Kabar Memprihatinkan Hero PSMS di Final Lawan Persib 1985, Bikin Sedih

"Laga itu tercatat dalam rekor dunia. Sayang, hero PSMS Mamek Sudiono kini butuh uluran tangan."

Feature | 07 June 2020, 13:41
Kabar Memprihatinkan Hero PSMS di Final Lawan Persib 1985, Bikin Sedih

Libero.id - Dunia sepak bola Indonesia tidak akan melupakan final perserikatan 1984-1985 antara PSMS Medan melawan Persib Bandung.

Laga itu tercatat dalam rekor dunia sebagai pertandingan amatir yang disaksikan paling banyak penonton secara langsung. Stadion yang berkapasitas 120 ribu penonton dijejali penonton hingga meluber ke sentelban. Total diperkirakan mencapai 150 ribu orang.

Menurut buku AFC terbitan 1987, pertandingan itu merupakan pertandingan terbesar dalam sejarah pertandingan amatir di dunia.

Laga itu dimenangkan PSMS lewat adu penalti setelah sepanjang 120 menit berakhir 2-2. Dalam penentuan adu penalti, Persib Bandung memperoleh kesempatan pertama dimana Iwan Sunarya yang menjadi algojo gagal menghasilkan gol.

Tendangannya melenceng ke samping tiang gawang Ponirin Meka. Sedang tendangan pertama bagi PSMS Medan dilakukan Sunardi B, dan dapat ditangkap kiper legendaris Persib, Sobur.

Penalti kedua bagi Bandung yang dieksekusi Ajat Sudrajat berhasil membobol gawang Ponirin Meka. Penalti kedua PSMS Medan yang dialgojoi Amrustian, melambung di atas mistar gawang Sobur.

Penalti ketiga bagi Maung Bandung ditendang Adeng Hudaya namun tendangannya dapat ditangkap Ponirin. Dan di pihak Medan yang dilakukan Musimin, berhasil menyamakan kedudukan 1-1.

Tendangan penalti keempat bagi Persib Bandung diambil Dede Iskandar dapat diblok Ponirin. Sedang di pihak Medan yang dilakukan Nirwanto, bola dapat ditahan kiper Sobur.

Pada tendangan penalti kelima dan merupakan penentuan bagi kedua kesebelasan, oleh Persib dieksekusi Robby Darwis. Bola yang ditendangnya ternyata dapat ditepis kiper Ponirin Meka. Di pihak PSMS Medan Mamek Sudiono tampil sebagai algojo, dan berhasil menyarangkan gol ke gawang Sobur yang membuat para suporter PSMS larut dalam pesta pora.

Libero.id

PSMS Medan

Tampillah PSMS Medan si Ayam Kinantan itu sebagai juara nasional Perserikatan untuk keenam kalinya.

Berikut susunan pemain final legendaris itu.

PSMS Medan: Ponirin Meka, Nirwanto, Hamdardi, Suheri, Sunardi A, Sakum Nugroho (RS Bangga Gultom), Musimin, Hadi Sakiman, Amrustian, Sunardi B (c), M. Sidik (Mamek Sudiono).

Persib Bandung: Sobur, Suryamin, Dede Iskandar, Robby Darwis, Adeng Hudaya (c), Ajat Sudrajat, Kosasih, Sukowiyono, Suhendar (Yana Rosdiana), Iwan Sunarya, Wawan Karnawan (Dedek Rosadi).

Namun yang menyedihkan, hero bagi PSMS pada laga itu kabarnya sekarang dalam kondisi memprihatinkan.

Kabar itu viral setelah diunggah akun medankedankita. Mereka menulis:

Mamek sudiono salah satu pahlawan PSMS Medan di final Perserikatan 1984/85 yg sangat bersejarah bagi Ayam Kinantan. Mamek merupakan algojo terakhir sekaligus penentu saat adu pinalti melawan Persib di partai puncak saat itu

Lewat eksekusi dinginnya Mamek berhasil memastikan gelar juara bagi PSMS Medan dan membuat seisi kota Medan pesta pora

Kini cerita salah satu pahlawan kota Medan itu tak seindah dulu. Info yg kami terima Mamek sudiono dalam kondisi yg memprihatinkan. Tinggal disalah satu Pos ormas didaerah Belawan membuat kami ingin segera bergerak utk menemui beliau. Bagi teman2 yg berlokasi didaerah belawan dan mengetahui posisi bapak Mamek boleh kiranya membantu kami utk menemukan Legenda PSMS ini. Mari kita bantu bersama.

Sontak kabar ini membuat banyak orang tergerak untuk mengirimkan donasi secara langsung kepada Mamek Sudiono. Bagaimanapun, seorang yang pernah menjadi pahlawan bagi Medan perlu dihargai atas jasa-jasanya.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network