Marc Klok jadi WNI, Masihkah Timnas Indonesia Butuh Pemain Naturalisasi?

"Proses naturalisasi Klok tergolong sangat cepat. Pasalnya, dia baru datang ke Indonesia pada 2017."

Feature | 07 October 2020, 09:52
Marc Klok jadi WNI, Masihkah Timnas Indonesia Butuh Pemain Naturalisasi?

Libero.id - Di usia 27 tahun dan dengan program peremajaan skuad yang sedang digalang Shin Tae-yong, masihkah tim nasional Indonesia membutuhkan pemain naturalisasi seperti Marc Klok, yang beberapa hari lalu resmi menerima paspor Garuda?

Ketika Simon McMenemy masih memimpin tim nasional dan akan menjalani pertandingan uji coba internasional kontra Yordania serta Vanuatu, Juni tahun lalu, Klok masuk dalam daftar skuad. Tapi, Klok tidak bisa dimainkan karena saat pertandingan berlangsung statusnya wasih warga negara Belanda.

Pemanggilan tersebut dilakukan karena pemain kelahiran Amsterdam, 20 April 1993, tersebut sudah mengajukan proses naturalisasi sejak masih berseragam PSM Makassar pada 2019. PSSI pun membantu proses naturalisasi mantan gelandang Jong Utrecht itu.

"PSSI ikut senang Klok selangkah lagi menjadi warga negara Indonesia. Tentu ini hal yang positif bagi PSSI karena Klok bisa saja dipanggil memperkuat timnas Indonesia. Klok merupakan pemain hebat. Dia sudah menunjukkan talentanya saat bermain di beberapa liga di Eropa, lalu PSM dan saat ini bermain di Persija," kata Mochamad Iriawan di situs resmi PSSI.

Iwan Bule menambahkan, saat ini PSSI lebih selektif untuk menyetujui program naturalisasi. "Kami tidak sembarangan mengajukan proses naturalisasi. Pemain yang benar-benar memiliki skill, teknik, serta attitude yang mumpuni dan bisa menambah kekuatan timnas Indonesia yang akan diajukan proses naturalisasi oleh PSSI," tutup Iriawan.

Proses naturalisasi Klok tergolong sangat cepat. Pasalnya, dia baru datang ke Indonesia pada 2017. Padahal, peraturan tentang perubahan kewarganegaraan orang asing mensyaratkan keharusan menetap 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut.

"Terima kasih kepada Ketua Umum PSSI dan pihak-pihak yang telah membantu saya dalam proses naturalisasi ini. Saya merasa senang, semua proses yang sudah dilakukan bisa berjalan dengan lancar," kata Klok.

Lahir di Amsterdam, Klok adalah keponakan dari mantan pemain De Graafschap, Dunfermline Athletic, dan Motherwell, Rob Matthaei. Dia memulai karier di Jong Utrecht. Lalu, Klok menandatangani kontrak dengan klub Skotlandia, Ross County, dari FC Utrecht pada musim panas 2013.

Setelah melakukan debut dalam kekalahan 1-4 dari Glasgow Celtic pada 9 November 2013, Klok dibiarkan pergi pada musim panas 2014 setelah hanya bermain 6 kali di kompetisi.

Pada 13 Oktober 2014, setelah masa percobaan yang sukses, Klok menandatangani kontrak dengan klub Bulgaria, Cherno More Varna. Dia melakukan debut dalam kekalahan 0-2 melawan Ludogorets Razgrad pada 25 Oktober 2014. Pada 23 September 2015, Klok merayakan gol pertamanya dalam kemenangan 7-1 melawan Pirin Razlog di Piala Bulgaria.

Dari Bulgaria, Klok Klok menandatangani kontrak 6 bulan dengan tim League One, Oldham Athletic, pada 16 Juli 2016. Dia membuat debut kompetitifnya dalam kekalahan 0-3 melawan Millwall pada 6 Agustus 2016. Saat itu dia masuk sebagai pengganti Ollie Banks.

Tidak lama di Inggris, Klok kembali mencari peruntungan di Skotlandia dengan menjalani trial di Dundee selama musim ingin 2017. Pada 31 Januari 2017 dia menandatangani kontrak jangka pendek (3 bulan) sebelum meninggalkan Dundee setelah membuat 2 penampilan.

Dari Eropa, Klok terbang ke Indonesia. Pada Liga 1 2017, dia bergabung dengan PSM. Dia melakukan debut saat bermain imbang 1-1 melawan Mitra Kukar pada 24 April 2017. Pada 3 Juni 2017, Klok mencetak gol pertamanya di Liga 1 dari tendangan bebas, saat melawan Persipura Jayapura.

Setelah menyelesaikan kontrak dengan Juku Eja, tawaran untuk Klok datang dari berbagai klub. Pada 31 Januari 2020, dia menandatangani kontrak 4 tahun dengan Macan Kemayoran.

"Selama ini, saya menikmati bisa bermain di Liga Indonesia serta tertarik juga dengan kultur budaya Indonesia yang dikenal dengan keramahannya. Saya berharap memperkuat dan meraih prestasi bersama timnas Indonesia nantinya," ungkap pemain berpostur 177 cm itu.

Meski disambut dengan tangan terbuka oleh PSSI, pertanyaannya kini apakah Indonesia masih membutuhkan pemain naturalisasi? Sebab, Tae-yong selaku pelatih timnas sedang berusaha membangun kekuatan dengan anak-anak muda.

Salah satu buktinya saat ini Tae-yong menempa para pemain U-19 di Kroasia. Awalnya, Garuda Muda akan terbang ke Turki. Tapi, berhubung ada sejumlah masalah, PSSI memutuskan tetap bertahan di Kroasia. Bedanya, para pemain berpindah dari Sveti Martin na Muri dan Zagreb ke Split.

David Maulana dkk dijadwalkan bakal melakoni beberapa laga uji coba selama pemusatan latihan di Split sepanjang bulan ini. "Ada enam uji coba yang akan dijalani. Kami akan melawan NK Dugopolje, dua kali melawan Macedonia Utara, lalu dua kali dengan Bosnia-Herzegovina dan satu lawan lagi masih menunggu kepastian dari Asosiasi Sepakbola Kroasia ," beber Iriawan.

Timnas U-19 sebelumnya telah menjalani tujuh laga uji coba selama di Kroasia sejak akhir Agustus. Hasilnya, menang dua kali atas Dinamo Zagreb 1-0 dan Qatar 2-1, imbang dua kali kala berhadapan dengan Qatar (1-1) serta Arab Saudi (3-3). Tiga laga lainnya berakhir dengan kekalahan 0-3 dari Bulgaria, 1-7 dari Kroasia, dan 0-1 dari Bosnia-Herzegovina.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network