Logo Garuda Copot dari Jersey Mills, Ini 9 Apparel Timnas Sejak 1970

"Kualitas jersey itu menjadi sorotan. Kok bisa logo Garuda menghilang."

Feature | 08 March 2021, 07:30
Logo Garuda Copot dari Jersey Mills, Ini 9 Apparel Timnas Sejak 1970

Libero.id - Di balik keberhasilan tim nasional Indonesia U-23 menyelenggarakan dua pertandingan uji coba saat pandemi Covid-19, ada satu hal yang menjadi pertanyaan suporter. Logo Garuda di jersey ketiga yang dikenakan Kushedya Hari Yudo saat melawan Bali United copot. Produk Mills pun dipertanyakan.

Pada masa penjajahan Belanda, tim bertanding sebagai Hindia Belanda dalam pertandingan internasional dan bermain dengan seragam oranye, seperti warna jersey tim nasional Belanda.

Tidak ada dokumen resmi tentang seragam tim. Hanya beberapa foto hitam-putih dari pertandingan melawan Hungaria di Piala Dunia 1938. Tapi, dokumen tidak resmi menyatakan bahwa seragam tersebut terdiri dari jersey oranye, celana pendek putih, dan kaus kaki biru muda.

Namun, sejak kemerdekaan Indonesia, seragam timnas  terdiri dari merah dan putih sesuai warna bendera negara. Kombinasi hijau dan putih juga telah digunakan untuk perlengkapan tandang dan digunakan untuk partisipasi selama Olimpiade 1956 di Melbourne, Australia, hingga pertengahan 1980-an.

Ketika tim-tim sepakbola di seluruh dunia menggunakan jersey dari sponsor, Indonesia juga tidak ketinggalan. Sejak 1970-an setidaknya ada 9 perusahaan yang menyediakan seragam dengan logo Garuda di dada.

Apparel tersebut berasal dari luar maupun dalam negeri. Ada yang kualitas sangat bagus. Tapi, beberapa lainnya sempat mendapatkan kritik dari publik. Salah satu yang menjadi tanda tanya tercipta pada 7 Maret 2021 saat Timnas U-23 menggelar pertandingan persahabatan di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta.

Logo Garuda yang ada di dada Yudo menghilang. Gambar selebrasi mantan pemain PSS Sleman tersebut segera viral di dunia maya dan menjadi bahan diskusi netizen. Banyak yang bertanya mengapa logo di jersey sekelas timnas bisa lepas. Hilangnya logo Yudo kemungkinan setelah mencetak gol ke gawang Serdadu Tridatu.

Berikut ini 9 apparel jersey timnas Indonesia sejak 1970:


1. Adidas (1970–1995, 1998–2000, 2004–2006)

Sebagai sponsor resmi FIFA, Adidas selama bertahun-tahun menjalin komitmen dengan PSSI. Dari foto-foto yang ada terlihat bahwa timnas sudah menggunakan Adidas sejak 1970-an. Dengan produk asal Jerman tersebut, Indonesia mendapatkan medali emas di SEA Games 1987 dan 1991.

Sempat terhenti pada 1995, PSSI mendapatkan sokongan jersey dari Adidas lagi pada 1998 dan berhenti pada 2000. Salah satu momen menyakitkan dengan jersey "tiga garis" itu ada di Piala Tiger 1998 saat Indonesia melakukan sepakbola gajah melawan Thailand.

Setelah vakum 4 tahun, Adidas menyokong Indonesia lagi pada 2004. Momen yang tidak terlupakan adalah saat Indonesia bermain di Piala AFF saat menjadi runner-up. Salah satu pertandingan paling dikenang saat bertemu Malaysia di semifinal. Kalah 1-2 di Jakarta, tim Garuda bangkit menghajar Harimau Malaya 4-1 di Kuala Lumpur.


2. Asics (1996)

Asics adalah produk asal Jepang. Nama tersebut merupakan singkatan dari frase dalam Bahasa Latin "Anima sana in corpore sano", yang diterjemahkan sebagai "Jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat".

Penggunaan Asics oleh PSSI terjadi pada Piala Asia 1996 di Uni Emirat Arab (UEA). Itu kompetisi pertama Indonesia. Saat itu, bukan Asics yang menjadi sponsor, melainkan PSSI yang mendapatkan rekomendasi untuk membeli produk tersebut. Hasilnya, gol indah diciptakan Widodo Cahyono Putro saat pertandingan melawan Kuwait di Abu Dhabi.


3. Diadora (1996–1997)

Diadora merupakan produk apparel asal Italia yang sempat populer di dunia karena digunakan banyak tim top. Mereka bisa menjadi pemasok untuk timnas lantaran PSSI pernah mengirimkan tim muda ke Italia (PSSI Primavera) untuk menjalani kompetisi dan menimba ilmu.

Salah momen timnas dengan Diadora yang tertangkap kamera ada di Piala Tiger 1996. Itu adalah turnamen edisi perdana dan Indonesia hanya mampu mencapai semifinal. Saat itu, Diadora memberi jersey dengan kerah. Selain itu, bukan logo Garuda yang terpampang di dada, melainkan bendera Merah-Putih.


4. Uhlsport (1997)

Uhlsport merupakan produk asal dari Jerman. Sempat dikenal sebagai penyedia sarung tangan kiper, mereka kemudian merembet ke jersey sepakbola. Pada 1997 setelah PSSI putus kontrak dengan Diadora, Uhlsport sempat digunakan Rochi Putiray dkk saat tampil di Kualifikasi Piala Dunia 1998 Zona Asia. Sama seperti Diadora, yang tertera di dada adalah bendera Merah-Putih.


5. Mikasa (1997)

Selama bertahun-tahun, Mikasa dikenal sebagai penyedia perlengkapan bola voli. perusahaan asal Jepang itu kemudian mengikat kontrak dengan KONI saat SEA Games 1997 akan diselenggarakan di Jakarta. Akibatnya, semua seragam kontingen Merah-Putih harus menggunakan Mikasa, termasuk sepakbola.

Beruntung, PSSI tidak memiliki sponsor apparel resmi setelah kontrak dengan Diadora tidak dilanjutkan dan Uhlsport hanya memberi contoh jersey yang digunakan selama Kualifikasi Piala Dunia 1998.


6. Nike (2000–2003, 2007–2019)

Nike pertama kali digunakan PSSI saat Piala Asia 2000 digelar di Lebanon dan berlanjut ke Piala Tiger 2000 serta 2002. Apparel asal Amerika Serikat (AS) itu mendukung Indonesia hingga 2003 sebelum Adidas datang lagi untuk kali ketiga sekaligus yang terakhir.

Kemudian, saat Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Asia 2007 bersama Malaysia, Thailand, dan Vietnam, Nike kembali menghubungi PSSI. Kesepakatan terjadi dan Bambang Pamungkas dkk ketika itu memiliki jersey yang modis dan terkesan macho dengan logo Garuda di dada.

Berhubung animo suporter untuk membeli jersey Nike besar, kerjasama terus dilanjutkan. Nike terus menyediakan jersey hingga berakhir pada 2019. Ketika PSSI dibekukan Pemerintah Indonesia dan hukuman dari FIFA datang, Nike juga tetap menyediakan jersey untuk timnas, meski tidak ada pertandingan yang diselenggarakan.


7. Ghazali Sports (2004)

Ghazali Sports merupakan jersey lokal pertama yang digunakan PSSI di era modern. Penampakan seragam ini terlihat di Piala Asia 2004 ketika Indonesia mengalahkan Qatar dan Kualifikasi Piala Dunia 2006 Zona Asia. Disebut Ghazali Sports karena jersey itu disediakan olah Asisten manajer timnas ketika itu, Muhammad Ghazali, yang merupakan pengusaha konveksi.

Berbeda dengan jersey produk apparel lain, Ghazali Sports tampil beda dan antimainstream. Logo Garuda tidak dicantumkan di dada kiri dan berbentuk kecil, melainkan sangat besar di dada hingga perut.

Tapi, kebiasaan suporter Indonesia yang sering menghujat membuat Ghazali sakit hati. Berniat membantu PSSI karena saat itu tidak ada perusahaan yang bersedia menjadi sponsor apparel, produk Ghazali Sports justru dihujat. Itu dianggap kuno, norak, dan kampungan. Bahkan, ada yang menyatakan prestasi timnas jelek karena logo Garuda di jersey yang besar membuat para pemain terbebani.


8. Warrix (2020)

Warrix adalah produk asal Thailand. Sempat dikenakan sebentar ketika Shin Tae-yong memulai program bersama timnas U-19. Saat itu, PSSI menyatakan akan menjalin kontrak dengan Warrix. Jersey Warrix telah didistribusikan dan dikenakan oleh timnas U-19 saat pemusatan latihan di Cikarang dan Chiang Mai (Thailand).

Tapi, ketika kritik datang dan mempertanyakan mengapa tidak menggunakan produk dalam negeri, PSSI membatalkannya. "Belum. Masih ada peluang buat apparel lain. Kami coba dulu mana yang cocok dan mana yang bagus. Jadi, masih ada peluang untuk merek jersey yang lain," kata Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, saat itu.


9. Mills (2020–sekarang)

Mills mulai dipakai timnas sejak 14 Februari 2020. Dengan kontrak 2 tahun, produk lokal Indonesia itu akan memenuhi kebutuhan timnas segala usia dan wanita. Mills juga akan menyediakan seragam untuk semua kegiatan PSSI seperti kursus pelatih, kursus wasit, dan untuk asosiasi provinsi.

Saat Tae-yong bersama timnas U-19 menjalani pemusatan latihan di Eropa, jersey ini dikenakan saat latihan maupun pertandingan. Menggunakan kombinasi merah dan putih, para pemain muda terlihat gagah.

Produk dari PT Mitra Kreasi Garmen itu juga membuat terobosan dengan melahirkan jersey ketiga berwarna hitam yang dikenakan saat timnas U-23 melawan Bali United. Ini adalah untuk kali pertama setelah 22 tahun timnas memiliki jersey ketiga. Tapi, jersey itu ternoda karena suporter mempertanyakan kenapa logo Garuda di jersey Yudo bisa terlepas saat melakukan selebrasi seusai mencetak gol.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 100%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network