Pensiun dari Bola, Karier Jose Pinto Berlanjut ke Musik Hingga Menang Grammy

"Di sepakbola dia bukan kiper abal-abal. Meraih dua gelar liga Champions dan tiga gelar La Liga. Bagian era emas Barcelona."

Biografi | 27 December 2020, 08:36
Pensiun dari Bola, Karier Jose Pinto Berlanjut ke Musik Hingga Menang Grammy

Libero.id - Kenal dengan Pinto Wahin? Bagaimana dengan Jose Manuel Pinto? Itu adalah orang sama dengan dua profesi berbeda. Yang pertama adalah nama panggung. Yang kedua nama di lapangan sepakbola.

Pinto bukan sosok asing bagi para suporter Barcelona di seluruh dunia. Pria kelahiran El Puerto de Santa María, 8 November 1975, itu adalah bagian dari era emas ketika Barcelona dan Pep Guardiola meraih 6 gelar dalam satu tahun kalender 2009. Pinto bukan kiper utama. Dia hanya menjadi deputi Victor Valdes.

Karier sepakbola Pinto dimulai dari tim junior Real Betis. Dia menjalani debut La Liga saat melawan Racing Santander pada 1997/1998. Tidak bisa menggeser posisi Toni Prats, Pinto hijrah ke Celta Vigo.

Keputusan pindah ke Estadio Balaidos ternyata tepat. Dia ditunjuk menjadi kiper utama sekaligus kapten. Selama 10 musim bermain untuk Celta, Pinto menorehkan 224 pertandingan semua ajang. Dia ikut membantu klub dari Galicia tersebut mendapatkan Piala Intertoto 2000.

Sukses di Celta membuat Pinto dipinjamkan ke Barcelona pada 2008. Meski sadar hanya akan menjadi cadangan abadi Valdes, Pinto ikhlas. Oleh Guardiola, dia hanya diberi kesempatan merumput di pertandingan-pertandingan Copa del Rey maupun uji coba pramusim.

Di Camp Nou, Pinto ikut menjadi saksi trofi La Liga (2008/2009, 2010/2011, 2012/2013), Copa del Rey (2008/2009, 2011/2012), Supercopa de España (2009, 2010, 2011, 2013), Liga Champions (2008/2009, 2010/2011), Piala Super Eropa (2009, 2011), dan Piala Dunia Antarklub (2009).

Berkat kesabaran dan loyalitas, Pinto menjadi pemain yang dicintai rekan-rekan maupun suporter Barcelona. Seperti Joker, Pinto adalah orang yang mencairkan suasana di ruang ganti ketika ketengangan datang. Beda dengan Xavi Hernandez, Carles Puyol, Andres Iniesta, atau Lionel Messi yang serius, Pinto adalah orang yang gemar melucu.

Selain lucu, satu hal lain yang dikenang rekan-rekannya adalah kemampuan Pinto dalam seni musik. Selama berkarier di Barcelona, dia menciptakan sebuah lagu hip-hop berjudul “Nuestra B.S.O". Itu menjadi lagu wajib yang selalu dinyanyikan para pemain Barcelona di ruang ganti maupun ketika pesta kemenangan.

“Semua orang tahu apa yang akan saya lakukan. Mereka melihat saya mempelajari buku teknik suara saya di pesawat saat kami bepergian. Banyak orang mengenal saya sebagai pemain sepakbola. Tapi, saya mengarang lagu ketika saya berusia 14 tahun. Saya selalu menyukai musik dan selalu menyukai olahraga," kata Pinto kepada Billboard.

Pinto tidak asal meramu musik. Sambil bermain sepakbola, dia menyempatkan diri kuliah di jurusan musik. Pinto lulus dan menyandang gelar sarjana teknik audio dan master di bidang produksi musik. Pinto juga mendirikan label rekaman bernama Wahin Makinaciones.

"Musik telah membantu saya menjadi atlet yang baik. Saat masih bermain di La Liga dan mendapati hari yang buruk, musik adalah sarana terbaik saya untuk pulih," tambah Pinto.

Setelah pensiun dari Barcelona pada 2014, Pinto memutuskan melanjutkan misi sebagai musisi. Pada 2016, Pinto berhasil memenangi Latin Grammy Award berkat andilnya dalam pembuatan album Amame Como Soy karya Niña Pastori. Pinto juga membuat lagu berjudul “La Habana” yang dijadikan salah satu soundtrack film populer "The Fast and The Furious". Pinto juga menuliskan lagu yang dibawakan oleh Ice Cube di film "Ride Along 2".

"Saya sudah jarang mengikuti sepakbola. Saat saya sedang bekerja di studio, saya tidak punya waktu untuk menonton pertandingan. Fokus saya 100% untuk musik. Saya telah merasakan segalanya di sepakbola. Kini, saatnya saya merasakannya di musik. Saya ingin menikmati dunia musik seperti dulu saya menikmati sepakbola," ungkap Pinto.

Bermusik memang menjadi impiannya sejak kanak-kanak. Pada usia 9 tahun, dia memenangkan kontes breakdance sambil bermain sepak bola di tim sekolahnya. Dia bermain gitar dan menulis lagu saat remaja, saat berlatih di Akademi Real Betis.

"Saya merasa musik dan sepakbola adalah dua hal yang menarik minta saya dan tidak mungkin saya tinggalkan. Saat bermain sepakbola saya masih menyempatkan diri bermusik. Kini, hidup saya telah berubah dan saya memilih musik untuk menemani hidup saya sekarang dan di masa depan," pungkas Pinto.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network