Tolak LGBTQ, Mantan Pemain Timnas Mesir Ini Dikritik Habis-habisan
Ia gunakan dalil kitab suci untuk menjelaskan...
Liga Premier benar-benar menunjukkan dukungannya terhadap komunitas LGBTQ, hal itu tampak jelas dari beberapa postingan dan pernyataan resmi langsung klub-klub. Mereka menganggap dunia yang lebih beragam dan berwarna adalah dunia yang harus menerima semua.
Liga Premier juga kerapkali mengusung kampanye tentang gerakan tersebut, terbaru Rainbow Laces pada 27 November hingga 2 Desember. Dimana dalam jersey klub, dikenakan pita pelangi dan ban lengan kapten pelangi sebagai simbol LGBTQ.
Dan seorang mantan pemain timnas Mesir, Mohamed Aboutrika, yang saat ini bekerja sebagai komentator sepak bola di beIN Sports, mencoba untuk melawan arus.
Dimana saat ia bertugas menyajikan duel Chelsea melawan Manchester United, Minggu (28/11/2021) lalu, Aboutrika mengutarakan pendapatnya tentang LGBTQ. Ia tak segan untuk mendorong para pemain untuk memboikot kampanye Rainbow Laces yang sedang berlangsung.
Pria berusia 43 tahun itu menyatakan bahwa LGBTQ adalah ideologi yang berbahaya dan membahayakan. Aboutrika juga menyebut LGBTQ sangat bertentangan dengan kemanusiaan.
"Peran kami adalah untuk menghadapi fenomena ini, homoseksualitas, karena itu adalah ideologi yang berbahaya dan menjadi jahat dan orang-orang tidak malu lagi," tutur Aboutrika.
Ia juga tak segan memberi penguat pendapatnya, dengan mengutip kitab suci.
"Allah berfirman dalam Al-Qur'an bahwa kita harus menghormati anak-anak Adam tetapi dengan melakukan homoseksualitas ini kita tidak menghormati manusia, kita justru mempermalukan mereka." tambahnya.
Pernyataan tersebut tentu menimbulkan pro dan kontra, berbagai reaksi muncul di media sosial. Bahkan FARE (Football Against Racism in Europe) organisasi anti-diskriminasi dalam sepak bola, ikut menyayangkan hal tersebut.
"Sangat mengecewakan melihat legenda Mesir, Mohamed Aboutrika, menolak kampanye Rainbow Laces Liga Premier dan menggunakan posisi teologis untuk melakukannya," tulis pernyataan Fare di akun Twitter.
Menurut laporan dari The Athletic, pihak beIN Sports sendiri sedang meninjau rekaman dan komentar selanjutnya yang dibuat oleh Aboutrika, untuk menempatkan konteks bicaranya.
"Kami dengan sepenuh hati tidak setuju dengan pandangan Aboutrika. Liga Premier dan klubnya berkomitmen untuk mendukung LGBTQ dan memperjelas bahwa sepak bola adalah untuk semua orang," komentar yang lain.
Bagaimana pendapat Anda tentang hal ini? Berikan komentar pada kolom yang tersedia.
Liga Premier juga kerapkali mengusung kampanye tentang gerakan tersebut, terbaru Rainbow Laces pada 27 November hingga 2 Desember. Dimana dalam jersey klub, dikenakan pita pelangi dan ban lengan kapten pelangi sebagai simbol LGBTQ.
Dan seorang mantan pemain timnas Mesir, Mohamed Aboutrika, yang saat ini bekerja sebagai komentator sepak bola di beIN Sports, mencoba untuk melawan arus.
Dimana saat ia bertugas menyajikan duel Chelsea melawan Manchester United, Minggu (28/11/2021) lalu, Aboutrika mengutarakan pendapatnya tentang LGBTQ. Ia tak segan untuk mendorong para pemain untuk memboikot kampanye Rainbow Laces yang sedang berlangsung.
Pria berusia 43 tahun itu menyatakan bahwa LGBTQ adalah ideologi yang berbahaya dan membahayakan. Aboutrika juga menyebut LGBTQ sangat bertentangan dengan kemanusiaan.
Recent comments from ?? Mohamed Aboutrika (43) has gained a lot of popularity from many top websites across the world.
Some are calling for the sack of the Al Ahly legend from @beINSPORTS ?#Aboutrika I #beINSPORTS pic.twitter.com/IZJh3QqotaBaca juga : Prediksi dan Analisis Pertandingan Bologna vs Parma | 4 Desember 2025
— ????? ??? ✪ (@MickyJnr__) November 30, 2021
"Peran kami adalah untuk menghadapi fenomena ini, homoseksualitas, karena itu adalah ideologi yang berbahaya dan menjadi jahat dan orang-orang tidak malu lagi," tutur Aboutrika.
Ia juga tak segan memberi penguat pendapatnya, dengan mengutip kitab suci.
"Allah berfirman dalam Al-Qur'an bahwa kita harus menghormati anak-anak Adam tetapi dengan melakukan homoseksualitas ini kita tidak menghormati manusia, kita justru mempermalukan mereka." tambahnya.
Pernyataan tersebut tentu menimbulkan pro dan kontra, berbagai reaksi muncul di media sosial. Bahkan FARE (Football Against Racism in Europe) organisasi anti-diskriminasi dalam sepak bola, ikut menyayangkan hal tersebut.
"Sangat mengecewakan melihat legenda Mesir, Mohamed Aboutrika, menolak kampanye Rainbow Laces Liga Premier dan menggunakan posisi teologis untuk melakukannya," tulis pernyataan Fare di akun Twitter.
So disappointing to see Egyptian legend Mohamed Aboutrika dismissing the @premierleague #RainbowLace? campaign and using theological positions to do so.
— Fare (@farenet) November 30, 2021
No challenge from @beINSPORTS_EN he was given space to deny the rights and existence of a community.pic.twitter.com/rrKV7PAJQz
Menurut laporan dari The Athletic, pihak beIN Sports sendiri sedang meninjau rekaman dan komentar selanjutnya yang dibuat oleh Aboutrika, untuk menempatkan konteks bicaranya.
"Kami dengan sepenuh hati tidak setuju dengan pandangan Aboutrika. Liga Premier dan klubnya berkomitmen untuk mendukung LGBTQ dan memperjelas bahwa sepak bola adalah untuk semua orang," komentar yang lain.
Bagaimana pendapat Anda tentang hal ini? Berikan komentar pada kolom yang tersedia.
Newsletter : 📩 Dapatkan update terkini seputar dunia sepak bola langsung ke email kamu — gratis!