Libero.id - Di tengah kesepakatan sponsorship baru senilai 280.000.000 miliar Euro antara FC Barcelona dan Spotify, ada kekhawatiran bahwa nama stadion akan berubah secara drastis.
Sejak dibuka untuk menggantikan Camp de Les Corts, Camp Nou tidak pernah mengalami perubahan nama. Camp Nou adalah tempat dengan begitu banyak sejarah yang kaya sehingga sangat wajar bila perubahan nama tidak boleh asal-asalan.
Dengan kontrak baru bersama perusahaan asal Swedia, Spotify, Blaugrana akan mendapatkan pendapatan yang mereka butuhkan untuk mendapatkan target transfer yang mereka inginkan musim panas mendatang, dengan harapan mampu kembali bersaing di semua turnamen seperti yang telah mereka lakukan selama dua dekade terakhir.
Namun, bagaimana proses peresmian nama Spotify Camp Nou itu sendiri?
Dilansir dari RAC1, nama resmi baru untuk stadion FC Barcelona adalah Camp Nou Spotify, segera setelah kesepakatan antara kedua belah pihak menjadi resmi. Nilai 280.000.000 miliar Euro itu akan dibagi antara tiga musim di bagian yang sama.
Rumor menunjukkan sebagian besar uang tersebut akan diinvestasikan dalam kemungkinan penandatanganan Erling Haaland, pemain bintang Borussia Dortmund yang diinginkan setiap klub di Eropa. Jika kesepakatan itu diselesaikan, kesepakatannya adalah bahwa tim sepak bola pria dan wanita akan memakai logo layanan streaming di bagian depan. Plus, kesepakatannya adalah untuk mendapatkan penamaan stadion, yap, pihak perusahaan menginginkan adanya nama Spotify di diantara dua kata bersejarah klub, Camp & Nou.
Jelas hal tersebut mendapat banyak kecaman, salah satunya adalah dari Ferran Reverter.
Reverter sendiri telah mengundurkan diri di tengah kesepakatan baru dengan Spotify. Berdasarkan beberapa laporan, CEO Barcelona itu tidak setuju dengan kesepakatan baru ini dan memutuskan untuk segera mundur dari posisinya.
Reverter dianggap menawarkan publisitas di depan jersey dan penamaan stadion dinilai oleh Reverter terlalu 'mudah & murah' hanya demi mengganti nama Camp Nou, tempat bersejarah untuk para fans dan pemain. Sebuah tempat dengan begitu banyak sejarah untuk diceritakan sedang dijual kepada penawar tertinggi dan tidak ada yang petinggi Barca yang peduli, begitulah cara Reverter berpikir dan itulah yang juga dipikirkan oleh banyak pendukung keras Barcelona.
Namun, tindakan presiden Joan Laporta secara langsung sejalan dengan apa yang ia yakini dibutuhkan klub saat ini untuk bertahan dalam iklim saat ini.
Laporta yakin mengubah nama stadion seharusnya tidak menjadi kekhawatiran klub dan fans Blaugrana.
(muflih miftahul kamal/muf)
Opini