Libero.id - Keributan di laga final SEA Games 2023 antara timnas Indonesia U-22 melawan timnas Thailand U-22 berbuntut panjang. Komite Disiplin (Komdis) Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) turun tangan menggelar investigasi. Hukuman disiapkan untuk PSSI dan Asosiasi Sepakbola Thailand (FAT).
Timnas U-22 asuhan Indra Sjafri mengalahkan tim Gajah Perang 5-2 pada final yang keras di Olympic Stadium, Phnom Penm, Selasa (16/5/2023) malam.
Laga yang berakhir dengan kemenangan Indonesia itu disebut-sebut sebagai final SEA Games terpanas sepanjang sejarah dengan total tujuh kartu merah dan 12 kartu kuning. Pertandingan itu dibahas di banyak media internasional Asia, Afrika, Eropa, hingga Amerika.
"Tidak akan ada penalti untuk pencabutan medali untuk kedua tim. Tapi, para pemain dan anggota staf pelatih yang berpartisipasi dalam laga itu pasti akan didenda dan diskorsing," bunyi sumber AFC seperti dilansir media Vietnam, VN Express.
Media yang sama menyebut AFC membutuhkan sekitar satu bulan kerja sebelum mencapai kesimpulan final.
Apa yang ditulis VN Express bukan basa-basi. Mereka melandaskan argumennya pada kejadian di SEA Games 2019. Saat itu, Park Hang-seo mendapat kartu merah karena protes berlebihan kepada wasit dalam pertandingan final melawan Indonesia pada 10 Desember 2019
Pada akhirnya, mantan pelatih Vietnam asal Korea Selatan itu baru dihukum pada 11 Februari 2020. Dia mendapatkan larangan empat pertandingan.
Tidak hanya itu, pada final SEA Games 2011, PSSI juga mendapatkan denda dari AFC. Ketika itu, kekalahan Indonesia dari Malaysia berujung kerusuhan. Bahkan, pasukan tamu datang dan pergi dari Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, naik kendaraan taktis Brimob Polri, Barracuda.
(mochamad rahmatul haq/anda)
Opini