Kisah Bocah Afghanistan dengan Jersey Keresek Messi, Sempat Diancam Taliban

"Fans sepakbola dunia sedang mencari bocah ini setelah Taliban menguasai Kabul."

Biografi | 22 August 2021, 18:50
Kisah Bocah Afghanistan dengan Jersey Keresek Messi, Sempat Diancam Taliban

Libero.id - Ketika Taliban menguasai Kabul menyusul penarikan mundur militer Amerika Serikat (AS), banyak orang mengkhawatirkan sepakbola Afghanistan. Salah satu yang masih menjadi tanda tanya adalah keberadaan Murtaza Ahmadi. Bocah ini dikenal karena jersey keresek Lionel Messi saat berusia lima tahun. 

Anda mungkin masih ingat dengan kisah mengharukan dari seorang anak laki-laki Afghanistan yang bertemu dengan pahlawannya setelah dia mengenakan kantong plastik dengan nama "Messi"?

Tapi, anda mungkin tidak tahu bagaimana insiden tersebut ternyata sempat menyebabkan ancaman fisik dari Taliban. Ada upaya penculikan pada bocah itu dan membuatnya dikirim untuk tinggal bersama pamannya karena takut kehilangan nyawanya sewaktu-waktu. Kini, ketika Taliban menang perang, nasib Murtaza jadi spekulasi.

Murtaza menjadi terkenal pada Januari 2016. Ketika itu, pada usia lima tahun, dia berpose sedang memakai kantong plastik biru-putih dengan tulisan Messi di atasnya lengkap dengan nomor punggung 10.

Kakak laki-lakinya, Hamayoun, mengunggah gambar itu di Facebook. Tanpa disadari, postingan itu dengan cepat menjadi viral dan menyebar ke seluruh dunia. Bahkan, kabar tersebut akhirnya sampai ke Messi, yang saat itu sedang bermain untuk Barcelona, dan menarik perhatiannya.

La Pulga kemudian menghadiahkan anak itu jersey Argentina yang asli bertanda tangan namanya. Ada pula jersey Barcelona dan beberapa bola yang dikirimkan dalam kotak-kota kardus ke rumah Murtaza langsung dari Spanyol.

Tapi, keberuntungan Murtaza ternyata menyebabkan permusuhan dari tetangganya di Jaghori. Dongeng itu segera berubah menjadi mimpi buruk karena orang-orang menduga bahwa keluarga itu pasti telah menerima uang dari pemenang Ballon d'Or enam kali tersebut.

"Ketika saya pertama kali melihat kotak-kotak itu, saya pikir seseorang akan memiliki mainan untuk Murtaza dan Dollar (uang). Tapi, tidak. Itu hanyalah bola dan jersey. Orang-orang mulai bertanya kepada kami apakah Messi telah memberi kami uang? Ada orang yang mengendus-endus di sekitar rumah kami pada malam hari. Saya sangat terganggu, kata ayah Murtaza, Arif Ahmadi, kepada Bleacher Report.

Sebuah surat dari Taliban kemudian dikirim ke rumah mereka. Kelompok garis keras itu mengancam akan menculik keluarga tersebut. Lalu, Murtaza, yang ketakutan mengajukan permintaan suaka. Tapi, ditolak.

Murtaza dan keluarganya kemudian diundang oleh pejabat Piala Dunia 2022 untuk bertemu Messi di Doha pada Desember 2016 sebelum pertandingan persahabatan Barcelona melawan Al Ahli. Arif menyetujui pertemuan itu dengan harapan pesepakbola tersebut dapat membantu Murtaza mencari suaka dengan cara yang sama seperti Cristiano Ronaldo membantu pengungsi Suriah, Zaid Abdul.

"Kami berpikir bahwa dengan pergi ke Doha untuk bertemu Messi, mungkin dia akan seperti Ronaldo. Kami pergi ke Qatar agar Messi bisa melakukan sesuatu untuknya. Sayangnya dia tidak melakukan apa pun untuk Murtaza," ungkap Arif.

Murtaza meninggalkan Qatar setelah mencapai mimpinya untuk bertemu sang idola. Tapi, setelah kembali ke Afghanistan, keluarga itu menjadi incaran Taliban. "Ketika saya tiba, mereka berkata bahwa saya memiliki banyak uang dari (pemberian) Messi," kata Arif.

Keluarganya kemudian mendapatkan lebih banyak ancaman dari Taliban. Mereka mengklaim akan menangkap bocah itu dan menahannya untuk tebusan. Setelah orang tuanya menghentikan dia pergi ke sekolah karena dia berulang kali diancam. Murtaza kemudian diantar ke Kabul untuk tinggal dengan pamannya dengan harapan dia akan lebih aman.

Tiba-tiba, serangan Taliban di Kabul meningkat dan membuat anak itu dalam bahaya lagi. Kini, setelah Taliban menguasai Kabul dan pemerintahan yang resmi dan sah melarikan diri, komunitas sepakbola internasional mulai mencemaskan keadaan Murtaza.

"Sebelum dia pergi ke Qatar, dia adalah anak yang sangat bahagia. Dia dulu suka berbicara dengan semua orang dan cukup nakal. Sekarang, dia tidak banyak bicara. Situasi seperti ini di negara lain bisa menjadi peluang. Tapi, bagi kami itu adalah ancaman. Seharusnya tidak terjadi dalam hidup kami," ungkap sang paman.

Murtaza, yang bergabung kembali dengan keluarganya kemudian ditanya apakah dia berharap dia tidak pernah memakai kantong plastik itu. "Saya akan memakainya, karena saya mencintai Messi," ucap Murtaza.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network