Kisah Nolito, Jebolan Barcelona yang Gagal di Man City Era Pep Guardiola

"Ini aneh. Jadi murid Guardiola di Barcelona, tapi kurang berhasil di Man City."

Biografi | 28 August 2021, 11:52
Kisah Nolito, Jebolan Barcelona yang Gagal di Man City Era Pep Guardiola

Libero.id - Ketika Pep Guardiola melatih Manchester City, keberadaan pemain-pemain asal Spanyol tidak bisa dihindari lagi. Tapi, tidak semuanya bagus dan menghadirkan penampilan membanggakan. Salah satu yang masuk kategori gagal adalah Nolito.

Manuel Agudo Duran alias Nolito pindah ke Man City dengan kesepakatan yang hanya berhasil dalam teori. Dalam praktiknya, itu menjadikan perkenalan Pep Guardiola di Liga Premier kurang mulus pada 2016/2017.

Nolito tiba di Etihad Stadium setelah meninggalkan Celta Vigo pada 1 Juli 2016 dengan harga 16,2 juta pounds (Rp 320 miliar). Dan, dia kembali ke Spanyol setahun kemudian bersama Sevilla hanya dengan dihargai 6,3 juta pounds (Rp124 miliar). Artinya, The Citizens rugi lebih dari 50%.

Nolito adalah pemain kedua yang bergabung dengan Man City di bawah asuhan Guardiola. Dia datang tepat satu bulan setelah transfer Ilkay Guendogan dari Borussia Dortmund dikonfirmasi. Tapi, keduanya memiliki nasib yang berbeda. Guendogan tetap menjadi pemain kunci Man City hingga sekarang, sementara Nolito tidak pernah cocok dengan skema Guardiola.

Kegagalan Nolito aneh. Pasalnya, pemain Spanyol itu memulai karier sepakbola dari Barcelona B dan memainkan dua pertandingan La Liga bersama skuad utama El Barca di bawah Guardiola pada musim 2010/2011.

Saat Nolito datang, semua orang menganggap wajar karena faktor Guardiola. Orang-orang juga yakin dia akan menjadi bintang setelah sempat dimatangkan di Celta. Di sana, dia menjalani tiga musim yang mengesankan. Nolito mencetak 39 gol dalam 100 pertandingan liga.

Nolito berusia 29 tahun ketika melakukan transfer untuk membuat langkah karier terbesarnya di Inggris. Dia belum pernah bermain di luar Semenanjung Iberia karena karirnya dihabiskan di Spanyol, kecuali dua musim bersama Benfica di Portugal.


Bagus di awal, loyo di pertengahan dan akhir

Awal di Inggris dimulai Nolito dengan baik. Dia mencetak empat gol dalam 11 pertandingan pembukaan Man City pada musim pertamanya. Itu membuat Guardiola menjadikan dirinya pilihan utama di lini serang.

Namun, permainannya hanya disukai selama periode Natal. Guardiola mengakui bahwa dia telah membuat keputusan berdasarkan penampilan Nolito yang tidak bersemangat dalam latihan. Memasuki Tahun Baru, dia memulai satu pertandingan untuk Man City melawan Huddersfield di Piala FA. Nolito total hanya bermain 39 menit di Liga Premier dalam lima penampilan sepanjang 2017 (paruh kedua).

Dalam tujuh pertandingan terakhir liga, dia menjadi pemain pengganti pada menit 90 saat melawan Middlesbrough. Selanjutnya, dia hanya menjadi pemain pengganti dan tidak dimainkan saat bertamu ke kandang Leicester City. Bahkan, tidak masuk dalam skuad untuk lima pertandingan selanjutnya.

Setelah musim berakhir dengan kekecewaan, baik untuk Man City maupun Guardiola, yang sebelumnya tidak pernah gagal memenangkan setidaknya satu trofi selama satu musim, Nolito mulai ribut. Dia mulai mencari jalan keluar. Terutama setelah Man City mengumumkan akuisisi Bernardo Silva dari AS Monaco.

"Saya tergila-gila untuk kembali ke Spanyol. Man City terus merekrut pemain, kita akan lihat apakah mereka akan membiarkan saya pergi dengan mudah. Saya harap saya bisa pergi, apakah itu dengan status pinjaman, transfer, atau apa pun. Saya memiliki beberapa tim yang lebih saya sukai untuk bergabung. Saya tahu Atletico Madrid, Celta, tapi mereka cocok untuk agen saya," kata Nolito kepada Marca pada Mei 2017.

Nolito juga mulau berani mengkritik Guardiola. "Saya ingin bermain dan mencoba untuk bahagia, tapi saya tidak berpikir Guardiola memiliki kepercayaan pada saya. Saya kira Man City ingin menerima bayaran besar untuk saya karena mereka membayar mahal," ujat Nolito kepada El Larguero pada Juni 2017.

Nolito juga kesulitan dalam adaptasi budaya, bahasa, dan cuaca Inggris. "Saya telah belajar Bahasa Inggris, meski sedikit. Itu sangat sulit. Hanya 'besok', 'selamat pagi', 'selamat siang' dan beberapa  kata lagi. Wajah putri saya telah berubah warna, sepertinya dia merasa tinggal di gua karena budaya dan bahasa yang berbeda," ucap Nolito kepada Onda Cero.

Nolito akhirnya berhasil kembali ke Spanyol dengan bermain untuk Sevilla. Dan, sekarang, pemain berusia 34 tahun itu telah kembali ke Celta untuk mendapatkan kesempatan di skuad reguler.

Perbedaan budaya memiliki pengaruh besar pada seorang pemain, terlebih bagi Nolito, yang tampaknya menjadi faktor utama kegagalannya di Inggris. Saat bergabung dengan Man City, dia berada di puncak performanya, menjadi bintang di La Liga, dan menjadi salah satu pemain terbaik Spanyol di Euro 2016. 

Namun, setelah mencari peruntungan di Inggris, dengan liga yang lebih ketat dan iklim yang lebih basah, Nolito memilih untuk mengakhirinya. Bisa dibilang dia adalah salah satu pemain terburuk  yang didatangkan Man City.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network