6 Pemain Top Dunia yang Dicampakkan Klubnya, Tak Cuma Mesut Oezil

"Latar belakang ketidakcocokan dengan pelatih berpengaruh besar. Tetapi tak cuma itu. Alasannya beragam."

Feature | 28 October 2020, 03:40
6 Pemain Top Dunia yang Dicampakkan Klubnya, Tak Cuma Mesut Oezil

Libero.id - Tidak selamanya pesepakbola top dunia memiliki karier yang bagus bersama klubnya, ada yang konsisten namun ada juga yang tidak.

Bagi mereka yang kerap dipinggirkan oleh timnya, ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi, misalnya soal performa yang turun ataupun faktor non teknis.

Berikut adalah deretan pemain top dunia yang pernah atau sedang dipinggirkan oleh klubnya sendiri:

1. Emre Can

Libero.id

Kredit: juventus.com

Gelandang Jerman, Emre Can meninggalkan Liverpool untuk bergabung dengan Juventus pada 2018 dan bermain di sana selama dua tahun.

Kedatangan Maurizio Sarri menggantikan pelatih Juventus sebelumnya, Massimiliano Allegri ternyata mengubah nasib Emre Can.

Nama pemain berusia 26 tahun itu tak masuk dalam rencana permainan Sarri, ia dicoret dari tim Liga Champions dan akhirnya memutuskan pindah ke Borussia Dortmund di musim berikutnya.

2. Bastian Schweinsteiger

Libero.id

Kredit: twitter.com/manutd

Jose Mourinho dan Bastian Schweinsteiger memiliki hubungan kurang harmonis saat keduanya bekerjasama di Manchester United.

Saat meninggalkan Bayern Munchen dan bergabung dengan Manchester United pada 2015, usia Schweinsteiger memang sudah tidak muda lagi, apalagi kondisi fisiknya sudah tidak lagi seperti dulu.

Kedatangan Jose Mourinho mengubah nasib Schweinsteiger. Schweinsteiger menjadi pemain di tim cadangan atau U-23 United pada pertengahan 2016.

Meski sempat beberapa kali bermain di tim utama, Schweinsteiger akhirnya memilih pindah ke Chicago Fire pada 2017 dan pensiun di tahun 2019.

Ketika "pembekuan" yang dilakukan oleh Mourinho kepadanya, Schweinsteiger sangat profesional dan tidak mengeluh sama sekali, hal tersebut menjadi panutan bagi para pemain muda.

3. Carlos Tevez

Libero.id

Kredit: twitter.com/mancity

Carlos Tevez adalah bagian penting dari Manchester City saat memenangkan Liga Premier dan Piala FA, tetapi ia diusir oleh Roberto Mancini dari skuad utama karena suatu persoalan indisipliner.

Semuanya bermula ketika Tevez menolak bermain saat ia terlebih dahulu berada di bangku cadangan kala melawan Bayern Muenchen di Liga Champions.

Mancini ingin pemain itu pergi, dan Tevez menanggapi dengan mengatakan bahwa Mancini memperlakukannya seperti anjing. Tevez dengan marah mengatakan bahwa dia tidak datang untuk berlatih, dan meskipun dia masih dibayar, dia kembali ke kampung halamannya di Argentina tanpa seizinnya.

Tevez didenda selama beberapa bulan tanpa bonus. Tevez kembali ke Manchester pada tahun 2012 untuk kembali berlatih sebelum akhirnya menuju Juventus pada 2013.

4. Florent Malouda

Libero.id

Kredit: cheleafc.com

Pada 2007, Malouda datang ke Chelsea dari Olympique Lyonnais dan bermain hingga 2013. Florent Malouda telah memenangkan satu gelar Liga Premier, Liga Champions, dan tiga Piala FA bersama the Blues.

Pada 2012, Chelsea mengizinkannya meninggalkan klub. Chelsea gagal memperbarui kontraknya karena persyaratan gaji Malouda yang tinggi.

Lebih parah lagi, pada musim 2012-2013, Malouda menolak bermain di Liga Champions, akibatnya Malouda harus diturunkan ke tim U-21 hingga akhir musim. Dia akhirnya pergi ke Trabzonspor dan pensiun dengan FC Differdange pada 2018.

5. Yaya Toure

Libero.id

Kredit: mancity.com

Guardiola dikenal tidak memiliki hubungan yang baik dengan Yaya Toure baik kala melatih Barcelona atau Manchester City.

Yaya Toure menghabiskan beberapa tahun terakhirnya di bangku cadangan pada 2018. Namanya tidak termasuk dalam lineup Liga Champions, dan Guardiola selalu mengkritiknya setiap kali dia turun dari bangku cadangan.

Hubungan keduanya semakin memburuk, dan puncaknya Toure didepak dari tim tuan rumah dan akhirnya keluar dari tim tersebut pada 2018. Terakhir, Toure bermain melawan Qingdao di Cina.

6. Mesut Oezil

Libero.id

Kredit: arsenal.com

Nama Mesut Oezil selalu menjadi pujaan fans Arsenal dalam beberapa tahun ke belakang terutama kala the Gunners masih dibesut oelh Arsene Wenger.

Namun kedatangan Unai Emery menjadi awal petaka karir pemain asal Jerman tersebut di Emirates Stadium.

Emery kala itu jarang sekali memberi kesempatan bagi Oezil untuk unjuk kebolehan di atas lapangan dimana pelatih asal Spanyol itu membeberkan bahwa Oezil bukanlah pemain yang cocok dengan skemanya.

Kedatangan Arteta awalnya menjadi titik terang bagi Oezil, namun akhirnya ia bernasib sama kala masih ditangani oleh Emery, bahkan kini lebih parah lagi.

Oezil benar-benar tidak didaftarkan di dua ajang besar seperti Liga Inggris dan Europa League, padahal sebelum pandemi Covid-19, ia menjadi bagian penting dari sistem Arteta.

Berdasarkan rumor yang beredar, pemain 32 tahun ini dipinggirkan dari skuad utama Arsenal lantaran melakukan kritik terhadap pemerintah China akibat perlakuan mereka terhadap muslim Uighur.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network