Analisis

Analisis Mengapa Ousmane Dembele Menangkan Ballon d'Or 2025

Ringkasan Berita

  • Ousmane Dembélé dari PSG memenangkan Ballon d'Or 2025 berkat performa luar biasa sepanjang musim.

  • Dembélé mencetak 33 gol dan 13 assist, berperan penting dalam treble PSG, termasuk kemenangan Liga Champions.

  • Meski awal musim lambat, Dembélé bangkit dengan keterlibatan gol terbanyak di Ligue 1 dan performa impresif di Eropa.

Ousmane Dembélé dari PSG memenangkan Ballon d'Or 2025 berkat performa gemilangnya.

Perjalanan Menuju Ballon d'Or

Ousmane Dembélé, bintang Paris Saint-Germain, meraih penghargaan Ballon d'Or 2025 yang bergengsi. Penghargaan ini, meskipun kontroversial, dianggap sebagai penghargaan individu paling prestisius dalam sepak bola. Tahun ini, penghargaan didasarkan pada performa antara 1 Agustus 2024 hingga 13 Juli 2025, termasuk Piala Dunia Klub FIFA. Dalam periode ini, banyak pemain menunjukkan performa luar biasa. Mohamed Salah dari Liverpool mencatat keterlibatan gol terbanyak di semua kompetisi, sementara Kylian Mbappé dari Real Madrid mencetak gol terbanyak. Namun, penghargaan jatuh kepada Dembélé.

Baca juga : Prediksi dan Analisis Pertandingan Bologna vs Parma | 4 Desember 2025

Kontribusi Dembélé untuk PSG

PSG memenangkan treble Ligue 1, Coupe de France, dan Liga Champions UEFA 2024-25. Mereka meraih Piala Eropa/Liga Champions pertama mereka dengan kemenangan 5-0 atas Inter di final. Dembélé menjadi bagian sentral dari kesuksesan ini, mencetak 33 gol dan 13 assist di semua kompetisi. Di antara pemain dari lima liga top Eropa, hanya Mbappé dan Robert Lewandowski yang mencetak lebih banyak gol non-penalti.

Awal musim Dembélé cukup tenang, hanya mencetak lima gol dalam 18 pertandingan hingga 15 Desember 2024. Namun, ketika tahun berganti, performanya meledak. Dari 1 Januari hingga final Liga Champions, Dembélé mencetak 25 gol dan delapan assist dalam 29 pertandingan. Ia mencetak gol dalam enam pertandingan pertama tahun 2025, termasuk hat-trick berturut-turut melawan Stuttgart dan Brest.

Meski performa mencetak golnya menurun di akhir musim, Dembélé tetap menjadi bagian integral dari tim Luis Enrique dengan enam assist dalam 10 pertandingan terakhir, termasuk dua di final Liga Champions. Ini menjadikannya pemain pertama yang memberikan dua assist di final UCL sejak Marcelo pada 2018.

Dembélé juga menciptakan peluang terbanyak di Liga Champions bersama Raphinha, meskipun hanya mencetak dua gol dari babak 16 besar. Gol-gol tersebut penting dalam kemenangan tandang melawan Liverpool dan Arsenal. Di Piala Dunia Klub, meski hanya bermain empat kali karena cedera, ia mencetak dua gol dan satu assist, membantu PSG menjadi runner-up.

Di Ligue 1, Dembélé mencatat keterlibatan gol terbanyak dengan 27 keterlibatan (21 gol, 7 assist), sementara 20 gol non-penaltinya setidaknya enam lebih banyak dari pemain lain. Musim ini menjadi musim yang mencengangkan bagi Dembélé, tidak hanya karena angkanya, tetapi juga karena peningkatannya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Keterlibatan golnya yang mencapai 46 pada 2024-25 lebih dari dua kali lipat dari yang terbaik sebelumnya (22 pada 2018-19 untuk Barcelona), sementara 33 golnya setidaknya 19 lebih banyak dari yang pernah ia capai sebelumnya. Musim sebelumnya, ia hanya mencetak enam gol dalam 42 pertandingan, membuat lonjakan ini sangat tidak terduga.

Bukan hanya golnya yang membuat Dembélé layak memenangkan Ballon d'Or. Meskipun menghabiskan lebih dari setengah menit bermainnya sebagai striker, ia tetap unggul dibandingkan striker lain di lima liga top Eropa pada 2024-25. Dembélé berada di persentil ke-100 untuk peluang yang diciptakan dan dribel progresif, serta persentil ke-99 untuk tembakan, sentuhan, dan sentuhan di kotak lawan.

Dalam semua kompetisi, per 90 menit (minimal 1.000 menit bermain), Dembélé memimpin semua penyerang dari lima liga top Eropa untuk gol non-penalti dan tembakan, serta berada di peringkat ke-14 untuk dribel progresif, ke-15 untuk sentuhan, dan ketujuh untuk sentuhan di kotak lawan.

Dembélé juga sangat terlibat dalam permainan menyerang PSG, meskipun mereka memiliki banyak pemain depan berbakat. Keterlibatan urutan menyerangnya per 90 di Ligue 1 musim lalu adalah yang tertinggi di antara pemain di lima liga top Eropa.

Di Liga Champions, ia juga menjadi pemain paling berpengaruh dengan keterlibatan urutan menyerang per 90 lebih banyak dari siapa pun di kompetisi tersebut. Menjadi pemain terbaik untuk tim terbaik seringkali cukup untuk memenangkan Ballon d'Or, tetapi kesuksesan PSG juga didasarkan pada banyaknya pemain yang bisa membuat perbedaan.

Beberapa mungkin berpendapat bahwa Dembélé bukanlah pemain terbaik PSG. Achraf Hakimi, Vitinha, dan Fabián Ruiz tampil luar biasa sepanjang musim, sementara Désiré Doué bersinar di tahap akhir Liga Champions, terutama ketika mencetak dua gol di final.

Musim lalu, pelatih PSG Luis Enrique berkata, “Ketika saya bermain PlayStation sebagai anak-anak, [Dembélé] adalah tipe pemain yang Anda pilih ketika Anda membutuhkan seseorang untuk mengubah permainan.” Beberapa penampilan Dembélé musim lalu memang seperti menonton permainan komputer, tetapi pencapaiannya terasa nyata sebagai pemenang Ballon d'Or 2025.

Newsletter : 📩 Dapatkan update terkini seputar dunia sepak bola langsung ke email kamu — gratis!