Analisis 5 Kekalahan Memalukan Barcelona Era Koeman, Termasuk Lawan Juventus

"Sejak Koeman menjadi pelatih di Camp Nou, hasil minor menjadi kebiasaan. Di La Liga, mereka hanya menang 4 kali dari 12 laga."

Analisis | 09 December 2020, 12:53
Analisis 5 Kekalahan Memalukan Barcelona Era Koeman, Termasuk Lawan Juventus

Libero.id - Barcelona di era Ronald Koeman ternyata jauh lebih buruk dari zaman Quique Setien atau Ernesto Valverde. Buktinya, kompetisi baru akan memasuki paruh musim, tapi El Barca sudah rajin kalah. Yang terbaru dipermalukan Juventus di Liga Champions.

Laga Barcelona kontra Juventus di Camp Nou, pada matchday 6 Grup G, Rabu (9/12/2020) dini hari WIB, berakhir mengecewakan dengan skor 0-3. Barcelona sudah tertinggal 2 gol di babak pertama lewat eksekusi penalti Cristiano Ronaldo dan Weston McKennie.

"Kami tidak menampakkan diri kami sebagai tim yang ingin menang. Di babak pertama mereka lebih baik dari kami. Kami kurang segalanya, kemauan, sikap, kemauan untuk lari, semuanya jelek. Di babak kedua, sudah ada selisih 3 gol dan sempat lebih mudah buat kami. Tapi, kami melewati hari yang buruk dan pertandingan yang buruk," kata Antoine Griezmann, dilansir Marca.

"Siapa lagi yang bisa disalahkan kalau bukan kami sendiri? Kami harus mengasah ini dan memperbaikinya. Kami akan mencoba mengesampingkan alasan. Satu-satunya cara untuk menyingkirkannya adalah dengan kerja keras dan tidak ada yang lain lagi. Kami memberi diri kami sendiri dan fans catatan yang buruk," tambah pria asal Prancis itu.

Kalah dari Juventus, Barcelona harus puas finish sebagai runner-up Grup G dengan 15 poin. Meski punya jumlah poin yang sama dengan La Vecchia Signora, El Barca kalah head to head.

"Kekalahan ini adalah dampak dari permainan kami pada 25 menit pertama. Kami memulai laga dengan buruk dan dengan rasa takut, serta kurang agresif. Kami seperti masuk lapangan untuk tidak kalah, daripada untuk mengontrol permainan," ucap Koeman, dikutip Football Espana.

"Kami tidak bagus dalam bertahan. Kami kalah dalam pertandingan di setengah jam pertama. Kami tidak berada di level kami yang biasa. Tapi, performa kami di Liga Champions bagus," tambah nakhoda asal Belanda tersebut.

Fakta menunjukkan, kekalahan dari Juventus sangat memalukan bagi tim sekelas Barcelona. Apalagi, sejak Koeman menjadi pelatih di Camp Nou, hasil minor menjadi kebiasaan. Di La Liga, mereka menang 4 kali dari 12 laga dengan 2 skor imbang dan 4 kekalahan.

Berikut ini 4 kekalahan menyakitkan Barcelona selain dari Juventus:

1. Getafe vs Barcelona 1-0 (17 Oktober 2020)

Hasil mengejutkan terjadi di laga Getafe versus Barcelona di Coliseum Alfonso Perez, 17 Oktober 2020. Barcelona mengambil inisiatif menyerang sejak menit-menit awal pertandingan. Lionel Messi mengancam di menit 19 lewat bola sepakannya yang membentur tiang gawang. Barcelona kembali mendapat peluang emas di menit 29 lewat Griezmann.

Sepanjang babak pertama, Barcelona lebih menguasai bola sebanyak 70% dan melepaskan 3 tembakan. Memasuki paruh kedua, Barcelona tidak kendur menggempur lini belakang Getafe. Asyik menyerang, El Barca justru kebobolan di menit 56. Jaime Mata membawa Getafe unggul lewat eksekusi penalti.

Barcelona terus tampil menyerang seusai tertinggal 1 gol. Tapi, hasilnya nihil. Dengan kekalahan ini, Barcelona tertahan di urutan 9 dengan 7 poin dari 4 pertandingan.


2. Barcelona vs Real Madrid 1-3 (24 Oktober 2020)

Dua kekalahan beruntun didapatkan Barcelona dalam dua pekan La Liga. Setelah menyerah dari Getafe, El Barca takhluk dari Real Madrid pada pertandingan sarat gengsi bertajuk El Clasico.

Kekalahan dari Los Blancos selalu menyakitkan. Tapi, hasil pada 24 Oktober 2020 sangat memalukan. Pasalnya, Barcelona kalah segala-galanya. Mereka tidak mampu memberikan perlawanan yang layak. Para pemain Barcelona terlihat kesulitan mengantisipasi pergerakan pemain-pemain Madrid.

Namun, Koeman memilih menyalahkan VAR. "Saya tidak mengerti VAR. Saya pikir itu hanya digunakan untuk membuat keputusan merugikan Barcelona. Anda selalu mendapatkan tarikan seragam seperti itu di area penalti dan saya pikir (Sergio) Ramos melakukan pelanggaran terhadap (Clement) Lenglet terlebih dulu. Ada tarikan seragam. Tapi, tidak cukup untuk membuatnya terjatuh. Bagi saya itu bukan penalti," kata Koeman.

"Kami telah menjalani lima pertandingan dan VAR hanya digunakan untuk melawan Barcelona. Itu tidak pernah berjalan sesuai keinginan kami. Keputusan itu berpengaruh besar pada hasil akhir, karena kami bermain bagus hingga penalti datang," tambah Koeman.

Yang dimaksud Koeman adalah keputusan VAR untuk penalti Ramos. Wasit, Juan Martínez Munuera, tidak melihat Lenglet menarik baju Ramos. Tapi, dia memberikan penalti setelah memeriksa VAR. Sedangkan dua permintaan penalti Barcelona ditolak ketika Raphael Varane menjatuhkan Lionel Messi dan kemungkinan handball.


3. Atletico Madrid vs Barcelona 1-0 (21 November 2020)

Kekalahan dari Atletico Madrid menyebabkan Barcelona berada dalam start terburuk dalam sejarah. Kekalahan 0-1 membuat Barcelona hanya memperoleh 11 poin dalam 8 pertandingan pembuka La Liga Spanyol 2020/2021. Itu capaian terburuk mereka sejak musim 1991/1992.

Kekalahan sangat menyakitkan karena statistik menunjukkan bahwa Barcelona sebenarnya unggul penguasaan bola 54,5% dengan mencatatkan 13 tembakan. Sementara Atletico hanya memiliki 9 tembakan dengan 45,5% penguasaan bola. Tapi, Los Colchoneros lebih efektif karena Yannick Carrasco Ferreira sukses menjadi satu-satunya pencetak gol di laga itu.


4. Cadiz vs Barcelona 2-1 (5 Desember 2020)

Permainan buruk benar-benar ditunjukkan Barcelona saat bertemu Cadiz. Bermain tanpa arah, mereka tidak mampu mengembangkan permainan. Padahal, klub yang dihadapi memiliki status sebagai tim promosi, yang seharusnya bisa diatasi dengan sangat mudah.

"Ini bukan level permainan kami yang sesungguhnya. Kami menang bersama dan kalah bersama. Faktor pelatih juga bisa menentukan hasil. Pada laga tadi kami tidak cukup baik untuk menang. Kami harus mengakui dan menerimanya," ucap Koeman kepada El Mundo Deportivo.

Kekalahan membuat Barcelona terbenam di posisi 8 klasemen sementara La Liga. Dari 10 pertarungan, mereka hanya mampu memenangkan 4 pertandingan dan kalah 4 kali. Lini depan mereka juga hanya bisa menghasilkan 20 gol, meski ada 11 bola yang bersarang ke gawang Marc-Andre ter Stegen dan Neto.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network