Kisah Marko Marin, "Messi Jerman" yang Gagal Bersinar di Chelsea

"Seolah dipaksa bermain seperti Messi."

Biografi | 27 August 2021, 13:45
Kisah Marko Marin, "Messi Jerman" yang Gagal Bersinar di Chelsea

Libero.id - Gelandang serang itu tampaknya akan menjadi talenta yang akan mencuri perhatain dunia, tetapi cedera dan permainan yang buruk membuatnya tidak bisa memenuhi harapan itu.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Goal pada 2016, Marin merefleksikan julukan yang diberikan kepadanya di awal karier. Sejak saat itu, dia seolah dipaksa untuk bermain seperti 'Messi-nya Jerman'.

“Saya tidak terlalu memikirkannya,” kata pemain sayap itu tidak lama setelah bergabung dengan Olympiacos. “Messi adalah Messi dan berada di level yang jelas berbeda dengan pemain lain di dunia."

“Kemana pun saya pergi dan setelah saya memainkan beberapa pertandingan bagus, selalu seperti ini. Bahkan, setelah pertandingan pertama saya di sini, hal itu dimulai lagi, 'Messi baru kami!'."

“Ini hal yang menyenangkan, tetapi tidak ada yang benar-benar berpikir bahwa itu adalah perbandingan nyata antara Messi dan saya. Itu hanya gaya sepakbola," tuturnya.

Marin muncul sebagai pemain profesional saat berusia 18 tahun di Borussia Monchengladbach. Dia melakukan debut seniornya pada musim 2007/2008 dan akhirnya mendapat promosi ke Bundesliga.

Dia telah tampil sangat mengesankan, sehingga dia dimasukkan dalam skuad sementara Joachim Low untuk Euro 2008, meskipun dia gagal masuk ke skuad utama.

Beberapa pendukung mulai memanggilnya 'Messi Jerman'. Perbandingannya tidak terlalu jauh, dengan dribbling, kreativitas, dan kelincahannya, ada harapan nyata bahwa Marin bisa menjadi ujung tombak generasi baru talenta Jerman yang menjanjikan melalui tim yunior.

Pada 2009, dia pindah ke Werder Bremen membentuk duo lini tengah menyerang yang bersemangat dan muda bersama Mesut Oezil. Keduanya dipanggil untuk mewakili Jerman di Piala Dunia 2010.

Marin diturunkan di dua pertandingan pertama, tetapi setelah penampilan mengecewakan dan kekalahan 1-0 di penyisihan grup dari Serbia, dia tidak dipercaya lagi.

Sementara itu, Oezil menjadi salah satu bintang di pertunjukan dan membuat dirinya pindah ke Real Madrid setelah terbukti menjadi bagian integral dari tim muda Jerman yang finis ketiga di Afrika Selatan.

Marin kembali ke Bremen dan tampaknya senang menjadi tumpuan kreatif tim tanpa Oezil dengan memberikan 11 assist pada 2010/2011.

Bremen yang sedang berjuang di papan bawah klasemen Bundesliga  berharap jika Marin bisa melangkah ke level lain. Kesempatan untuk melakukannya muncul dengan sendirinya pada 2012, tepatnya ketika dia bergabung dengan juara Liga Champions, Chelsea, yang dinahkodai oleh Legenda klub Roberto di Matteo.

Marin tampil impresif dalam pertandingan pramusim Chelsea dan sepertinya dia akan menjadi pemain kunci musim 2012/2013. Namun, cedera hamstring menjadi masalah. Dia hanya membuat enam penampilan Liga Premier untuk Chelsea pada musim tersebut.

Mencetak gol dengan sentuhan pertamanya setelah masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke-91 dalam kemenangan 4-1 atas Wigan pada Februari 2013, menjadi satu-satunya golnya untuk klub. Meskipun menjadi pemain The Blues selama tiga musim berikutnya, dia tidak pernah bermain untuk Chelsea.

Sebaliknya, dia menghabiskan waktunya dengan status pinjaman di Sevilla, Dia menjadi bagian dari Los Sevillistas ketika menjuarai Liga Europa. Namun, dia tidak membuat satu penampilan Serie A selama enam bulan berikutnya saat tinggal di Fiorentina. Sementara perjalanannya di Anderlecht dirusak oleh cedera hamstring yang kembali menghampirinya.

Dia lebih banyak bermain di Trabzonspor, dan menjadi transfer permanen pada 2016 ke Olympiacos.
Marin menghabiskan dua musim di Yunani sebelum bergabung dengan Red Star Belgrade. Dia sekarang di Arab Saudi, mengantri untuk masuk skuad Al-Raed, tetapi justru dipinjamkan ke Al-Ahli.

Namun, meski kariernya tidak berjalan seperti yang dia harapkan ketika dia bergabung dengan Chelsea, Marin mengatakan dia tidak menyesal pindah ke Stamford Bridge.

“Saya pergi ke sana dengan harapan untuk bermain dan memulai dengan sangat baik di pramusim, kemudian saya mendapat cedera besar dan sulit untuk kembali ke tim,” katanya kepada Goal.

“Mungkin saya tidak mendapatkan cukup peluang untuk bermain dalam beberapa pertandingan untuk menunjukkan kualitas saya, tetapi Chelsea selalu memiliki pemain yang sangat bagus dan sulit untuk bersaing di sana."

“Ketika saya keluar sebagai pinjaman, saya melakukan kontak dengan Skype sebulan sekali. Setelah setiap pertandingan, mereka mengirimi saya analisis. Chelsea melakukan pekerjaan yang baik dengan setiap pemain pinjaman karena Paulo Ferreira dan Eddie Newton tetap berhubungan dengan para pemain."

“Bukannya mereka mengirim Anda dengan status pinjaman dan melupakan Anda. Jadi, saya masih senang bahwa saya adalah bagian dari Chelsea dan saya masih penggemar Chelsea,” ungkapnya.

(diaz alvioriki/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network