Libero.id - Piala Dunia 2022 akan digelar di Qatar, dan segala sesuatunya akan dibingkai dalam aturan prerogratif tuan rumah. Menyesuaikan kebudayaan setempat, itu berarti tidak begitu menggembirakan untuk para suporter dari kawasan Eropa yang punya budaya sebaliknya.
Qatar secara tegas telah membuat aturan dan aturan itu sudah disiarkan jauh-jauh hari, bahwa perhelatan ajang empat tahunan paling bergengsi di dunia itu akan menjadi zona bebas alkohol.
Keputusan itu dimaklumi karena Qatar sebagai negara dengan penduduk muslim yang banyak. Orang-orang dari luar harus bersiap dan terbiasa dengan kontrol ketat terhadap konsumsi alkohol.
Dan, banyak yang bertanya, bagaimana cara panitia penyelenggara menyiasati para supporter yang punya kebiasaan berkumpul dan menghabiskan beberapa gelas alkohol selama pertandingan.
Menurut laporan dari Reuters, penyelenggara akan mengizinkan penjualan bir beralkohol di luar tempat sebelum dan sesudah pertandingan, tetapi akan ada larangan total di dalam stadion. Itulah yang dimaksud zona bebas alkohol.
Bayangkan antrean bir setelah menonton sepakbola bebas alkohol selama 90 menit.
Sekali lagi, mengingat negara ini memiliki undang-undang yang melarang mabuk di depan umum, itu tidak sepenuhnya mengejutkan. Tapi, bagaimanapun, itu masih akan menjadi pukulan besar bagi 1,2 juta penggemar yang biasanya bersantai dan senang-senang usai menonton Piala Dunia.
Negara yang terletak di Teluk Arab tidak sepenuhnya seperti Arab Saudi, yang berarti suporter tetap akan diizinkan untuk membeli bir selama waktu terbatas dan di tempat-tempat tertentu di Doha.
Alkohol akan tersedia untuk suporter tertentu di klub golf Doha, namun jaraknya agak jauh dari stadion dan zona Piala Dunia.
Tapi, ada beberapa berita menarik, dengan rencana untuk mengubah plot kosong menjadi tempat berkapasitas 10.000 orang yang menjanjikan musik techno dan alkohol.
Situs web FIFA cukup lucu mengiklankan 'bir, sampanye, anggur pilihan sommelier, dan minuman beralkohol premium' di dalam suite perhotelan VIP stadion, tetapi berharap itu berubah.
Penggemar yang terbang ke negara itu bahkan dilarang membeli alkohol bebas bea bandara dan membawanya melalui bea cukai.
Pemerintah Inggris juga telah memperingatkan para pelancong tentang undang-undang ketat di Qatar dan langkah-langkah keamanan yang diterapkan saat masuk.
Di situs web pemerintah disebutkan: "Tidak ada toleransi untuk pelanggaran terkait narkoba. Hukuman untuk penggunaan, perdagangan, penyelundupan, dan kepemilikan narkoba (bahkan jumlah residu) sangat berat.”
"Hukuman dapat mencakup hukuman penjara yang panjang, denda berat, dan deportasi. Banyak orang transit melalui Bandara Internasional Hamad dalam perjalanan ke tujuan lain.”
"Bandara menggunakan teknologi keamanan terbaru, semua tas dipindai dan penumpang transit yang membawa bahkan sejumlah sisa obat dapat ditangkap," tutup pernyataan itu."
(mochamad rahmatul haq/yul)
Opini