Kisah ‘Makelele Role’ yang Pernah Jadi Posisi Paling Penting di Sepakbola

"Makelele menjadi figur yang mengubah sejarah taktik sepakbola. Pernah dalam suatu era, semua pelatih mencari pemain bergaya seperti Makelele."

Biografi | 14 November 2020, 04:00
Kisah ‘Makelele Role’ yang Pernah Jadi Posisi Paling Penting di Sepakbola

Libero.id - Sepakbola pernah mengenal pemain bernama Claude Makelele Sinda. Meski tidak sepopuler David Beckham atau sehebat Zinedinez Zidane, pria asal Prancis itu sempat menghebohkan dunia dengan posisi bermain di lapangan yang tidak tergantikan.

Oleh suporter sejumlah klub, Makelele dikenang sebagai pemain yang pernah mengantarkan trofi juara. Sebut saja saat bermain untuk FC Nantes, Real Madrid, Chelsea, hingga Paris Saint-Germain.

Namun, bukan hanya itu Makelele dikenang. Mantan punggawa Les Bleus tersebut ternyata juga figur yang mampu mengubah sejarah strategi bermain sepakbola. Pernah dalam suatu era, semua pelatih sepakbola di Benua Biru mencari pemain dengan gaya main, karakter, dan kehebatan seperti Makelele.

Sebelum kedatangan Makelele di Chelsea pada 2003, gaya bermain Inggris lebih mengandalkan kick and rush. Itu adalah permainan cepat yang selalu mengandalkan umpan-umpan jauh dari penjaga gawang dan bek kepada striker yang berdiri di jantung pertahanan lawan.

Permainan ini sempat dirasakan Makelele ketika menjalani debutnya bersama The Blues. Tapi, tidak berlangsung lama. Justru, gaya permainan Makelele mengubah kebiasaan Chelsea di lapangan.

The Blues memang sering menerapkan pola 4-4-2 flat alias semua pemain sejajar dalam satu posisi. Tapi, Makelele enggan berdiri sejajar dengan gelandang Chelsea lainnya. Pria kelahiran 18 Februari 1973 itu lebih senang memposisikan dirinya diantara para bek dan gelandang.

Libero.id

Kredit: chelseafc.com

Akibat kebiasaan unik Makelele itu, pertahanan Chelsea saat itu sangat sulit ditembus. Sebab, Makelele selalu bisa melakukan intersep dengan baik sebagai pemain jangkar.

Keberhasilan Mekelele membuat banyak pelatih di Inggris mengadopsinya. Mereka mulai meninggalkan formasi 4-4-2 flat dan beralih menggunakan skema 4-2-3-1, 4-3-3, hingga 4-1-3-2. Formasi itu pula yang membuat tim-tim Inggris tak lagi gemar melakukan passing langsung ke jantung pertahanan lawan.

Gaya bermain Makelele akhirnya dikenal banyak orang sebagai "Makelele Role". Pria keturunan Republik Demokratik Kongo tersebut mengajarkan satu hal tentang bagaimana cara bermain yang baik sebagai gelandang bertahan. Di Indonesia, posisi Makelele dikenal sebagai "gelandang pengangkut air".

Makelele Role memang menjadi idola para pelatih dalam menerapkan skema permainan saat ini. Strategi itu sangat menguntungkan tim ketika melakukan serangan maupun bertahan.

Tim yang menerapkan Makelele Role tidak perlu cemas ketika mendapatkan tekanan, karena sudah ada dua gelandang bertahan yang siap mengantisipasi. Sedangkan keuntungan dalam menyerang adalah keleluasaan para gelandang serang membombardir pertahanan lawan, tanpa harus mengkhawatirkan daerah pertahanan.

Di Chelsea, Makelele memberikan garansi pertahanan solid dan keleluasaan kepada Frank Lampard melakukan intervensi ke wilayah pertahanan lawan. Hasilnya, Lampard menjadi salah satu gelandang tersubur di Premier League pada era tersebut. Dia sering melepaskan eksekusi-eksekusi maut yang menembus jala lawan.

Uniknya, meski mengubah wajah Chelsea, sejarah Makele Role sebenarnya dimulai di La Liga. Pada 1998, Makelele baru pindah dari Prancis ke Spanyol untuk membela Celta Vigo. Selain Nantes, Makelele di Prancis juga sempat memperkuat Olympique Marseille.

Dua tahun di Estadio Balaidos, Makelele tampil memukau. Dia ikut membantu Vigo mengalahkan Juventus 4-0 di Piala UEFA. Setelah itu, tawaran datang bertubi-tubi dari banyak klub, termasuk Los Blancos, yang mengajukan proposal 14 juta euro.

Libero.id

Kredit: realmadrid.com

Di Estadio Santiago Bernabeu, karier Makelele semakin cemerlang. Meski tidak disebut sebagai bagian dari Los Galacticos, peran Makelele di lini tengah tak tergantikan. Berkat dirinya, Madrid kembali juara Liga Champions. Saat itu, Madrid idlatih Vicente del Bosque.

Ketika Makelele pergi dari Negeri Matador seiring pengunduran diri Del Bosque, era kejayaan Los Galacticos memudar. Alasannya sangat sederhana, yaitu tidak ada pemain yang bersedia mengorbankan dirinya untuk merebut bola dan jatuh di rumput hijau seperti yang dikerjakan Makelele pada 2000-2003.

Dalam buku autobiografinya yang terbit pada 2006, mantan pemain Madrid, Steve McManaman, menyebut Makelele sebagai gelandang paling penting sekaligus paling tidak dihargai di Madrid. "Saya heran dengan perlakuan mereka (Madrid) terhadap kawan saya ini (Makelele)," ujar McManaman, dikutip The Guardian.  

Mantan kapten Los Blancos, Fernando Hierro, juga pernah mengkritik manajemen atas kepergian Makelele plus cara kepergiannya yang tidak menunjukkan rasa terima kasih dari klub. "Saya pikir Claude telah menjadi pemain terbaik di tim selama bertahun-tahun. Tapi, orang tidak memperhatikannya. Tidak memperhatikan apa yang dia lakukan," kata Hierro pada 2007 di fernandohierro.com.

"Dia adalah pemain terbaik di Madrid. Kami semua tahu. Semua pemain tahu dialah yang paling penting. Hilangnya pemain ini adalah awal dari akhir bagi Los Galacticos. Anda dapat melihat bahwa itu juga merupakan awal fajar baru bagi Chelsea. Dia adalah basis, kuncinya, dan saya pikir Chelsea yang beruntung," pungkas Hierro.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network