Benarkah Pemain Iran Dieksekusi Gara-gara Demo? Ini Kata FIFPro

"Begini jadinya kalau politik sudah masuk ranah olahraga..."

Berita | 13 December 2022, 16:05
Benarkah Pemain Iran Dieksekusi Gara-gara Demo? Ini Kata FIFPro

Libero.id - FIFPRO 'terkejut' dengan laporan bahwa pemain Iran Amir Nasr-Azadani akan dieksekusi setelah berkampanye untuk hak-hak perempuan.

Ada protes anti-pemerintah di Iran sejak September kemarin setelah kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun.

Diduga Amini meninggal dalam tahanan polisi setelah tidak mengikuti aturan berpakaian negara yang ketat.

Nasr-Azadani terakhir bermain di Liga Pro Teluk Persia untuk Tractor S.C.

FIFPRO, perwakilan dari lebih dari 65.000 pesepakbola di seluruh dunia, menanggapi laporan tersebut pada Senin malam (12/12/2022).

Pernyataan itu berbunyi: "FIFPRO terkejut dan muak dengan laporan bahwa pesepakbola profesional Amir Nasr-Azadani menghadapi eksekusi di Iran setelah mengkampanyekan hak-hak perempuan dan kebebasan dasar di negaranya."

"Kami berdiri dalam solidaritas dengan Amir dan menyerukan agar hukumannya segera dicabut."

Iran sendiri bermain di Piala Dunia tahun ini dan tergabung di Grup B. Sebelum pertandingan grup pertama mereka melawan The Three Lions, para pemain menolak menyanyikan lagu kebangsaan sebagai bentuk protes.

Pendukung di berbagai stadion di sekitar Qatar terlihat memegang kaos dengan 'Mahsa Amini 22' di bagian belakang.

Bintang-bintang Iran kembali menyanyikan lagu kebangsaan untuk dua pertandingan grup lainnya melawan Wales dan USMNT.

Manajer Carlos Queiroz menerima kritik atas komentar yang dia buat menyusul kekalahan 6-2 Iran dari Inggris.

Beberapa pemain di skuadnya mendapat kritik karena tidak berbicara tentang protes di negara tersebut sebelum turnamen.

Queiroz mengatakan kepada penggemar Iran untuk 'tetap di rumah' jika mereka tidak dapat mendukung tim.

Dia berkata kepada wartawan per ESPN: "Pada 2014, dan 2018, kami mendapat dukungan penuh dari para penggemar. Dan sekarang Anda melihat apa yang terjadi hari ini."

“Itulah mengapa tugas saya, mungkin mengundang para penggemar yang sudah ada di sini untuk mendukung tim atau mereka harus tinggal di rumah. Mengapa mereka datang ke sini untuk melawan tim? Kami tidak membutuhkan mereka."

"Jauh lebih baik mereka tinggal di rumah. Untuk memiliki penggemar yang hanya mendukung tim saat kami menang, kami tidak membutuhkan mereka. Itu adalah sesuatu yang bisa dirasakan para pemain saat mereka bermain."

Iran finis ketiga di Grup B dengan tiga poin. Mereka bangkit kembali dari kekalahan dari Inggris dengan kemenangan 2-0 atas Wales.

Mereka kemudian tersingkir setelah kalah 1-0 dari USMNT.

(muflih miftahul kamal/muf)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network