Kisah Ailton, Penyerang Tambun yang Hanya Bersinar Satu Musim

"Membela Werder Bremen, pria Brasil itu sempat menjadi pencetak gol terbanyak dengan berat badan 80 kg dan postur 177 cm. Bagaimana mungkin?"

Biografi | 14 November 2020, 08:19
Kisah Ailton, Penyerang Tambun yang Hanya Bersinar Satu Musim

Libero.id - Bundesliga pernah mengenal striker bernama lengkap Ailton Goncalves da Silva. Membela Werder Bremen, pria berkebangsaan Brasil itu sempat menjadi pencetak gol terbanyak dengan berat badan 80 kg dan postur 177 cm. Bagaimana mungkin?

Di sepakbola profesional, kegemukan menjadi salah satu masalah yang coba diatasi semua pelatih fisik. Mereka akan menerapkan metode latihan yang akan membuat seorang pemain dalam berat badan ideal. Pemain seperti Ailton seharunya memiliki berat badan ideal di bawah 70 kg.

Libero.id

Kredit: instagram.com/ailtonag

Namun, dengan berat 80 kg pada tinggi badan 177 cm, Ailton justru melawan teori para pelatih fisik ketika itu. Kehebatan Ailton bisa dilihat pada 2003/2004. Meski sebelum dan setelah musim itu tenggelam, Ailton sempat menjadi fenomena yang dibahas di banyak media olahraga di seluruh dunia.

Saat itu, pesepakbola kelahiran Mogeiro, 19 Juli 1973, tersebut menjadi peraih sepatu emas Bundesliga dengan 28 gol. Ailton meninggalkan Roy Makaay (Bayern Muenchen) di posisi 2 dengan 23 gol dan Martin Max (Hansa Rostock) dengan 20 gol. Dia juga terpilih menjadi Pemain Terbaik Bundesliga 2003/2004.

Selain penghargaan sepatu dan bola emas, Ailton juga sanggup mengantarkan Bremen menjuarai kompetisi sepakbola kasta tertinggi Jerman. Bremen juara setelah mengumpulkan 74 poin dari 34 pertandingan.

Itu menjadi kejutan di Eropa pada masa tersebut. Pasalnya, klub berseragam hijau itu mengalahkan Bayern di persaingan secara konsisten sejak pekan perdana. Mereka membuat FC Hollywood puas menjadi runner-up setelah mengumpulkan 68 poin. Sementara Bayer Leverkusen ada di peringkat 3 dengan 65 poin.

"Dia penyerang yang sangat berani. Dia tidak pernah takut berduel. Dia punya semua kemampuan untuk menjadi striker yang hebat," kenang pelatih Bremen saat itu, Thomas Schaaf, di situs resmi klub beberapa tahun berselang.

Meski sukses di Jerman, Ailton ternyata tidak pernah menarik minat para pelatih tim nasional Brasil, termasuk Carlos Alberto Parreira. Jangankan bermain di Piala Dunia atau Copa America, harapan Ailton untuk sekedar mencicipi seragam tim Samba tidak pernah terwujud. Dia selalu diabaikan lantaran tidak dianggap bintang.

Ailton sempat kecewa dengan situasi itu, khususnya saat tidak dimasukkan dalam daftar pemain yang bertarung di Copa America 2004. Ketika itu, pelatih berasalan tubuh tambun Ailton tidak akan membantu. Selain itu, Brasil punya banyak penyerang top seperti Adriano Leite Ribeiro, Luis Fabiano, Julio Baptista, hingga Vagner Love.

Kekecewaan dengan Brasil sempat dilontarkan Ailton dengan mengancam pindah kewarganegaraan. Awalnya, dia meminta paspor Jerman. Tapi, manajemen Der Panzer tidak mengabulkannya karena alasan yang sama dengan Brasil, yaitu berat badan.

Setelah gagal di Jerman, dia menyatakan tertarik membela Qatar. Apalagi, nakhoda Qatar ketika itu, Phillipe Troussier, mengajak Ailton pergi ke Doha. Tapi, Ailton terbentur regulasi FIFA. Otoritas tertinggi sepakbola dunia itu tidak merestui karena tidak memiliki hubungan apapun dengan Qatar. Misalnya, sedang bermain di Liga Qatar atau memiliki nenek moyang dari Qatar.

Dengan sejumlah kontroversi di luar lapangan, karier Ailton perlahan-lahan meredup. Pasalnya, setelah juara bersama Bremen, dia memutuskan membela Schalke 04 dengan bayaran tiga kali lipat.

Sayang, bersama Die Koenigblauen, Ailton hanya bertahan satu musim dengan hanya mengemas 14 gol dari 29 laga Bundesliga. Meski bermain penuh, manajemen Schalke kecewa. Pasalnya, kemampuan Ailton untuk merepotkan pertahanan lawan jauh menurun hanya dalam waktu kurang dari semusim.

Kegagalan bersama Schalke membuat Ailton benar-benar hilang dari pemberitaan. Dia berpindah ke banyak klub lantaran gagal bersaing. Itu bukan hanya klub besar di liga papan atas, melainkan juga tim kecil di kompetisi kasta bawah.

Dari Schalke dia ke Besiktas. Lalu, Ailton kembali ke Jerman membela Hamburg SV. Kemudian, dia melanjutkan kariernya di Red Star Belgrade, Grasshoppers Zurich, MSV Duisburg, Metalurh Donetsk, SCR Altach, Campinense, Chongqing Lifan, Uerdingen 05, Oberneuland, hingga Rio Branco-SP. Dia pensiun di Hassia Bingen pada 2013.

Sebelum pensiun, Ailton sempat menjadi headline di media Jerman untuk terakhir kalinya. Tapi, itu bukan karena prestasi di sepakbola, melainkan keikutsertaan dirinya di acara reality show berjudul "I'm a Celebrity. Get Me Out of Here!" versi Jerman.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network