7 Gol di Menit-menit Akhir yang Ikonik dan Menentukan di Kompetisi Eropa

"Ini adalah gol-gol dramatis yang berdampak besar di ajang Eropa. Mana yang jadi favorit kalian?"

Analisis | 02 October 2021, 01:07
7 Gol di Menit-menit Akhir yang Ikonik dan Menentukan di Kompetisi Eropa

Libero.id - Sepakbola selalu sulit diprediksi. Banyak kisah ketika kemenangan sebuah tim lahir di menit-menit akhir pertandingan. Beberapa diantaranya benar-benar tidak terduga dan dikenang orang hingga sekarang.

Cristiano Ronaldo menandai kedatangannya yang kedua di Old Trafford dengan memberikan kemenangan di menit-menit terakhir melawan Villarreal pada pertandingan Liga Champions terbaru. Tapi, itu terjadi di babak grup sehingga gaungnya tidak terlalu terasa.

Namun, gol lain di menit terakhir telah menjadi penentu pemenang dari sebuah pertandingan kompetisi di Eropa yang menentukan. Jadi, kami telah merangkum tujuh gol di menit terakhir di kompetisi Eropa, mulai dari yang spektakuler hingga yang paling krusial.

Berikut ini 7 gol menit akhir yang ikonik dan menentukan tersebut:


1. Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer (final Liga Champions 1998/1999)

Tidak ada yang baru untuk dikatakan tentang malam indah di Barcelona itu. Jadi, duduklah dan lepaskan dua gol paling terkenal dalam sejarah sepakbola ini. Itu adalah gol yang membawa Manchester United mencatat sejarah treble winners 1998/1999 yang legendaris.


2. Andres Iniesta (semifinal Liga Champions 2008/2009)

Sebuah pertandingan membuat mendidihkan darah para penggemar Chelsea. Itu sebuah era ketika The Blues memiliki barisan pemain terbaik dunia yang memungkinkan mereka melaju lebih jauh di Liga Champions.

Tapi, ketika Tom Henning Ovrebo memimpin pertandingan melawan tim hebat lainnya, Barcelona, yang terjadi adalah kekacauan. Melawan Barcelona saja sudah susah, apalagi wasit yang berat sebelah. Mereka gagal menambah gol kedua ketika Barcelona mencuri gol penyeimbang melalui upaya jarak jauh Andres Iniesta yang luar biasa di menit-menit akhir.


3. Lucas Moura (semifinal Liga Champions 2018/2019)

Setelah melewati perempat final melawan Manchester City, Tottenham Hotspur lebih dulu tertinggal 0-3 secara agregat saat melawan Ajax dengan di leg kedua semifinal Liga Champions 2018/2019. Dengan hanya 45 menit pertandingan tersisa, mereka harus mencetak tiga gol untuk membuat sejarah lolos ke final dengan keuntungan gol tandang.

Dengan cederanya Harry Kane tampaknya hanya ada sedikit harapan. Tapi, Lucas Moura secara dramatis melangkah maju dengan dua gol cepat. Spurs terus mencoba untuk menjadi pemenang. Lalu, di menit 95, Fernando Llorente menyundul bola panjang dan Dele Alli menjentikkannya dan mengopernya ke Moura yang mencetak gol kemenangan 3-2. Agregat 3-3 dan mereka ke final menantang Liverpool.


4. Dejan Lovren (perempat final Liga Europa (2015/2016)

Liverpool sempat tertinggal 0-2 dan 1-3 saat melawan Borussia Dortmund di perempat final Liga Europa 2015/2016 sebelum gol Phillipe Coutinho dan Mamadou Sakho berhasil menyamakan kedudukan. Dalam kedudukan 3-3, Dejan Lovren mengirim The Reds ke semifinal lewat gol di menit 90+1. Skor 4-3 dengan agregat 5-4.


5. Nayim (final Piala Winners 1994/1995)

Penggemar Tottenham masih mengingat Nayim saat menghabiskan lima tahun di White Hart Lane. Tidak sulit untuk mencari tahu alasannya karena pemilik nama Mohamed Ali Amar adalah orang yang menghancurkan Arsenal di final Piala Winners 1994/1995 saat membela Real Zaragoza. Gol dari tengah lapangan itu membuat David Seaman tersungkur di menit terakhir extra time. 


6. Sergio Ramos (final Liga Champions 2013/2014)

Pada final Liga Champions 2013/2014 Atletico Madrid sempat unggul atas Real Madrid. Tapi, mereka justru kecolongan. Mereka kehabisan tenaga untuk berjuang di perpanjangan waktu. Los Colchoneros menyerah dalam menghadapi mentalitas Los Blancos. Gol  Gareth Bale, Marcelo, dan Cristiano Ronaldo memenangkan pertandingan untuk membawa Madrid mencapai La Decima.

Tapi, semua itu tidak mungkin terjadi tanpa gol penyama skor Sergio Ramos di menit 90+3.


7. Massimo Maccarone (perempat final dan semifinal Piala UEFA 2005/2006)

Massimo Maccarone adalah orang yang paling bertanggung jawab atas menjalankan dongeng Middlesbrough di Piala UEFA 2005/2006. Penyerang Italia itu mencetak gol kemenangan penting melawan FC Basel dan Steaua Bucharest di perempat final dan semifinal, yang semuanya lahir di saat krusial.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network