Kisah Di Balik Redupnya Mario Goetze, Hero Piala Dunia Kini Barang Loak

"Dari pemain yang dijuluki Messi Jerman, kini dia terpuruk di usia emas 27 tahun!"

Biografi | 04 June 2020, 03:31
Kisah Di Balik Redupnya Mario Goetze, Hero Piala Dunia Kini Barang Loak

Libero.id - Mario Gotze bakal meninggalkan Borussia Dortmund buat kali kedua pada penghujung musim ini selepas pihak klub mengumumkan secara resmi tidak memperpanjang kontraknya.

Dari seorang prospek yang diramal bakal menjadi salah seorang pemain terbaik dunia dan dijuluki sebagai ‘Messi Jerman’, siapa sangka penjaring gol kemenangan final Piala Dunia 2014 itu kini hanyalah sekadar ‘barang buangan’.

Gotze bergabung Borussia Dortmund sejak usianya sembilan tahun. Pada usia 17 tahun, dia telah berjaya menarik perhatian Jurgen Klopp yang mengasah bakatnya pada tahun-tahun awal karier profesionalnya di Signal Iduna Park.

Musim pertamanya pada 2010, dia membantu Dortmund menjuarai Bundesliga. Musim seterusnya pada 2011, sekali lagi Bundesliga menjadi miliknya dan turut mengangkat Piala DFB-Pokal.

Nama Gotze menjadi pembicaraan di seluruh dunia sehingga Legenda bola sepak Brazil, Ronaldinho meramalkan masa depan yang cerah buat pemain remaja tersebut.

“Dia adalah bintang dunia dalam proses. Gaya dia menggiring bola, pergerakannya di atas lapangan dan caranya menendang bola, amat menakjubkan!” ujar Ronaldinho.

Duet mantapnya dengan Marco Reus dan Robert Lewandowski telah membawa kejayaan demi kejayaan kepada Borussia Dortmund termasuk lolos ke final Liga Champions pada musim 2012/13. Malangnya, sesuatu yang mengejutkan terjadi.

Sebelum perlawanan semifinal UCL menentang Real Madrid, dia telah mengumumkan akan meninggalkan tim untuk bergabung dengan klub yang menjadi lawan mereka di final yaitu Bayern Munich.

Pendukung setia Dortmund menganggap tindakan Gotze itu ibarat ‘menikam dari belakang’ klub yang selama ini bertanggungjawab mendidik dan mengasah bakatnya sejak kecil. Lebih perih lagi, pengumuman tersebut dibuat tidak lama sebelum duel dengan ‘musuh abadi’ mereka itu.

Dari seorang pemain yang menjadi idola, dia akhirnya digelari sebagai ‘pengkhianat’. Tambahan pula semasa final melawan Bayern, itu Gotze tidak diturunkan atas alasan mengalami kecederaan. Imejnya di mata penyokong Die Borussen hancur begitu saja.

Musim pertamanya di Bayern Munich di bawah kendali Pep Guardiola berawal agak baik dengan 15 gol dan 13 assist untuk 45 laga dalam semua pertandingan dan dipanggil menyertai timnas ke Piala Dunia 2014 di Brazil.

Dalam final melawan Argentina, Gotze bermula di bangku cadangan. Sebelum dimasukkan pada menit ke-88 menggantikan Miroslav Klose, pelatih Jerman, Joachim Low memberikan satu ‘pesan penting’ buatnya.

“Buktikan kamu lebih baik dari Messi!”

Pada masa perpanjangan waktu tendangan volinya mengantar kejayaan bagi Jerman.

Dua musim berikutnya di Bayern Munich adalah ‘malapetaka’ apabila satu demi satu masalah menimpa dirinya. Dia bergelut dengan beberapa cedera kecil dan prestasinya mulai meredup. Pemerhati bola melihat potensi dan perkembangannya makin suram sepanjang tiga musim di Allianz Arena.

Gotze tidak pernah mencapai tahap permainannya terbaik ketika zaman kegemilangannya di Dortmund dan telah mengambil keputusan untuk pulang ke pangkuan bekas klubnya itu pada 2016 dengan hasrat mampu mencapai prestasi terbaiknya.

Malangnya, mimpi buruknya masih belum berakhir. Bukan saja kepulangannya mendapat respon negatif dari fans Dortmund, dia terpaksa diistirahatkan selama enam bulan karena mengidap satu ‘penyakit misteri’ yang telah menyebabkan gangguan pada metabolisme tubuhnya.

Selepas dilaporkan pulih sepenuhnya dari penyakit yang hampir menyebabkan berhenti dari bermain bola sepak, Gotze akhirnya kembali ke atas lapangan, tetapi ada satu lagi ‘penyakit’ yang tidak pernah sembuh yaitu ‘tekanan mental’.

“Saya menghadapi kesulitan dan terus hidup dalam tekanan selepas mencetak gol dalam final Piala Dunia. Saya merasakan ia senantiasa menghantui saya setiap kali saya beraksi. Orang akan selalu mau saya mampu bermain seperti malam itu dalam setiap laga,” ujar Gotze.

Bekas pemain Bayern Munich dan Borussia Dortmund, Michael Rummenigge yang pernah menjadi juara Bundesliga bersama kedua klub dalam komentarnya mengenai Gotze mengatakan media sosial merupakan salah satu sebab pemain tersebut hilang fokus.

“Dia perlu berubah. Jadi dia perlu ubah gaya permainannya untuk lebih berperanan sebagai gelandang tengah. Dia tidak boleh lagi jadi menjadi penyerang.

“Yang lebih penting dia perlu tinggalkan media sosial dan beri fokus sepenuhnya kepada sepakbola. Kadang-kadang bila saya lihat gambarnya di Instagram, saya tertanya-tanya dia masih pemain sepak bola atau mau menjadi artis,” kata Rummenigge dikutip Ronaldo.com.

Umur Gotze pada hari ini baru berusia 27 tahun dan usia itu boleh dianggap sebagai puncak prestasi pemain profesional. Jodohnya bersama Borussia Dortmund mungkin sudah berakhir namun masih ada banyak waktu menemukan dirinya yang telah ‘hilang’.

Sayang, dia sendiri pernah mengatakan. “Saya tak akan jadi seperti Gotze yang dulu lagi.”

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network