Lama tinggal di Spanyol membuat pemikiran Valeri Karpin terbuka.
Pengalaman bermain di La Liga bersama Real Sociedad, Valencia, hingga Celta Vigo tampaknya membuat sudut pandang pelatih tim nasional Rusia, Valeri Karpin, sangat luas. Beda dengan sang kaptem Artem Dzyuba yang bikin panas, Karpin memberikan pernyataan yang sejuk terkait konflik negaranya dengan Ukraina. 

Sorot mata dunia saat ini masih memandang ke Erop Timur. Perang antara Ukraina dan Rusia yang masih terus berlangsung membuat para pemain sepakbola di kedua negara terbelah. Pemain-pemain Ukraina menyalahkan Rusia. Begitu pula sebaliknya, pemain Rusia minta sepakbola tidak dicampur politik.

Melihat hal itu Karpin menyerukan untuk segera mengakhiri permusuhan. Dia berharap orang-orang kembali hidup normal dan tidak ada lagi korban akibat bencana yang seharusnya bisa dicegah.

"Sepakbola itu penting. Ini menyatukan kita dan ini segalanya bagi kami. Akan sulit tanpanya. Saya yakin tim nasional dan klub harus bisa terus bermain," tulis Karpin di akun media sosial miliknya.

Valeri Georgievich Karpin lahir di Estonia saat masih menjadi bagian Uni Soviet pada 2 Februari 1969. Dia memiliki tiga kewarganegaraan. Selain Rusia dan Estonia, Karpin juga memegang paspor Spanyol. Sementara istrinya, Daria Gordeeva, orang Inggris.  

Berposisi sebagai gelandang sayap kanan, Karpin memulai karier sebagai pemain di klub kampung halamannya, Sport Tallinn. Di masa-masa akhir era Uni Soviet itu, Karpin kemudian terbang ke Moscow untuk bergabung dengan CSKA Moscow. Sempat membela Fakel Voronezh, Karpin kemudian membela Spartak Moscow.



Berkat penampilan yang bagus bersama Spartak maupun Rusia, Karpin mendapatkan kesempatan berkarier di Eropa Barat. Pada 1994, dia membela Sociedad. Lalu, Valencia (1996-1997) dan Celta Vigo (1997-2002). Dia kembali ke Sociedad pada 2002 dan pensiun pada 2005.

Selepas pensiun, Karpin menjadi pelatih Spartak (2009-2014), Real Mallorca (2014-2015), Torpedo Armavir (2015-2016), dan Rostov (2017-2021). Barulah pada 23 Juli 2021, Asosiasi Sepakbola Rusia (RFU) meminta dirinya bergabung.

Karena perjalanan panjangnya itulah Karpin tampak bijaksana menyikapi invasi Rusia ke Ukraina. Dia mengaku tidak setuju dengan tindakan Presiden Vladimir Putin yang menyerang Ukraina. Tapi, dia juga tidak senang jika atlet-atlet Rusia menjadi korban dari kebijakan FIFA atau UEFA.

Jadi, menurut Karpin, jalan tengahnya adalah menciptakan kembali perdamaian agar semua orang bisa hidup normal. "Berbicara dalam skala global, saya hanya berharap ini akhirnya akan berakhir. Perdamaian akan datang dan orang-orang akan berhenti menderita," beber Karpin.