Bola yang benar-benar sulit dikendalikan. Cek videonya!
Menuju Piala Dunia 2022, Adidas telah mengeluarkan bola resmi yang akan digunakan. Bola itu bernama Al Rihla, yang berasal dari Bahasa Arab dan memiliki arti "Perjalanan". Meski FIFA cukup optimistis, tidak akan pernah ada lagi bola dengan reputasi menakutkan seperti Jabulani. 

Al Rihla terinspirasi dari arsitektur, perahu, dan bendera negara tuan rumah. Al Rihla adalah bola ke-14 berturut-turut yang dibuat Adidas untuk Piala Dunia dan dirancang demi mendukung kecepatan dalam permainan tingkat tinggi.

Namun, setiap kali bola terbaru dikeluarkan untuk Piala Dunia, orang langsung teringat Jabulani. Bola resmi Piala Dunia 2010 itu telah menuai kecaman dari banyak pesepakbola top, khususnya penjaga gawang. Jabulani adalah bola paling mengerikan. Karena itulah dia ikonik dan legendaris.

Jabulani memiliki 11 warna yang dikatakan mewakili 11 pemain tim sepakbola serta 11 bahasa resmi dan 11 suku asli Afrika Selatan. Namanya berarti "Untuk Merayakan" dalam Bahasa Zulu, salah satu dari 11 bahasa tersebut. 

Tapi, bola itu jauh dari harapan para pemain, terutama kiper. Desain uniknya membuat penjaga gawang ketakutan sepanjang turnamen. Di lain pihak, banyak pemain non kiper kesulitan menguasai bola.

Sebuah video lama yang kembali viral di media sosial menunjukkan bagaimana Jabulani mendapatkan reputasinya sebagai bola yang paling dibenci di Piala Dunia. "Model baru benar-benar tidak memadai dan saya pikir memalukan membiarkan kami memainkan kompetisi dengan bola seperti ini," kata Gianluigi Buffon saat itu.



Bukan hanya pemain, orang yang bekerja di Adidas dan berstatus sebagai perancang sepatu laris, Adidas Predator, Craig Johnston, juga mengeluhkan Jabulani. "Siapa pun yang bertanggung jawab atas bola ini harus dipecat dan ditembak mati karena kejahatan terhadap sepakbola," ucap Johnston saat itu.

Ketika turnamen digelar di Afrika Selatan, Jabulani bukan hanya membuat penjaga gawang kesulitan. Banyak penyerang kelas dunia juga berjuang untuk menjinakkan Jabulani, kecuali satu orang. Dia adalah Diego Forlan. Legenda Uruguay itu sepertinya berjodoh dengan bola liar tersebut.



Forlan sangat beruntung karena berhasil mencetak 5 gol pada Piala Dunia 2010, termasuk dua gol melawan tuan rumah turnamen. Koleksi tersebut membuatnya menjadi pencetak gol terbanyak bersama dengan Thomas Mueller, Wesley Sneijder, dan David Villa.

Jadi, akankah nasib Al Rihla akan seperti Jabulani? Kita lihat sata bersama-sama pada akhir tahun nanti.