Akhir Menyedihkan Theyab Awana, Eksekutor Penalti Tumit yang Bikin Geger

"Sepakbola pernah dihebohkan tendangan penalti Theyab Awana Ahmed Hussein Al Musabi. Dikecam pelatihnya sendiri."

Feature | 25 September 2020, 13:53
Akhir Menyedihkan Theyab Awana, Eksekutor Penalti Tumit yang Bikin Geger

Libero.id - Sepakbola pernah dihebohkan dengan tendangan penalti pemain Uni Emirat Arab (UEA), Theyab Awana Ahmed Hussein Al Musabi. Membelakangi gawang, eksekusi anehnya menuai kecaman dunia. Sialnya, hidup Theyab harus berakhir tragis 2 bulan kemudian.  

Theyab pernah menjadi perbincangan di dunia maya setelah video eksekusi penalti konyolnya viral. Aksi itu terjadi kala UEA menggelar laga uji coba kontra Lebanon, 17 Juli 2011. Laga berakhir 7-2 untuk The Whites.  

Cerita unik sekaligus memalukan itu berawal ketika UEA memimpin 5-2. Pada menit 78, mereka mendapatkan hadiah penalti. Awalnya semuanya terlihat normal. Saat maju mengambil bola, rekan-rekan Theyab juga biasa-biasa saja. Mereka mempersilakan winger Baniyas itu untuk mengambil ancang-ancang eksekusi penalti.

Nah, saat mendekati bola sambil berlari kecil dengan konsentrasi penuh, Theyab tiba-tiba membalikkan badan dan menendang menggunakan tumitnya. Meski bola pelan, kiper Lebanon saat itu, Hassan Moghnieh, salah mengantisipasi arahnya. Gol tercipta dengam mudah dan UEA memimpin 6-2 sebelum unggul 7-2.

Hanya beberapa menit setelah bertandingan berakhir, video eksekusi penalti Thayeb viral di Youtube dan sejumlah platform media sosial di seluruh dunia. Dalam waktu kurang dari 24 jam, video Thayeb di Youtube sudah dilihat lebih dari 500 ribu pasang mata.

Banyak yang mendukung, tapi tidak sedikit yang mengecam karena dianggap tidak respek. Salah satu yang merespons dengan keras adalah nakhoda UEA di pertandingan itu, Srecko Katanec. Pelatih Slovenia saat Piala Dunia 2002 tersebut kurang suka akan tindakan anak asuhnya.

Saat itu, Katanec langsung mengganti Theyab dengan pemain lain. "Dia masih muda (saat itu baru berusia 21 tahun). Dia seharusnya bisa menghormati lawannya. Itu perbuatan yang kurang pantas. Saya tidak suka dengan aksinya," kata Katanec, dilansir Sport 360.

"Prinsip utama di sepak bola adalah sportivitas dan fair play. Para pemain juga harus menghormati pemain lainya. Mereka harus respek kepada pelatih, wasit, penonton, dan semua orang yang ada di stadion. Saya harap dia menjadikan hal ini sebagai pelajaran berharga yang tidak boleh diulangi di masa depan," tambah Katanec.

Kecaman juga keluar dari mulut Manajer UEA, Esmaeel Rashed, yang marah besar. Setelah pertandingan dia langsung menegur Theyab seperti halnya Katanec di ruang ganti.

"Itu tidak pantas. Kami menegurnya. Dia juga sudah meminta maaf. Dia mengaku salah dan berjanji tidak mengulanginya. Dia masih muda. Kita harus memberinya kesempatan," ucap Rashed kepada The National.

Meski sudah meminta maaf dan dimaafkan oleh pelatih maupun manajer timnas, kejadian tragis justru menimpa Thayeb 2 bulan setelah pertandingan. Pada 25 September 2011, sebuah kecelakaan maut terjadi di salah satu lokasi penting di Abu Dhabi, yaitu Jembatan Sheikh Zayed.

Dua penumpang dalam kendaraan sport mewah tersebut diidentifikasikan sebagai Theyab dan kakaknya. Theyab dinyatakan meninggal di lokasi tabrakan. Sementara sang kakak beberapa jam kemudian di rumah sakit.

Polisi Abu Dhabi menyebut, saat itu Theyab akan pulang ke rumah dari Al Ain seusai menjalani hari terakhir pemusatan latihan timnas. Ketika kecelakaan terjadi, Theyab memacu kendaraan sangat kencang dengan kecepatan sekitar 200 km/jam. Rumornya, Theyab sedang berbicara menggunakan handphone sehingga konsentrasinya terpecah.

Dia meninggal pada usia 21 tahun dan setelah itu sejumlah spekulasi muncul tentang kecelakaan tersebut. Ada yang mengaitkan dengan karma di laga melawan Lebanon. Ada pula yang menyatakan kendaraan Theyab disabotase oleh orang-orang yang tidak senang dengan tendangan penalti 2 bulan sebelumnya.

Namun, semua spekulasi itu mentah karena tidak memiliki bukti yang kuat dan masuk akal. Apalagi, Kepolisian Abu Dhabi dan Asosiasi Sepakbola Uni Emirat Arab (UEAFA) mengambil kesimpulan kematian Theyab murni kecelakaan lalu-lintas.

Kematian Theyab ditangisi suporter UEA dan Baniyas. Sepanjang karier profesionalnya, Theyab hanya membela satu klub, yaitu Baniyas. Di klub itu dia memulai karier dari junior.

Theyab naik kelas ke tim utama Baniyes setelah tampil memukau di tim junior. Selama empat musim di Baniyas, Theyab menghasilkan 63 pertandingan, 8 gol, dan 4 assist. Pada 2008/2009. Theyab membantu Baniyas menjuarai Divisi I untuk mendapatkan tiket promosi ke Divisi Utama.

Untuk mengenang karier Theyab di sepakbola UEA, sebuah stadion yang digunakan timnas UEA berlatih di Al Khawaneej, Dubai, diberi nama Theyab Awana Stadium. Stadion dengan rumput sintetis itu juga sering digunakan menggelar uji coba tidak resmi.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network