Sengaja mendapat kartu kuning adalah hal kurang sportif. Tapi, yang dilakukan Iago Aspas beda.
Meski sepakbola adalah permainan fisik, kecerdikan juga diperlukan. Salah satunya ditunjukkan Iago Aspas yang sengaja mendapat kartu kuning agar terhindar dari pelarangan bermain di laga yang lebih penting. 

Pada pertandingan La Liga yang menampilkan Celta Vigo dengan Valencia, Minggu (6/12/2021) waktu Spanyol, Aspas memperlihatkan cara cerdiknya di lapangan. Dia sengaja membiarkan doronya mendapatkan akumulasi kartu kuning setelah mencetak gol pembuka pada menit 11. 

Kartu kuning kelima musim ini tampaknya sudah direncanakan Aspas dengan baik. Meski dalam keadaan cedera dia memaksa untuk bermain dan mencari kartu kuning sebelum istirahat. Dengan cara apik, dia sengaja mendapat kartu kuning setelah mencetak gol lebih dulu. 

Setelah mencetak gol, Aspas kemudian pergi untuk merayakannya. Pemain asal Spanyol itu terlihat mengatakan sesuatu kepada rekan setimnya, Braid Mendez. Dia kemudian melanjutkan untuk melepas bajunya sebelum berbaring di tanah. 

Cara cerdik Aspas membuka baju agar wasit memberinya kartu kuning. Sengaja mengakumulasi kartu kuning agar dia mendapat skorsing pertandingan selama masa pemulihannya cedera. Pasalnya, dalam regulasi La Liga, lima kartu kuning berarti absen satu pertandingan.

Aspas kemudian digantikan Renato Tapia beberapa menit kemudian. Pergantian itu setelah dirinya menerima kartu kuning dari wasit, Ricardo de Burgos.

Setiap pesepakbola tahu bahwa melepas baju setelah mencetak gol adalah kartu kuning. Dan, Aspas, yang mungkin takut pada saat itu bahwa dia tidak akan fit untuk menghadapi Real Mallorca pada hari Jumat (10/12/2021), telah dituduh dengan sengaja membuat dirinya mendapat kartu kuning sehingga dapat menjalani skorsing satu pertandingan saat cedera.



Apa yang dikerjakan Aspas kemudian viral di media sosial. Muncul pro dan kontra. "Gerakan sepakbola otak galaksi," tulis akun Champions Cup. Penulis sepakbola Zach Lowy menambahkan: "Bahkan Einstein tidak mencapai tingkat kecerdasan ini".

Meski cerdik, sebenarnya ini bukan murni ide Aspas. Rekan senegaranya, Sergio Ramos, contohnya, pernah melakukan hal yang sama. Bedanya, responsnya negatif dan justru berujung hukuman tambahan.

Pada Februari 2019, Ramos menerima larangan dua pertandingan dari UEFA untuk insiden serupa saat bermain bersama Real Madrid melawan Ajax Amsterdam di Liga Champions. Dia dianggap tidak fair karena ingin memasuki pertandingan yang lebih penting dengan nol kartu kuning.