Meski berasal dari Asia, postur dan wajah pemain Filipina sangat Eropa.
Jangan kaget jika Filipina akan menjadi juara Piala AFF selanjutnya. Entah tahun ini atau di masa depan, The Azkals hanya butuh waktu untuk menggeser dominasi Thailand plus menghentikan kebangkitan Vietnam.

Sejak muncul dengan pemain-pemain naturalisasi pada Piala AFF 2010, sepakbola Filipina terus berkembang. Keberadaan diaspora Filipina di berbagai negara Asia, Eropa, Amerika, hingga Australia benar-benar dimanfaatkan untuk memperkuat tim nasional. Lewat prosedur naturalisasi yang sederhana dan kebijakan dua paspor, tidak sulit untuk membujuk pemain-pemain keturunan untuk membela The Azkals.

Ditambah dengan naturalisasi yang dilakukan terhadap pemain-pemain bagus di liga lokal, Filipina tampaknya tidak akan kesulitan di Piala AFF 2020. Tiket minimal semifinal, final, atau bahkan juara bisa menjadi milik mereka.

Kunci kesuksesan Filipina di turnamen tahun ini akan berada di pertandingan melawan Thailand. Jika mampu memetik tiga poin, Filipina tidak akan terbendung. Melawan Singapura dan Timor Leste akan mudah karena level Filipina setingkat di atas.




Prestasi terbaik: semifinal (2010, 2012, 2014)

Pelatih: Scott Cooper (Irlandia)

Kiper: Quincy Kammeraad (ADT), Kevin Ray Mendoza (Kuala Lumpur City), Bernd Schipmann (Ratchaburi Mitr Phol)

Belakang: Amani Aguinaldo (Nongbua Pitchaya), Justin Baas (United City), Matthew Custodio (ADT), Mar Diano (ADT), Yrick Gallantes (ADT), Christian Rontini (ADT), Jesper Nyholm (Djurgardens IF), Daisuke Sato (Suphanburi), Martin Steuble (Muangkan United), Jefferson Tabinas (Mito HollyHock)

Tengah: Oliver Bias (ADT), Dennis Chung (ADT), Kenshiro Daniels (Kaya-Iloilo), Harry Foell (FC 08 Villingen), Kevin Ingreso (BG Pathum United), Oskari Kekkonen (ADT), Amin Nazari (United City), Mike Ott (United City), Iain Ramsay (Nongbua Pitchaya), Sandro Reyes (ADT), Stephan Schroeck (United City)

Depan: Angel Guirado (Alhaurin de la Torre), Bienvenido Maranon (United City), Patrick Reichelt (Suphanburi)