Nomor 2 pernah menjalani transplantasi hati.
Pada musim panas 2007, Thierry Henry mengakhiri karier delapan tahun yang sarat trofi di Arsenal. Dia kemudian bergabung dengan raksasa Spanyol, Barcelona, dengan biaya transfer 16,1 juta pounds (Rp 300 miliar).

Mantan pemain internasional Prancis itu mendominasi sepakbola Inggris saat dia menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa The Gunners, tetapi keraguan yang terus berlanjut atas posisi Arsene Wenger sebagai manajer di London Utara membujuk Henry untuk mengejar tantangan baru.

“Saya tidak pernah mempertimbangkan untuk meninggalkan Arsenal,” kata Henry pada 2015.

“Tapi, saya berusia 29 tahun (pada 2007) dan saya tidak tahu apakah Arsene (Wenger) akan bertahan.”

Menandatangani kontrak dengan Barca satu tahun setelah kalah dari mereka di final Liga Champions 2006, striker itu menjadi pemain penting di awal masa keemasan Pep Guardiola.

Pada 2009, Henry membintangi Barcelona yang mengakhiri tahun kalender dengan memecahkan rekor enam trofi. Yang terpenting, pencapaian mengesankan termasuk Liga Champions, gelar yang telah lama diperjuangkan oleh salah satu pemain Liga Premier terbaik berhasil ditambahkan ke lemari penghargaannya yang penuh sesak.

Mencetak 49 gol sebelum pindah ke MLS bersama New York Red Bulls pada 2010, karir Henry di Nou Camp menjadi kesuksesan yang tidak diragukan lagi.

Tapi, bagaimana kabarnya dengan tiga pemain lain yang juga bergabung dengan Barca bersama Henry di jendela transfer itu?

#1 Yaya Toure

Toure menghabiskan tiga musim bersama Blaugrana setelah didatangkan dari klub Prancis, Monaco. Gelandang itu menjadi starter yang konsisten, tetapi Guardiola sering memanfaatkan mantan pemain internasional Pantai Gading itu sebagai bek tengah darurat, peran yang sangat berpengaruh dalam kemenangan final Liga Champions 2009 Barca atas Manchester United.

Dia membuat lebih dari 100 penampilan, tetapi tidak disukai di bulan-bulan terakhir masa tinggalnya. Ada desas-desus tentang hubungan yang retak antara Toure dan Guardiola.
“Setiap kali saya menanyakan sesuatu kepadanya (Guardiola), dia selalu memberikan jawaban yang aneh,” kata Toure.

“Itulah mengapa saya akhirnya memutuskan untuk pergi. Saya tidak berbicara untuk Guardiola selama setahun.”

Toure kemudian menjadi pemain penting dalam membantu Manchester City berkembang menjadi kekuatan baru di Liga Premier.



#2 Eric Abidal

Abidal adalah rekan setim Henry di Les Bleus yang bergabung dari Lyon. Bek kiri itu memenangkan Liga Champions pada dua kesempatan dan meraih empat gelar La Liga selama enam musimnya di Barca.

Keberhasilan itu semakin luar biasa, mengingat dia didiagnosis menderita kanker hati pada Maret 2011. Setelah menjalani operasi, Abidal kembali beraksi hanya beberapa bulan kemudian.

Dia juga bermain 90 menit dalam kemenangan Barca di final Liga Champions atas Manchester United. Itu menjadi momen spesial di Wembley untuk mengakhiri musim 2010/2011.

Namun, karena terjadi komplikasi pada operasinya, Abidal harus menjalani transplantasi hati pada Maret 2012. Dia sekali lagi membuat comeback yang luar biasa dalam kemenangan liga 5-0 melawan RCD Mallorca pada April 2013.

Abidal menjadi pemain yang disayangi di tim Guardiola. Setelah pensiun sebagai pemain, dia kemudian kembali ke Camp Nou untuk bertugas sebagai direktur olahraga.

#3 Gabriel Milito

Milito menjadi pemain Argentina ke-20 yang mengenakan seragam Barca saat dia didatangkan dari Real Zaragoza. Di bawah kepemimpinan Rijkaard, bek itu memainkan 27 pertandingan liga dalam musim debutnya di Camp Nou.

Namun, mantan pemain internasional Argentina yang dikenal sebagai 'el Mariscal' itu menderita cedera ligamen lutut setelah kekalahan di semifinal leg kedua Liga Champions melawan Manchester United pada 2008.

Sejak saat itu, Milito berjuang untuk mendapatkan kembali posisinya. Dia kembali ke klub masa kecilnya, Independiente, untuk mencari kesempatan bermain di tim utama pada 2011.

Tapi, setelah memenangkan tidak kurang dari 10 trofi dalam empat tahun, itu tidak terlalu buruk bagi Milito di Catalunya.