Benarkah Waketum PSSI Penguasa Arema Sebenarnya? Ini Penjelasannya

"Simak penjelasan berikut ini..."

Analisis | 27 October 2022, 18:17
Benarkah Waketum PSSI Penguasa Arema Sebenarnya? Ini Penjelasannya

Libero.id - Sejumlah Aremania menilai sikap tidak tegas manajemen Arema FC dalam tragedi Kanjuruhan disebabkan dualisme jabatan Iwan Budianto di tubuh pengurus PSSI sekaligus klub.

Di Arema FC Iwan merupakan pemegang saham terbesar sekaligus Direktur Utama. Sedangkan di PSSI ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum.

“Jelas pengaruhnya besar  soalnya kalau saya lihat di bagannya Arema pemegang saham terbesar beliau, Pak IB (Iwan Budianto). Makanya, mungkin orang-orang yang memegang manajemen yang mengelola Arema saat ini ada ketakutan. Tapi seharusnya, sebaiknya itu semua dikomunikasikan dengan suporter,” kata seorang Aremania bernama Ivo kepada Narasi, Jumat (21/10/2022).

Komposisi Saham Iwan Budianto di Arema FC

Dalam akta perusahaan PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia per 10 Mei 2022 yang tercatat di Ditjen AHU Kemenkumham disebutkan Iwan Budianto menjabat sebagai direktur utama dengan kepemilikan saham mayoritas sebesar 3.750 lembar saham atau senilai Rp3.750.000.000.

Selain Iwan, saham PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia juga dimiliki oleh PT Rans Entertainment Indonesia. Perusahaan milik Raffi Ahmad itu menguasai 500 lembar saham senilai Rp500.000.000.

Pemilik saham selanjutnya PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia adalah PT Juragan Sembilan Sembilan Corp. Perusahaan milik Gilang Widya Pramana yang di arema berposisi sebagai presiden klub menguasai 750 lembar saham atau senilai Rp750.000.000.

Dari komposisi tersebut tampak jelas betapa digdayanya Iwan dalam manajemen Arema. Sebab seandainya saham milik Raffi Ahmad dan Gilang Widya digabungkan, masih belum bisa menandingi kepemilihan saham Iwan Budianto di klub.

Jangan Biarkan Aremania Meninggal Sia-Sia

Terlepas dari berbagai kepentingan yang dimiliki klub terhadap federasi, Ivo berharap manajemen klub mengedepankan hati nurani mereka. Klub mesti berani bersuara lantang menuntut tuntas tragedi Kanjuruhan agar nyawa Aremania yang melayang tak sia-sia.

“Ini semua tentang hati nurani. Kalau Arema masih menitikberatkan pada kepentingan-kepentingan seperti itu ya kembali lagi mereka yang meninggal itu meninggal sia-sia. Jadi percuma mendukung klub,” kata Ivo.

Menurut Ivo sikap tidak tegas klub akan meningkatkan kesadaran suporter yang berhasil selamat bahwa klub tidak pernah berpihak ke mereka.

“Orang-orang yang masih selamat kayak saya dan teman-teman lainnya akan berpikir ‘klub saja meski banyak orang-orang yang meninggal cuma begini lho, tidak ada ketegasan’,” kata Ivo.

“Akhirnya kita semua yang jadi korban hanya menjadi angka. Jadi sama saja,  tidak evaluasi yang berarti, nantinya suporter akan menjadi akan kambing hitam, yang akan dievaluasi besar-besaran suporter dan klub.”

Klub Perlu Profesional dan Independen

Mahardika Nanang Susilo atau akrab disapa John menilai dualisme jabatan Iwan Budianto sebagai salah satu pemegang saham Arema FC sekaligus Wakil Ketua Umum PSSI mestinya tidak menghalangi klub bersikap profesional dan independen merespons tragedi Kanjuruhan.

“Kalau profesional harusnya konflik kepentingan seperti itu tidak ada. Ini tragedi kemanusiaan yang memakan korban cukup banyak. Klub harus bersikap profesional. Arema harus gunakan hak votes-nya itu untuk membela Aremania,” kata Aremania yang tergabung dalam Curva 10 Sud ini kepada Narasi.

Menurut John pertanggungjawaban klub terhadap meninggalnya ratusan suporter Aremania dapat ditunjukkan dengan menyuarakan rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), termasuk meminta mundur jajaran pengurus PSSI.

“Masalah PSSI([harus mundur) mereka punya hak votes kan Arema. Harusnya mereka juga menekan federasi harus tanggung jawab dengan tragedi ini, Ketua PSSI harus mundur,” ujar John.

(muflih miftahul kamal/muf)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network