Libero.id - Lama tak terdengar, mantan pelatih Chelsea, Avram Grant, kembali berkiprah di dunia kepelatihan. Pelatih asal Israel itu telah menerima tantangan menjadi juru taktik tim nasional Zambia. Zambia? Ya, Zambia!
Avram Grant pernah menjadi pembicaraan banyak orang saat dipercaya menukangi Chelsea dalam periode yang singkat. Pada 2007, dia menggantikan Jose Mourinho yang dipecat setekah serentetan hasil negatif di kompetisi. Saat itu, dia adalah direktur teknik klub yang masih dimiliki Roman Abramovich.
Meski bukan opsi utama, Avram Grant nyaris membawa The Blues menjuarai Liga Champions 2007/2008 saat bertemu Manchester United di Moscow. Sayang, John Terry terpeleset di adu penalti.
Sebelum Chelsea, Avram Grant juga membawa klub medioker yang sedang dalam krisis besar, Portsmouth, tampil di final Piala FA 2009/2010. Kemudian, dia memimpin West Ham United bertarung di Liga Premier. Dia gagal, dan membawa The Hammers terdegradasi.
Kini, setelah lama hilang, pria yang terakhir melatih pada 2018 dengan klub India, NorthEast United, kembali ke sepakbola. Avram Grant ditunjuk melatih Zambia.
Avram Grant telah menandatangani kontrak dua tahun dengan negara Afrika, yang berada di peringkat 88 FIFA. Dia menggantikan posisi caretaker Moses Sichone yang mengambil alih tim pada September 2022, menyusul kepergian mantan pelatih asal Kroasia, Aljosa Asanovic.
"Saya sedang mencari tantangan yang tepat dan itulah mengapa saya memilih Zambia. Saya datang ke sini karena tantangan. Saya berharap, ketika saya pergi dari sini, saya akan melihat sekeliling dan mengatakan kami melakukan pekerjaan dengan baik, dan membuat landasan yang baik untuk masa depan," ujar Avram Grant, dilansir The Sun.
"Menurut saya, Zambia memiliki potensi. Kami telah menetapkan target yang ingin kami capai," tambah pelatih berkebangsaan Israel.
Ini bukan kali pertama Avram Grant memimpin tim asal Afrika. Sebelumnya, dia sempat menangani Ghana dan membawa tim tersebut ke final Piala Afrika 2015. Tapi, setelah hanya mencapai semifinal Piala Afrika 2017, dirinya kebanjiran kritik, dan terpaksa mengundurkan diri.
(mochamad rahmatul haq/anda)
Opini