Jean Pierre Adams, Pemain Timnas Prancis yang 37 Tahun Koma Sampai Sekarang

"Istrinya menolak suntik mati. Mendampinginya selama 37 tahun."

Feature | 22 January 2020, 15:55
Jean Pierre Adams, Pemain Timnas Prancis yang 37 Tahun Koma Sampai Sekarang

Libero.id - Kisah tragis pria Senegal-Perancis yang rendah hati, Jean-Pierre Adams begitu kuatnya meski terpendam lama dalam sejarah sepak bola. Sebuah kisah cinta dan perjuangan yang luar biasa.

Jauh Sebelum Marcel Desailly dari Ghana, Kylian Mbappe dari Kamerun-Aljazair, Paul Pogba dari Guinea dan Ngolo Kante Mali memiliki jalur ke tim sepak bola nasional Prancis-Les Bleus (The Blues), Jean-Pierre Adams dari Senegal sudah memulai jalur itu.

Ia menjadi barisan awal pesepakbola profesional keturunan Afrika Barat yang bergabung dengan tim nasional Prancis (Les Blues). Sebelum ini, kebanyakan pemain timnas Prancis keturunan imigran datang dari Afrika Utara atau Martinique.
Libero.id

Jean Pierre Adams (Outside of the Boot)

Adams, yang lahir pada 10 Maret 1948, adalah bek tengah yang mengalami koma sejak 17 Maret 1982. Koma itu disebabkan kelalaian medis setelah operasi yang ditangani seorang peserta pelatihan di Rumah Sakit Lyon.

Kisah luar biasanya adalah cinta yang ditunjukkan oleh istrinya Bernadette yang telah menolak untuk memerintahkan euthanasia (suntik kematian tanpa rasa sakit). Istrinya selalu percaya suaminya akan bangkit dari koma suatu hari.

Meskipun bekerja, Bernadette mencurahkan waktu, sumber daya, dan hidupnya untuk merawat Adams. Dia mengganti pakaiannya, berbicara kepadanya dan bahkan telah memberitahunya bahwa kedua anak mereka Laurent (lahir 1969) dan Frédéric (1976) melahirkan anak-anak mereka sendiri yang menjadikan Adams seorang kakek.

Tekad Bernadette sedikit banyak dibantu semangat Adams yang bisa bernapas sendiri tanpa bantuan mesin meskipun dalam kondisi koma.

Pria asal Dakar, Senegal, itu sudah mendapatkan 22 caps untuk timnas Prancis.

Karier sepakbolanya dimulai ketika keluarga mengirimnya untuk studi di Collège Saint-Louis. Dia tinggal di  keluarga Jourdain di Loiret dan di sini, kecintaannya pada sepakbola berkembang sehingga dia dijuluki "Serigala Putih".

Setelah sekolah praktik dasar, Adams mendapatkan pekerjaan di sebuah pabrik di Montagris. Namun dia sering mendapatkan kecelakaan, termasuk cedera lutut serius yang bisa mengacaukan harapan bermain sepak bola secara profesional.

Di sebuah pesta, dia menemukan Bernadette yang cantik. Saat itu pernikahan antara seorang lelaki berkulit hitam wanita kulit putih banyak tidak disukai. Namun, cinta mereka mengalahkan semua cemoohan hingga mereka menikah pada 1969.

Dari atribut fisiknya, Adams digambarkan sebagai sosok alamiah yang kuat secara fisik, patriotik dan teguh.

Dalam sepak bola, kemitraan di lini belakang dengan Marius Tresor membentuk "Garde Noire" - "Black Guard" - yang menjadi terkenal sebagai benteng Prancis.

Adams bermain untuk Paris Saint-Germain dan Nice, nyaris memenangkan gelar Piala Prancis bersama Nice serta menyisihkan Barcelona dari Piala UEFA 1973-4.

Menurut Bernadette, Adams menyukai musik Brasil, cerutu, dan pakaian nyentrik. Dia juga seorang yang lucu.

Pada 17 Maret 1982, dia berangkat ke Dijon selama tiga hari untuk belajar sebagai pelatih. Kariernya ketika itu mendekati masa-masa akhir. Namun, musibah itu datang saat tendon di kakinya rusak.

Dia pergi ke rumah sakit Lyon di mana dia bertemu seorang dokter yang mencintai sepakbola dan meyakinkan dia bahwa dia harus menjalani operasi lutut pada tanggal yang disepakati. Tetapi ketika Adams muncul pada hari yang ditentukan, ada pemogokan oleh dokter dan perawat.

Tidak sedang dalam keadaan darurat, Adams, yang berusia 34 tahun, seharusnya kembali pada hari lain. Tetapi rupanya dia diberi obat bius. Obat itu diharapkan membuatnya mati rasa untuk prosedur operasi selama beberapa jam. Tetapi malang bagi Adams. Kesalahan ahli anestesi membuat dia koma karena otaknya kekurangan oksigen.

Karena pemogokan terjadi, maka ahli anestesi mengawasi delapan operasi sekaligus. Ditambah masalah, seorang peserta pelatihan juga menempatkan Adams di tempat tidur yang salah.

Sudah 37 tahun lebih sejak pria periang itu koma. Kata terakhirnya kepada istrinya sebelum dia pergi untuk operasi adalah "Tidak apa-apa, saya dalam kondisi sangat baik."

Setelah kecelakaan pembiusan itu, istrinya Bernadette segera dipanggil lewat telepon. Dia tetap di samping tempat tidur suaminya selama lima hari dan lima malam berharap untuk perubahan kondisinya.

Pada bulan November, dia dipindahkan ke Chalon, tempat Bernadette berada di sisinya setiap hari.

Ketika rumah sakit mengatakan mereka tidak bisa lagi merawat Adams, dia dipindahkan ke rumah yang dibangun oleh Bernadette.

Dukungan datang dari Nimes dan klubnya Paris St Germain, keduanya menawarkan 15.000 franc sementara federasi sepakbola Prancis memberinya 6.000 franc per minggu setelah kontribusi awal 25.000 franc pada Desember 1982.

Selain itu, mantan klub Adams juga memainkan pertandingan amal. Variétés Club de France, organisasi amal yang masih berjalan hari ini dan didukung oleh Platini, Zinedine Zidane, dan Jean-Pierre Papin, memainkan  pertandingan persahabatan untuk Adams.

Secara hukum, butuh tujuh tahun sebelum pengadilan di Lyon memutuskan para dokter bersalah karena cedera yang tidak disengaja. Ahli anestesi dan peserta pelatihan diberi hukuman percobaan satu bulan dan denda USD 815.

Setiap hari, Adams, sekarang berusia 71 tahun, dimandikan dan didandani oleh Bernadette, yang menyatakan bahwa suaminya masih memiliki beberapa fungsi kognitif.

“Jean-Pierre merasakan, mencium, mendengar, melompat ketika seekor anjing menggonggong. Tapi dia tidak bisa melihat,” katanya pada 2007.

Meskipun Adams menderita kerusakan signifikan pada otaknya, dia dengan anehnya tidak menua.

Bagaimana dengan mengakhiri semuanya agar dia bisa bebas?

"Itu tidak terpikirkan! Dia tidak dapat berbicara dan itu bukan saya yang memutuskan," kata Bernadette.

Mungkin ujian yang sebenarnya akan datang jika Bernadette meninggal sebelum Adams, sebelum keputusan diambil untuk pria Prancis asal Senegal itu.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network