Terancam tak diperkuat Lionel Messi.
Kekacauan keuangan yang dialami Barcelona begitu mengejutkan. Selama bertahun-tahun, mereka terseret ke dalam tumpukan utang. Di bawah kepemimpinan baru, jalan pemulihan yang menyakitkan telah dimulai.

Sayangnya, tidak ada perbaikan yang mudah. Dalam istilah awam, Barcelona sekarang memiliki tangan terikat di belakang. Mereka tidak akan dapat mendaftarkan pemain baru, termasuk Lionel Messi kecuali mereka melakukan pemotongan gaji para pemain.

Mereka harus melakukan penghematan sekitar 170 juta pounds (Rp 3,4 triliun) pada musim panas ini, atau mereka akan tetap terikat hutang menjelang musim depan. Itu akan membuat gaji bintang tim utama harus diturunkan dan pemotongan gaji sebagai bagian dari bukti kerasnya La Liga.

Bagi banyak orang, pembatasan ekonomi yang diberlakukan tim-tim Spanyol adalah langkah yang sangat disambut baik dalam sepakbola. Tujuannya adalah untuk mencegah pengeluaran yang tidak terkendali dan memastikan klub tetap beroperasi sesuai kemampuan mereka.

Keuangan tim diperiksa secara menyeluruh oleh analis yang bekerja di departemen kontrol ekonomi, dan batas biaya untuk tim mereka kemudian disusun serta harus dipatuhi oleh klub.

Batas ini menetapkan bayaran tertinggi yang dapat diberikan kepada pemain, pelatih, serta tim cadangan dan akademi. Terserah klub tentang bagaimana mereka membelanjakan uang ini, tetapi batasnya tidak dapat dilampaui.

Sistem pengawasan yang dilakukan di Spanyol mirip dengan Financial Fair Play yang diterapkan oleh UEFA. Para ahli meneliti bertumpuk-tumpuk data yang berkaitan dengan keuangan setiap klub dengan pendapatan yang diharapkan, keuntungan dan kerugian, tabungan dan banyaknya hutang.

Jika operator La Liga setuju, klub dapat mendaftarkan pemain baru, dan inilah dilema yang dihadapi Barcelona saat ini. Mereka tidak memiliki izin yang diperlukan untuk menambah pemain di tim utama mereka menghadapi kompetisi baru.

Kepemilikan klub di bawah Josep Bartomeu adalah bencana, dan tahun-tahun salah urus ini kembali menghantui Barcelona. Dan, kini klub memiliki kewajiban pembayaran gaji sekitar 1,3 miliar euro (Rp 22,2 triliun) dengan batas anggaran mereka yang telah melampaui batas.

Pada musim 2019/2020, batas mereka mencapai 671 juta euro (Rp 11,4 triliun) dan menjadi yang terbesar di La Liga. Tahun lalu turun menjadi 347 juta euro (Rp 6 triliun). Untuk musim berikutnya diperkirakan sekitar 160 juta euro (Rp 2,7 triliun).

Akibatnya, mereka harus melakukan perbaikan keuangan dalam beberapa minggu terakhir.  Tapi, mereka mungkin telah menemukan solusinya saat ini. Kesepakatan pertukaran antara Antoine Griezmann yang berpenghasilan tinggi dan Saul tampaknya semakin dekat.

Kontrak Griezmann di Barcelona mendapat insentif besar, tetapi dengan bonus gaji pokoknya sebesar 12 juta euro (Rp 205 miliar) meningkat hingga 20 juta euro (Rp 342 miliar). Barter Griezmann dengan Saul memang akan mempengaruhi keuangan Barcelona mengingat Saul akan tiba di Camp Nou dengan nilai kontrak kurang dari setengah angka itu.

Sebagai opsi lain, Philippe Coutinho atau Ousmane Dembele akan dijual sebagai gantinya. Tetapi, setelah masalah cedera, kesepakatan keduanya mungkin tidak dilakukan dalam beberapa minggu mendatang. Hal ini memaksa Griezmann menjadi satu-satunya harapan Barcelona mendapatkan uang.

Sportsmail telah melaporkan bahwa Griezmann tetap berhubungan dengan mantan rekan satu timnya di Madrid, dan dia mengatakan dirinya telah melakukan kesalahan dengan pergi terlalu awal. Kepulangannya tampaknya mungkin, meskipun Saul mungkin tidak begitu puas.

Dengan lepasnya Griezmann yang upahnya cukup memberatkan, Barcelona akhirnya dapat mendaftarkan pemain kesayangan mereka, Lionel Messi. Tak hanya itu, dijualnya Griezmann juga bisa digunakan untuk menggaji beberapa pemain baru seperti Sergio Aguero, Memphis Depay, Emerson dan Eric Garcia.

Berita yang tersiar pada hari Rabu pekan lalu menceritakan bahwa Messi telah menyetujui pemotongan gaji sebesar 50 persen untuk kontrak lima tahun ke depan.

Barcelona membutuhkan pemain seperti Sergio Busquets dan Gerard Pique untuk menyetujui pemotongan gaji, dan klub berharap bahwa Messi akan menjadi contoh bagi pemain lain untuk menyetujui pemotongan gaji 50 persen.

Samuel Umtiti adalah pemain berpenghasilan tinggi lainnya yang telah ditunjukkan pintu keluar, sementara pemain reguler lainnya seperti Jordi Alba dan Sergi Roberto, juga menghadapi ketidakpastian di jendela transfer musim karena Barcelona msih mempertimbangkan opsi mereka.

Tim dapat menggunakan 25 persen keuntungan dari transfer untuk biaya baru, tetapi 75 persen lainnya harus digunakan untuk melunasi hutang mereka. La Liga telah mengizinkan hal ini untuk memastikan bahwa pasar transfer tetap sehat.

Tapi, apa yang terjadi selanjutnya? Skenario kasus terburuk bagi Barcelona adalah jika mereka tidak dapat kembali ke batas kemampuan mereka. Ini akan membuat semua pemain baru mereka, termasuk Messi terjebak dalam penantian tanpa keputusan.