Cuaca panas di Qatar terbilang ekstrem.
Kedelapan stadion Piala Dunia 2022 di Qatar dipastikan bakal menggunakan AC selama pertandingan berlangsung.

Untuk pertama kalinya, Piala Dunia akan berlangsung di musim dingin karena iklim yang sangat panas di negara Timur Tengah tersebut.

Pada bulan Juni dan Juli, periode rutin untuk turnamen Piala Dunia, suhu rata-rata di Qatar bisa mencapai 42 derajat celsius - maka itulah festival sepak bola empat tahunan pun dipindahkan ke bulan November dan Desember.

Tetapi bahkan saat itu pun suhunya masih berkisar 24 derajat celsius sehingga Qatar harus menerapkan langkah-langkah ekstra untuk lebih mendinginkan semua stadion terpilih sebagai lokasi pertandingan bagi para pemain dan penggemar.

Pihak peyelenggara telah memasang AC di setiap stadion.

Teknologi pendinginan, yang melibatkan penggunaan energi matahari, telah dikembangkan dengan bantuan universitas Qatar.

Dan, Dr Saud Abdulaziz Abdul Ghani, Profesor di College of Engineering di universitas dan dengan tepat dijuluki 'Dr Cool', yang memimpin semuanya proyek tersebut.

"Kami tidak hanya mendinginkan udara, kami juga membersihkannya (udara)," ujar sang profesor dalam wawancara dengan FIFA.com.

“Kami memurnikan udara untuk penonton. Misalnya, orang yang memiliki alergi tidak akan mengalami masalah di dalam stadion-stadion kami dikarenakan kami memiliki udara terbersih dan paling murni di sana."

"Udara pra-dingin masuk melalui kisi-kisi yang terpasang di tribun dan nozel besar di pinggir lapangan. Menggunakan teknik sirkulasi udara, udara yang didinginkan kemudian ditarik kembali, didinginkan kembali, disaring dan didorong keluar di tempat yang dibutuhkan."



"Hal terpenting untuk mendinginkan secara efektif adalah Anda tidak ingin angin luar masuk ke dalam stadion. Itu sebabnya ukuran dan desain stadion harus dipelajari dan diubah sedemikian rupa sehingga menghalangi udara hangat memasuki stadion. "

Pengundian untuk turnamen telah dilakukan pada hari Jumat kemarin (01/04/2022), dengan Senegal bermain melawan Belanda di Stadion Al Thumama pada 21 November di laga perdana setelah pembukaan turnamen.

Inggris juga beraksi pada hari pembukaan untuk pertama kalinya sejak 1966, menghadapi Iran di Stadion Internasional Khalifa.