Berjuang keras selama setahun, dan akhirnya sembuh. Respek!
Pemain muda Excelsior, Devin Plank, mendapatkan guard of honour ketika bermain melawan Ajax Amsterdam. Dia turun ke lapangan untuk pertama kalinya sejak didiagnosis menderita kanker, berjuang untuk sembuh, dan akhirnya memenangkan pertarungan dengan penyakit mematikan tersebu.

Perjuangan Plank untuk sembuh dari kanker tidak bisa dipandang sebelah mata. Sekitar setahun  lalu, pemain berusia 20 tahun itu mendapat kabar buruk bahwa dirinya memiliki tumor berbahaya di tulang fibulanya.

Plank awalnya pergi ke rumah sakit setelah mengalami rasa sakit di kakinya. Tapi, ternyata hasilnya jauh lebih buruk. Dokter memberi diagnosis awal bahwa ada risiko untuk melakukan amputasi jika sel kanker tidak bisa diatasi. Itu artinya, karier Plank di sepakbola terancam tamat lebih cepat.

Namun, Plank tidak menyerah. Dia menolak mengibarkan bendera putih. Dia memilih bertarung dengan bantuan sejumlah dokter. Lalu, dia menghabiskan waktu untuk menjalani kemoterapi. 

Setelah setahun berjuang, kemajuan signifikan didapatkan Plank. Menurut Daily Mail, dokter telah memberi Plank izin bermain sepakbola lagi secara bertahap agar tidak menganggu proses pemulihannya. Untuk langkah pertama, dia hanya diberi izin bermain beberapa menit di akhir babak kedua.

Meski hanya dimainkan sejak menit 89, Plank disambut meriah saat masuk lapangan oleh para pemain kedua tim. Bahkan, pemain-pemain Ajax dan Excelsior sama-sama melakukan guard of honour dan bertepuk tangan untuk sang striker yang kemudian memeluk rekan satu timnya dalam momen yang mengharukan.

Dalam terminologi sepakbola, guard of honour biasanya diberikan kepada tim yang sudah memastikan menjuarai liga ketika kompetisi masih menyisakan beberapa pertandingan. Tapi, dengan alasan kemanusiaan, fair play, dan respek, Plank dianggap layak mendapatkannya. 



Sayangnya perbedaan kualitas antara Ajax dengan Excelsior membuat hasil akhir pertandingan Piala KNVB itu berat sebelah. Ajax menang 9-0 melawan tim dari kasta kedua kompetisi Belanfa.

Anda bisa melihat senyumnya yang berseri-seri saat dia berlari ke lapangan dan setelah itu dia menggambarkannya sebagai momen terbaik dalam hidupnya. "Saya sangat senang bisa kembali ke lapangan, meski waktunya singkat," kata Plank kepada ESPN.

"Itu adalah momen yang tak terlupakan. Kami telah melakukan empat perubahan dan saya pikir saya tidak akan masuk. Untungnya, pelatih tidak melupakan saya. Saya bekerja setiap hari untuk kembali. Saya berharap memiliki banyak menit lagi sesegera mungkin," tambah pemuda berusia 20 tahun itu.