Kisah Matheus Nunes Kerja di Toko Roti 3 Tahun Sebelum Ditransfer Wolves

"Kerja keras tak mengkhianati hasilnya."

Biografi | 22 August 2022, 20:45
Kisah Matheus Nunes Kerja di Toko Roti 3 Tahun Sebelum Ditransfer Wolves

Libero.id - Matheus Nunes, yang baru berusia 23 tahun, menjadi rekor penandatanganan Wolverhampton Wanderers. Klub Midlands itu membayar Sporting Lisbon senilai 42 juta pounds / Rp 739 miliar untuk mendapatkan tanda tangan gelandang asal Portugal tersebut.

Namun, siapa sangka Nunes terlihat sedang menyajikan roti dan makanan manis di toko roti Pao da Vila di Ericeira, dekat Lisbon, tiga tahun yang lalu. Sebuah perjalanan hidup yang menarik. Dari tukang roti ke pesepakbola profesional.

Bagaimana kisahnya bisa sampai menjadi seperti yang sekarang?

Tahun-tahun awal

Nunes dibesarkan di lingkungan yang sederhana di favela Campo Grande, Brasil, yang hampir semua anak tumbuh dengan mengidolakan Legenda Barcelona, Ronaldinho.

Catialah. Itu merupakan satu nama paling penting dalam hidup Nunes. Dia adalah ibu yang membesarkan Nunez melalui masa kecil yang sulit.

"Kadang-kadang kami tidak punya apa-apa untuk dimakan... meskipun ibu saya tidak pernah berhenti bekerja," katanya kepada surat kabar Portugal Record tahun lalu.

"Dia adalah seorang pejuang yang menanamkan cinta sepak bola dalam diri saya."

Berkat didikan ibunya, Nunes tidak terjebak dalam dunia kriminal seperti kebanyakan anak-anak dari tempatnya berasal. Sadar akan lingkungan yang buruk, ibu Nunes membawa keluarga kecil mereka pindah ke kota tepi laut Ericeira untuk mencari kehidupan baru di Portugal.

Saat itu, usia Nunes baru 13 tahun.

Mereka membuka toko roti Pao da Vila, di mana Nunes membantu saat dia menempa karier sepak bola.

"Saya bekerja sekitar enam, lima bulan di toko roti," katanya kepada Sporting TV.

"Saya datang di pagi hari dan pertandingan di sore hari. Saya akan berdiri selama lima, kadang-kadang enam jam di kaki saya. Saya berlatih setelah itu, dan itu tidak mudah.”

"Saya tidak memiliki SIM dan bangun jam 5 pagi untuk pergi bekerja dengan sepeda."

Disela-sela itu, Nunes berhasil bergabung dengan tim lokal Ericeirense di liga bawah Portugal.

Bakatnya yang menonjol membuat pemandu bakat mengajaknya, hingga klub papan atas Liga Portugal, Estoril, merekrutnya untuk bermain di tim U-23 pada 2018.

Setelah itu, jelas bagi Nunes bahwa dirinya ditakdirkan menjalani hal-hal lebih besar dengan kemampuannya.

Mantan bintang Estoril, Francisco Mascarenhas, mengatakan kepada  Desporto ao Minuto: "Anda dapat melihat bahwa dia adalah pemain dengan kemajuan yang sangat besar, yang ternyata memang demikian."

Hanya enam bulan setelah dia bergabung dengan Estoril, Sporting Lisbon merekrut anak muda itu pada Januari 2019 dalam kontrak lima tahun - membayar hanya 500.000 pounds / Rp 8,8 miliar untuk jasanya.

Sejak itu, dia telah tumbuh menjadi salah satu bintang yang paling didambakan - dengan Chelsea dilaporkan tertarik untuk menandatangani sebelum Wolves akhirnya merebut hati Nunes.

Dibandingkan dengan Xavi karena visinya yang luar biasa, kemampuannya juga dipuji oleh manajer yang lebih mengenal mantan gelandang Spanyol itu. Pelatih Man City, Pep Guardiola, turut memujinya karena penampilan Nunez saat Sporting menghadapi The Citizens di Liga Champions musim lalu. Saat itu, Sporting kalah dari Man City, 5-0.

"Sporting adalah tim fantastis. Mereka adalah juara Portugal, yang memiliki liga yang sangat kuat, dengan Porto dan Benfica. Mereka mengubah bola dengan baik. Mereka memiliki pemain yang cepat dan cerdas," kata Guardiola saat itu.
"Saya akan mengatakan bahwa Matheus Nunes adalah salah satu pemain terbaik di dunia saat ini."

Dengan mengingat hal itu, penggemar Wolves sudah pasti akan sangat senang dan berharap banyak dari gelandang timnas Portugal tersebut.

Tinggal menunggu waktu bagaimana Nunes menunjukkan seluruh kemampuannya.

(mochamad rahmatul haq/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network