8 Pemain yang Tak Disangka Ternyata Jebolan La Fabrica

"Jika orang-orang ini tetap main untuk Madrid, jalannya sejarah pasti lain."

Feature | 16 April 2022, 05:00
8 Pemain yang Tak Disangka Ternyata Jebolan La Fabrica

Libero.id - Dari Juan Manuel Mata sampai Samuel Eto'o.

5. Juan Manuel Mata

Juan Manuel Mata adalah salah satu lulusan La Fabrica tersukses sepanjang masa. Dirinya sukses dengan Piala Dunia, Piala Eropa, Liga Champions, Copa del Rey, Liga Europa, hingga Piala FA.

Setelah bermain pada musim 2006/2007 untuk Real Madrid Castilla, Mata bergabung dengan Valencia pada 2008. Di Estadio Mestalla, dia dikenal sebagai salah satu playmaker berbakat. Lalu, setelah empat tahun yang sangat sukses berkolaborasi dengan dengan David Villa dan David Silva di Kelelawar Mestalla, Mata pindah ke Chelsea.

Sayang, karier Mata di London Barat terhambat kedatangan Jose Mourinho. Itu membuat peluangnya bermain menjadi berkurang dan dia pindah ke Manchester United. Ironisnya, dia sempat dilatih pria Portugal itu.

6. Saul Niguez

Saul Niguez adalah salah satu talenta muda paling cemerlang di sepakbola, beberapa tahun lalu. Sebagai pemain serba bisa, Saul mampu beroperasi di berbagai sektor seperti winger, gelandang bertahan, hingga playmaker.

Sempat menjadi bintang di Atletico, keputusan Saul pindah ke Chelsea ternyata salah. Di London Barat, dirinya gagal beradaptasi. Meski The Blues bermain cukup stabil di berbagai ajang, Saul lebih banyak menghabiskan hari-harinya di bangku cadangan. Tapi, itu tidak menutup fakta bahwa Saul merupakan salah satu jebolan La Fabrica yang terlupakan.

"Banyak hal terjadi di luar lapangan. Dalam hal olahraga di sana (La Fabrica) berjalan dengan baik. Tapi, beberapa hal seharusnya tidak terjadi pada anak berusia 11 atau 12 tahun. Sepatu dan makanan saya dicuri, saya dihukum karena sesuatu yang tidak saya lakukan. Dan saya tidak diizinkan mengikuti sesi latihan di Valdebebas selama dua minggu," ungkap Saul tentang pengalamannya di akademi.

Saul lalu pindah ke Atletico. Di sana, kariernya berkilau sebelum datang tawaran dari The Blues. "Atletico bukan hanya tentang sebuah klub. Ini semua tentang nilai-nilai klub dan cara menjalani hidup. Kerendahan hati, kerja keras, pengorbanan, persatuan, pentingnya dan kekuatan tim," ungkap Saul beberapa tahun lalu.

7. Esteban Cambiasso

Esteban Cambiasso adalah salah satu pesepakbola paling dihormati di generasi sebelumnya. Gelandang Argentina itu paling diingat berkat karier cemerlang di Inter Milan. Dia juga pernah bermain di River Plate dan Leicester City setelah meinggalkan Madrid.

Saat di Madrid, Cambiasso dianggap tidak cukup baik dan dijual ke raksasa Amerika Selatan, Independiente. Dia kemudian bergabung dengan River Plate. Lewat serangkaian penampilan mengesankan, Madrid meminta Cambiasso kembali. Dia bermain dua tahun di sana sebelum dijual ke Inter.

Di Italia, Cambiasso memenangkan hampir semua trofi level klub. Cambiasso kemudian bergabung dengan Leicester. Dia memainkan peran penting dalam menyelamatkan The Foxes dari degradasi.

8. Samuel Eto'o

Samuel Eto'o sebenarnya dianggap gagal selama bergabung dengan La Fabrica. Pemain Kamerun ini menghabiskan hampir 4 tahun bersama Los Blancos. Tapi, dia tidak diberi cukup kesempatan bermain dan kemudian bergabung dengan Real Mallorca pada 2000.

Setelah tampil mengesankan di Mallorca dengan keterampilan mencetak gol yang luar biasa, Eto'o pindah ke Barcelona. Di Camp Nou, dia segera menginspirasi Barcelona untuk meraih berbagai gelar domestik maupun internasional. 

"Ketika saya berusia 16 tahun dan berada di cantera (tim cadangan), tidak ada yang menghormati saya. Rekan-rekan tidak menyapa saya," kata Eto'o tentang pengalaman di La Fabrica.

"Mereka memperlakukan saya seperti saya yang terakhir tiba, meski banyak gol yang saya cetak. Satu-satunya orang yang selalu percaya pada saya adalah Fabio Capello (pelatih Madrid saat itu) dan Italo Galbiati (asisten Capello). Mereka memberi saya kesempatan untuk berlatih dengan tim utama," ungkap Eto'o.

"Saya selalu melakukannya dengan baik. Satu-satunya penjelasan adalah bahwa mungkin pria kulit hitam di klub itu tidak dicintai," ucap Eto'o beberapa tahun kemudian.

Seandainya Madrid memberi Eto'o rasa hormat yang pantas diterima, sejarah sepakbola Spanyol mungkin akan berbeda. Saat ini, Eto'o telah pensiun dan beralih peran menjadi Presiden Asosiasi Sepakbola Kamerun (FECAFOOT).


(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




Hasil Pertandingan Real Madrid


  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network