Kisah Brutal Battle of Nuremberg, Laga Piala Dunia dengan 20 Kartu

"Rekor baru Piala Dunia dalam jumlah kartu. Ivanov membagi 4 kartu merah dan 16 kartu kuning"

Feature | 12 March 2021, 10:48
Kisah Brutal Battle of Nuremberg, Laga Piala Dunia dengan 20 Kartu

Libero.id - Battle of Nuremberg (Massacre of Nuremberg) dikenal juga sebagai Batalha de Nuremberga (Portugis) atau Slag van Neurenberg (Belanda). Itu adalah pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2006 antara Portugal versus Belanda di Frankenstadion di Nuremberg, 25 Juni 2006, yang dipimpin Valentin Ivanov dari Rusia.

Tim nasional Portugal dan Belanda telah bertemu di semifinal turnamen besar sebelumnya. Salah satunya di Euro 2004 yang diadakan di Portugal dan berakhir 2-1 untuk tuan rumah.

Meski tidak memiliki sejarah rivalitas panas, pertemuan tersebut tampaknya membekas di kepala para pemain Portugal dan Belanda. Dua tahun kemudian, 5 pemain Belanda dan 11 pemain Portugal, yang ambil bagian dalam pertandingan 2004, juga berada di lapangan pada 2006 di Nuremberg.

Sama seperti 2004, hasil pertandingan 2006 juga memihak Portugal. Tim Samba Eropa mengalahkan Belanda 1-0 dengan Maniche mencetak gol penentu di menit 23. Uniknya, dia juga mencetak gol kemenangan pada 2004.

Dari skornya, itu bukan pertandingan spesial. Tapi, jika melihat jalannya pertarungan, orang dipersilakan mengumpat. Pasalnya, sang wasit mencatatkan rekor baru Piala Dunia dalam jumlah kartu. Ivanov membagi 4 kartu merah dan 16 kartu kuning. Totalnya, 20, selama 90 menit!

Drama kartu dimulai ketika Mark van Bommel mendapat kartu kuning pada menit kedua gara-gara aksi sinis kepada wasit. Lima menit berselang, Khalid Boulahrouz mendapat kartu kuning karena melakukan pelanggaran kepada Cristiano Ronaldo dan pada akhirnya memaksa pergantian sang pemain sebelum jeda.

Ronaldo pergi ke ruang ganti dengan air mata bercucuran. "Itu jelas pelanggaran yang disengaja untuk membuat saya cedera. Itu adalah tekel yang sangat buruk. Tapi, ini adalah bagian dari sepakbola," ujar Ronaldo saat itu, setelah pertandingan, di situs FIFA.

"Saya terbiasa ditendang. Tapi, saya tidak senang dengan hal itu. Saya pikir saya akan bisa melanjutkan. Sayangnya itu tidak mungkin. Sekarang saya harus menunggu dan melihat bagaimana cederanya berkembang. Saya mengalami sedikit memar di paha saya jadi saya berada di tangan para dokter," tambah CR7.

Tidak lama setelah pelanggaran Ronaldo, Maniche dikartu kuning karena  pelanggaran terhadap Van Bommel setelah 19 menit. Hanya berselang 12 menit, giliran Costinha yang menghajar Philip Cocu sehingga harus menerima kartu kuning. Dia kemudian menjadi orang pertama yang diusir keluar lapangan setelah mendapat kartu kuning kedua untuk handball, tepat sebelum jeda babak pertama.

Ketika babak kedua baru berjalan 5 menit, Armando Petit sudah mendapat kartu kuning setelah melanggar Van Bommel. Lalu, giliran Giovanni van Bronckhorst pada menit 59.

Satu menit kemudian, giliran Luis Figo yang harus berselisih sengit dengan Van Bommel. Dia menanduk Van Bommel. Tapi, wasit tidak melihat. Figo beruntung karena hanya mengantongi kartu kuning. Dia harus berterima kasih kepada Ivanov karena Zinedine Zidane mendapat kartu merah untuk aksi yang sama di final melawan Italia.

Tandukan Figo kepada Van Bommel direspons Boulahrouz dengan serius. Pada menit 63, dia diusir keluar lapangan setelah melakukan pelanggaran terhadap Figo. Ada sikutan yang mengarah ke wajah Figo sehingga memicu huru-hara dengan Boulahrouz berhadapan dengan Simao Sabrosa, serta Andre Ooijer dengan bangku cadangan Portugal. Ofisial keempat, Marco Rodriguez, datang untuk melerai.

"Luis Figo bukan Yesus. Jika dia Tuhan, dia akan memberikan pipi yang lain (untuk disikut pemain Belanda). Tapi, Luis Figo bukan Tuhan," kata Luiz Felipe Scolari menanggapi aksi pemain Portugal yang terpancing emosinya.

Belum selesai emosi para pemain, Deco, melakukan pelanggaran keras terhadap John Heitinga, yang berujung kartu kuning. Belanda tidak mengembalikan bola setelah Portugal menguasainya untuk memungkinkan seorang pemain menerima perawatan medis. Itu melanggar salah satu aturan tak tertulis di sepakbola (bola fair play).

Dalam perkelahian berikutnya, Wesley Sneijder mendorong Petit ke tanah dan berakibat kartu kuning. Rafael van der Vaart menyusul, beberapa menit kemudian. Setelah itu, kiper Portugal, Ricardo, karena membuang-buang waktu dan bek kiri, Nuno Valente, karena pelanggaran berat, dikartu kuning.

Deco menerima peringatan keduanya dan dikeluarkan pada menit ke-78 karena menunda restart setelah tendangan bebas diberikan. Cocu lolos dari peringatan untuk gulat Deco ke tanah dalam usahanya untuk mengambil bola.

Pada menit 88, Simao memancing kemarahan Edwin van der Sar setelah kakinya "nakal" dalam usaha mencetak gol. Tapi, wasit memutuskan untuk tidak mengambil tindakan disiplin. Dan, pada injury time, Van Bronckhorst dikeluarkan dari lapangan karena mendapat kartu kuning kedua karena melakukan pelanggaran terhadap Tiago Mendes.

Anehnya, sebuah adegan unik ditampilkan di televisi selama pertandingan. Adegan itu terjadi setelah pertandingan ketika Boulahrouz, Deco, dan Van Bronckhorst duduk bersama di pinggir lapangan setelah diusir keluar. Mereka berdiskusi dengan akrab. Deco dan Van Bronckhorst ada rekan setim di Barcelona.

"Itu sudut untuk anak-anak nakal," kata komentator pertandingan di televisi Inggris, Gary Bloom, merespons pemandangan kontras setelah pertandingan yang ketat dan berdarah-darah di Frankenstadion.

Setelah pertandingan, sang wasit banjir kritikan. Presiden FIFA, Sepp Blatter, bahkan menyarankan Ivanov untuk memberi dirinya sendiri kartu kuning untuk penampilannya yang buruk selama pertandingan. Tapi, Blatter kemudian menyesali kata-kata tersebut dan berjanji untuk meminta maaf secara resmi.

Sementara Portugal, yang mengalahkan Belanda, bertemu Inggris di perempat final. Mereka tanpa Deco dan Costinha yang terkena sanksi. Portugal mengalahkan The Three Lions lewat adu penalti dan berhasil mencapai semifinal. Mereka dihentikan Prancis di babak 4 besar.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network