Profil Bima Sakti, Pelatih Timnas U-17 Pernah jadi Asisten Luis Milla

"Gara-gara kalah dari Malaysia, tercoreng reputasinya."

Biografi | 28 June 2023, 05:56
Profil Bima Sakti, Pelatih Timnas U-17 Pernah jadi Asisten Luis Milla

Libero.id - Pepatah yang mengatakan gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga, tampaknya layak digunakan untuk menggambarkan kiprah Bima Sakti di timnas Indonesia U-16 (timnas U-17). Gara-gara kekalahan memalukan dari Malaysia di Kualifikasi Piala AFC U-17 2023, hancur sudah reputasi yang dibangun bertahun-tahun.

Tahun lalu, Bima Sakti sukses menghadirkan kemenangan di Piala AFF U-16 2022. Jebolan PSSI Primavera itu jadi pelatih kedua yang melakukannya setelah Fachri Husaini.

Bima Sakti mendapatkan kepercayaan PSSI sebagai pelatih Garuda Muda setelah melewati jalan berliku. Karier kepelatihan Bima Sakti baru dimulai setelah pensiun sebagai pemain di klub kota kelahirannya, Persiba Balikpapan.

Pada 2016, Bima Sakti dipercaya sebagai asisten pelatih di Persiba Balikpapan. Saat itu, Beruang Madu dilatih Jaino Matos. Dia adalah pelatih asal Brasil, putra Jairo Matos.

Dari Balikpapan, Bima Sakti langsung diminta terbang ke Jakarta. Dengan pengalaman dan kemampuan Bahasa Italia serta Bahasa Spanyol yang cukup bagus, Bima Sakti kemudian mendapatkan kesempatan langka menjadi asisten pelatih top asal Negeri Matador, Luis Milla.

Luis Milla bukan kaleng-kaleng. LegendaBarcelona dan Real Madrid itu merupakan pelatih yang membawa tim junior Spanyol merajai Eropa.

Bersama Luis Milla, Bima Sakti mendapatkan ilmu penguasaan bola ala tim Matador yang legendaris. Itu bisa dilihat dari pilihan formasi Bima Sakti maupun cara bermain tim asuhannya yang cenderung berusaha mendominasi lapangan lewat umpan-umpan pendek dan serangan cepat.

Tapi, ilmu kepelatihan Bima Sakti tak hanya didapat dari Luis Milla. Ilmu sepakbola pertamanya didapat saat berusia belasan tahun ketika PSSI mengirimkan anak-anak muda berbakat untuk menjalani pendidikan di Tafarone, Italia. Ketika itu, anak-anak muda berusia 18 tahun diikutkan kompetisi junior Lega Calcio Primavera (U-21).

Tim yang dikenal sebagai PSSI Primavera itu ditanganiRomano Mattedengan asistennya, Danurwindo dan Harry Tjong.

Pelatih legendaris Swedia, Sven-Goran Eriksson, dan asistennya, Tord Grip, sering membantu memberi saran. Sebab, saat itu Sven-Goran Eriksson adalah pelatih Sampdoria. I Blucerchiati adalah klub yang bekerjasama dengan PSSI dalam program tersebut.

Digembleng dengan kultur sepakbola Italia, tim ini menghasilkan pemain-pemain top seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Kurnia Sandy, Yeyen Tumena, Aples Tecuari, Alexander Pulalo, hingga Indriyanto Nugroho.

Setelah lulus dari PSSI Primavera, Bima Sakti bermain di sejumlah klub Liga Indonesia. Sebut saja Pelita Jaya, PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, Persiba Balikpapan, Persema Malang, Perseba Bangkalan, Mitra Kukar, hingga Gresik United. Saat itu, dia merupakan salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki PSSI.

Sebagai pemain, Bima Sakti punya sedikit piala. Sebut saja Divisi Utama 1999/2000 bersama Juku Eja. Lalu, Divisi III 2013 bersama Perseba Bangkalan. Sementara dengan timnas Indonesia, Bima Sakti menjadi bagian dari pasukan Henk Wullem yang meraih medali perak SEA Games 1997.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network