Kisah ini melibatkan seorang pembantu rumah tangga asal Filipina...
Kisah ini bermula dari penuturan Nicolas Hortus, jurnalis dari salah satu media olahraga di Prancis yakni Canal Suporters. Kisah yang tokoh utamanya sudah sama-sama kita kenal : Thomas Tuchel.
Pelatih baru Chelsea yang dalam waktu singkat telah mempersembahkan trofi Liga Champions untuk The Blues. 

Hortus menyebut kisah ini dalam bahasanya sendiri sebagai “A superb Anecdote of Tuchel” 

Semacam kisah singkat tetapi sangat menarik, yang mengungkap sisi lain seorang Tuchel di luar sepak bola

" Tuchel menunjukan semua keanggunan dan kemurahan hatinya," ucap Hortus.

Diceritakan saat Tuchel baru saja tiba pada tahun 2018 untuk melatih Paris Saint-Germain (PSG), Tuchel membeli sebuah rumah dekat markas PSG, dan di rumah itu Tuchel memperkejakan seorang pembantu rumah tangga asal Filipina.

Perempuan yang tak disebutkan namanya itu sudah sejak lama bekerja di keluarga keturuan Jerman dan Tuchel adalah majikan keseksian. Tuchel memuji keuletan pembantu nya hingga satu waktu ia dan istrinya, Sissi, menanyakan mengapa begitu bekerja keras seperti tanpa lelah.

Dan terungkaplah fakta bahwa semua itu demi biaya pengobatan anaknya yang akan menjalani operasi jantung, dan tentu saja itu membutuhkan biaya yang sangat mahal.



Mendengar hal itu Tuchel tersentuh dan dengan segala yang ia punya Tuchel lantas menanggung semua biaya pengobatan anaknya hingga sembuh.

Tapi sikap baik Tuchel tidak berhenti di situ saja. Saat nasibnya berada di ujung tanduk dan rumor kalau ia akan dipecat makin terdengar. 

Tuchel yang seakan tahu arah nasibnya tak akan lama lagi di PSG, bertanya pada pembantu nya tentang impian terbesar dalam hidup yang belum tercapai.

Dan lantas perempuan tersebut menjawab, " Aku sangat ingin pulang ke Filipina dan mencoba membeli atau menyewa rumah, dan menikmati hari-hari indah bersama keluarga,"

Tak lama setelah itu, Tuchel diboyong oleh Chelsea dan ia harus pindah dan mencari rumah baru di London, tetapi Tuchel tak lupa apa yang pernah dikatakan oleh pembantunya dan Tuchel segera memberi banyak uang kepada pembantunya diluar gaji.

Pelatih berusia 48 tahun itu mewujudkan impian pembantu nya, Tuchel membelikan salah satu hunian berupa villa megah yang ada di Filipina, yakni Lavish Villa.



Itu semua dilakukan Tuchel tak lebih sebagai bentuk ucapan terima kasih atas ketulusan dan kerja keras pembantu rumah tangganya.

Semua keluhuran sikap Tuchel itu tentu saja sangat didukung oleh istrinya, Sissi. Dan seakan memanen hasil dari kebaikannya, Tuchel yang pada akhirnya benar-benar pindah dari PSG dan direkrut oleh Chelsea, hanya dalam beberapa bulan setelah kejadian itu, Tuchel membawa Chelsea memenangkan Liga Champions.