Aktivitas yang tak biasa bagi pensiunan bintang sepakbola bukan?
Pada sebuah masa, Hidetoshi Nakata pernah menjadi salah satu pesepakbola yang mencuri perhatian. Dia dianggap sebagai duta Asia di Eropa. Kini, setelah gantung sepatu, legenda Jepang itu menjauh dari sepakbola. Dirinya justru berjualan minuman keras khas Negeri Sakura, "sake".

Dijuluki David Beckham dari Asia, karier Nakata di sepakbola sangat sukses. Dia bermain sebagai gelandang dan menempuh karier profesional selama 11 tahun di berbagai klub Eropa, khususnya Italia dan Inggris.

Kecemerlangan Nakata juga sanggup mengantarkan Jepang tampil pada tiga Piala Dunia. Setelah debut di Piala Dunia 1998, Nakata kembali meloloskan Samurai Biru ke Piala Dunia 2006 setelah menjadi tuan rumah bersama Korea Selatan selama Piala Dunia 2002.

Sayang, meski cemerlang di sepakbola, Nakata terlalu cepat memutuskan gantung sepatu. Dirinya memilih pensiun saat menginjak usia 29 tahun. Dia mundur dari sepakbola setelah Jepang dikalahkan Brasil pada Piala Dunia 2006. 

Dari sepakbola, Nakata kemudian mencari profesi baru di negaranya. Dia memutuskan berkendara ke 47 prefektur (provinsi) yang ada di Jepang untuk menyelami budaya negaranya. Dan, setelah melalui sejumlah rintangan, Nakata menemukan sake. Itu adalah minuman beralkohol yang terbuat dari beras yang difermentasi. 

Nakata tertarik dengan sake. Dia pergi dan melakukan survei terhadap 200 dari 1.300 pabrik yang ada di Jepang. Hasilnya, dia semakin jatuh cinta. "Begitu saya memahami budaya dibalik sake dan industrinya, saya mulai mengerti kualitas sake dan orang-orang dibaliknya, serta sejarah di baliknya," kata Nakata kepada ESPN.

Nakata sangat terpikat dengan minuman tersebut sehingga memutuskan mengubahnya menjadi sebuah bisnis. Menggunakan inisial namanya, Nakata meluncurkan brand sake miliknya sendiri yang disebut "N". Dia memilih pabrik di Takagi Shuzo, di Prefektur Yamagata untuk memproduksi sake miliknya.

Pabrik itu diresmikan pada 2013. Lalu, Nakata menjualnya antara 1.570 pounds (Rp29 juta) hingga 2.350 pounds (Rp44 juta) per botol. Dan, dia dengan hanya memiliki 1.000 botol produksi. Jadi, ini benar-benar special edition.

Para ahli di industri miras yang pernah mencicipi sake buatan Nakata mengatakan itu seperti ikan berlemak dan daging merah. Bahkan, bagi pembeli yang tidak tahu sake, akan sulit membedakannya dengan botol minuman biasa karena dikemas dalam botol hitam tanpa label.



Nakata juga hanya menjual produksi minumannya di Eropa. Itu karena dia tidak mau bersaing dengan penjual lain di negaranya. "Di Jepang, pasar bir sedang tumbuh, dan generasi muda tidak tahu tentang sake. Mereka malah lebih tahu tentang anggur. Potensi sake di luar Jepang lebih besar, tapi informasi dan edukasinya kurang," kata Nakata.

Nakata telah bekerja dengan ratusan merek untuk mempromosikan sake di seluruh dunia, dan beberapa di antaranya lebih aneh dari yang lain. Pada September tahun lalu, Nestle mengumumkan telah melakukan kerjasama dengan perusahaan Nakata untuk membuat "Sake Kit Kat" dan membuka bar pop-up di Tokyo. Ada cokelat batangan dengan rasa sake dan anggur beras untuk melengkapi Kit Kat.



Sepertinya, Nakata telah menikmati profesi barunya itu selepas pensiun dari sepakbola. Dan, dia telah sukses menjual miras khas Jepang ke seluruh dunia.

"Saya hanya melakukan hal-hal yang saya sukai. Sepakbola, kerajinan, budaya, semuanya sesuai keinginan saya. Saya tidak melakukannya untuk uang atau ketenaran. Itu sebabnya, bagi saya, tidak ada kesuksesan yang nyata atau kegagalan yang sesungguhnya," pungkas Nakata.