif ringan melawan RB Leipzig, PSG akhirnya menembus pertandingan puncak Liga Champions. Lawan yang akan dihadapi adalah klub raksasa dan tim terbaik di Jerman, Bayern Muenchen.

Di final, keinginan Choupo-Moting masuk starting line-up tidak terwujud. Statusnya sebagai orang kelahiran Jerman dianggap tidak akan banyak membantu. Akibatnya, dia baru masuk lapangan pada menit 80 menggantikan Angel di Maria. Saat Choupo-Moting masuk, PSG tertinggal 0-1 melalui Kingsley Coman.

Dengan 10 menit tersisa, dewi fortuna tidak bersama Choupo-Moting. Peluang terakhir pertandingan datang di menit akhir, ketika Kylian Mbappe berlari ke kiri-dalam dan mengoper ke Neymar di sisi kiri kotak penalti Bayern, yang berbelok tajam dan melebar ke tiang jauh. Choupo-Moting yang tinggal menjulurkan kakinya gagal menyentuh bola langsung di depan gawang.

4. Gagal bela timnas karena salah kirim email

Asosiasi Sepakbola Federasi (FECAFOOT) melakukan kesalahan fatal yang terkesan konyol saat mengirim email panggilan untuk Choupo-Moting, bulan lalu. Surat elektronik yang seharusnya dikirimkan ke manajemen Bayern justru nyasar. Ke mana? Ke email FECAFOOT sendiri!

Pemain berusia 31 tahun tersebut ternyata juga tidak sadar jika menerima panggilan dari negaranya. Lalu, FECAFOOT melakukan konfirmasi langsung dengan menghubungi ayah Choupo-Moting untuk menanyakan situasi sang penyerang tentang undangan yang sudah dikirimkan.

"Mereka (FECAFOOT) menghubungi saya untuk membicarakan apa yang terjadi. Mereka menyatakan bahwa ada masalah dengan undangan yang mereka kirimkan untuk Maxim. Lalu, saya menghubungi Bayern. Mereka mengatakan tidak ada surat panggilan dari Kamerun," kata Camille Just Moting, dilansir BBC Sport.

"Saya kemudian mengetahui bahwa FECAFOOT meminta maaf kepada Bayern karena gagal mengirimkan panggilan pemain. Ternyata, undangan tersebut mereka kirimkan ke email yang salah dan baru menyadarinya pada Senin. Ini tidak profesional. Maxim siap datang dan bermain untuk timnas," tambah Moting.

Berhubung telepon itu terlambat dan surat panggilan ulang juga tidak memungkinkan, maka dengan berat hati Choupo-Moting harus absen melawan Cape Verde dan Rwanda. Padahal, Pelatih Kamerun, Toni Conceicao, sudah menyiapkan satu tempat bagi Choupo-Moting  di lini depan.

5. Perempat final Liga Champions 2020/2021

Apakah ini yang benar-benar dinamakan apes? Musim lalu, Choupo-Moting membela PSG. Dia tampil 10 menit di final Liga Champions melawan Bayern. PSG kalah dan Bayern juara.

Musim ini, Choupo-Moting bermain untuk Bayern. Secara tidak terduga, FC Hollywood harus bertemu Les Parisiens di perempat final. Pada leg pertama di Allianz Arena, Bayern menyerah 2-3. Sedangkan pada leg kedua di Parc des Princes, Bayern menang 1-0. Dengan agregat 3-3, PSG melaju ke semifinal dalam mekanisme keuntungan gol tandang.

Yang membuat Choupo-Moting sangat sedih adalah, pada pertandingan pertama ikut mencetak gol. Begitu pula pada pertemuan kedua.