Teknik yang harus ditiru pemain-pemain Indonesia saat main di liga lokal. Cek videonya!
Lionel Messi adalah pemain dan pencetak gol terbanyak Copa America musim panas lalu. Tapi, semua tahu, jauh sebelum era Messi, Argentina pernah mengelu-elukan Diego Maradona.

Jadi, ketika Messi datang dengan postur, gaya, dan kemampuan olah bola bak Maradona, maka wajar jika orang-orang di Negeri Tango menaruh ekspektasi lebih kepada mantan pemain Barcelona itu.

Maradona meninggal pada usia 60 pada 25 November 2020 setelah menderita serangan jantung di rumahnya di Buenos Aires. Salah satu pesepakbola terhebat sepanjang masa itu akan selalu memiliki keunggulan atas Messi di mata beberapa penggemar sepakbola. Salah satunya karena Piala Dunia.

Maradona terkenal memimpin La Albiceleste menuju kejayaan Piala Dunia 1986. Sementara Messi nyaris mengangkat trofi yang sama pada 2014 saat dikalahkan Jerman di final.

Messi kemungkinkan besar akan memiliki satu kesempatan terakhir untuk menghantarkan Argentina ke puncak terbesar sepakbola dunia itu di Qatar tahun depan.

Selain Piala Dunia, teknik Maradona juga dianggap sebagian orang lebih baik dari Messi. Contohnya dalam rekaman video lama yang viral beberapa hari terakhir ini. Reakaman senagaja dimunculkan untuk memperingati setahun kematian sang legenda. Itu bukan video gol maupun penampilan di lapangan. Itu video latihan.

Video yang diketahui berasal dari 1980-an itu menunjukkan teknik hebat Maradona mengolah bola di lapangan becek yang basah dan penuh lumpur. Tidak seperti pemain-pemain di Indonesia yang asal-asalan saat main di lapangan becek, Maradona benar-benar penuh perhitungan.



Kejeniusan Maradona bisa dilihat dari caranya mengangkat bola di permukaan yang tergenang air dan berlumpur. Bahkan, Maradona masih berhasil mencetak beberapa gol dengan hanya sedikit sentuhan. Chip jarak dekat pada detik 20 dan upaya akrobatiknya menjelang akhir video adalah momen yang sangat mengesankan. Maradona adalah benar-benar pesepakbola jenius.

Jika kita melihat kondisi lapangan dalam video di atas, agaknya tak salah juga kalau kita mengingat potret lapangan di Indonesia yang masih jauh dari kata layak. Bukan hanya di kompetisi kasta bawah, beberapa stadion Liga 1 atau Liga 2 juga masuk kategori memprihatinkan.

Jadi, dari Maradona kita bisa belajar bahawa kondisi lapangan tak berpengaruh pada performa. Itu semua terkantung kecerdikan dan teknik yang digunakan untuk menendang bola.