Kutukan gol hantu di Piala Dunia 1966 yang membayangi Inggris harus dikesampingkan.
Marcus Rashford mengajak teman-temannya di tim nasional Inggris untuk mencatatkan diri dalam buku sejarah Euro 2020. Caranya mengalahkan Jerman di babak 16 besar dan terus melaju ke final buntuk selanjutnya juara.

Inggris sering patah hati saat melawan rival tradisional, Jerman, pada beberapa turnamen. Tidak peduli di kandang, tandang, atau tempat netral, The Three Lions seperti dibayangi kutukan gol hantu di Piala Dunia 1966.

Kutukan itu terus berlangsung selama beberapa tahun. Bahkan, pelatih Inggris saat ini, Gareth Southgate, sempat merasakannya. Pada Euro 1996, Southgate, gagal mengeksekusi penalti di semifinal Euro 1996 melawan Jerman. Der Panzer ke final dan juara setelah mengalahkan Republik Ceko.

Tapi, bagi Rashford, hal tersebut ingin segera dilupakan. "Kami sedang ditempatkan pada posisi ketika kami diberkati untuk menjadi bagian dari sejarah itu. Fokus utama kami adalah memenangkan pertandingan. Tentu jika kami melakukannya, itu akan dimasukkan ke dalam sejarah," ujar Rashford, dilansir The Guardian.

"Begitulah tim hebat dikenang selama bertahun-tahun. Tidak ada gunanya takut akan masa lalu. Anda tidak dapat kembali dan mengubahnya. Apa yang bisa kami ubah adalah hasil dari pertandingan berikutnya dan menempatkan diri kami di posisi terbaik untuk menang," tambah striker Manchester United itu.

Mendengar pernyataan Rashford, Jordan Henderson juga setuju. Pemain Liverpool itu menggemakan seruan Rashford agar Inggris menunjukkan keberanian. "Kami memiliki skuad yang cukup muda dan itu bisa menjadi hal yang positif," kata wakil kapten Inggris tersebut.

"Banyak dari para pemain ini hanya keluar dan bermain, menikmati permainan, bermain tanpa rasa takut. Itulah yang perlu mereka lakukan lagi," tambah Henderson.

Rashford, yang kemungkinan tidak akan diturunkan saat melawan Jerman, hanya tampil tiga kali sebagai pemain pengganti saat Inggris finish di puncak Grup D. Cedera telah mencegah pemain MU itu menunjukan performa terbaiknya.

Dia mengungkapkan bahwa dirinya kemungkinkan besar akan menjalani operasi dalam penyembuhan bahunya. "Saya belum 100% yakin apakah saya membutuhkannya. Tapi, saya akan menerimanya apa adanya. Saya akan kuat di sini dan saya punya beberapa minggu libur untuk bersantai dan memutuskan apa yang akan saya lakukan," ungkap Rashford.

Rashford juga mengakui bahwa dia berjuang dengan cedera setelah kekalahan MU dari Villarreal di final Liga Eropa bulan lalu. Saat ini, dia tidak yakin berapa lama dia akan absen jika dia menjalani operasi. Prosedur itu bisa membuatnya melewatkan awal musim depan, dan berpotensi merusak harapan MU sebagai penantang dalam perebutan gelar Liga Premier.

"Dokter belum mengatakannya. Alasan saya tidak tahu adalah ketika musim berjalan, dan sebelum saya datang ke sini, saya tahu tidak ada kemungkinan saya akan menjalani operasi. Saya tidak tahu berapa lama operasi akan membuat saya keluar. Saya tidak pernah repot-repot bertanya. Ketika turnamen selesai, saya akan bertanya," katanya.

Pemain berusia 23 tahun itu terbuka tentang penampilannya yang kurang maksimal. "Saya tidak tampil dalam performa terbaik saya. Itu sudah terjadi sejak awal musim. Saya berhasil melewati musim bersama MU. Saya pikir saya memiliki 36 keterlibatan gol sehingga saya tidak bisa melihat ke belakang pada tahun itu dan berkata: 'Mmm, saya seharusnya mengambil cuti untuk melakukan ini dan itu.' Itu bukan cara saya melihat sesuatu. Saya hanya ingin segera tampil untuk setiap pertandingan," ungkap Rashford.

Rashford menegaskan bahwa Inggris tidak takut dengan Jerman, yang berjuang melawan Hungaria dalam pertandingan grup terakhir. "Kami tahu untuk memenangkan turnamen, kami harus mengalahkan tim-tim terbaik," ucap Rashford.

"Kami harus membawa versi terbaik kami di pertandingan nanti. Kami ingin ini menjadi 'England Way' dengan menunjukkan sepakbola yang bagus, yang bekerja keras untuk satu sama lain dan mencetak serta menciptakan gol," pungkas Rashford.