Philippe Coutinho

Philippe Coutinho bahkan layak jika harus dianugerahi gelar penyandang transfer terburuk sepanjang masa.

Pemain usia 39 dengan gaji tertinggi adalah Zlatan Ibrahimovic. Untuk usia 18 tahun bergaji tertinggi: Ansu Fati.

Tampak perbedaan yang membuat foto itu di-photoshop

Paling terkenal tentu persahabatan Lionel Messi dengan Luis Suarez.

Coutinho sendiri belum memainkan satu pertandingan pun sejak Desember 2020.

Nomor 4 menjadi pengecualian selain faktor cedera.

Amerika Latin memberi warna baru sepakbola Inggris yang dulu kental dengan kick and rush.

Reputasi Barcelona telah merosot selama beberapa musim terakhir karena transfer yang sembrono. Apa saja?

Pembelian nomor 1 dan 2 masih di luar ekspektasi Barcelona.

Gaji Messi lebih besar dari gabungan gaji Cristiano Ronaldo, Neymar, Ibrahimovic dan Haaland. WOW.

Mereka percaya bahwa kebersihan gigi itu penting, dan sekarang mereka telah menginvestasikan ratusan juta rupiah untuk memutihkan dan memperbaiki gigi.

Karena tak punya duit, Barcelona mungkin memilih tak memainkan Philippe Coutinho hingga akhir musim.

Menariknya, kebanyakan pemain yang bergabung ke Camp Nou pada musim dingin mengalami hari-hari yang kurang bagus.

Jauh sebelum Fernandinho menjadi roh City, lebih dulu ada sosok Elano (peringkat 15). Gilberto Silva (peringkat 3) juga pernah menjadi roh Arsenal.

Lionel Messi pernah menyentuh harga pasar 180 juta euro dan berada di posisi ketiga. Ada enam pemain pernah menyentuh harga 150 juta euro.

Messi mengalami penurunan yang sangat besar seiring senjakala kariernya. Pertama kalinya berada di angka dua digit.

Apakah sekarang ini menjadi era dimana seorang playmaker tidak lagi dibutuhkan di panggung hijau?

Uang yang dikeluarkan tak setimpal dengan hasil. Pogba di nomor 8, Kepa di nomor 2.

Sungguh memalukan melihat Gareth Bale dalam kemalangan. Dia kembali ke Tottenham Hotspur bak seorang veteran perang yang sudah layu.

Pembelian mahal tak selalu menghasilkan pemain bagus. Pembelian murah justru bisa berkontribusi positif. Eric Cantona dan Ole Gunnar Solksjaer contohnya.