Penyebab Gattuso marah.
Sepakbola adalah permainan tim, dengan setiap tim memiliki seorang kapten yang menjadi pemimpin di lapangan.

Beberapa kapten mungkin terlihat sekadar formalitas pertandingan, tetapi tidak dengan mantan pemain sepakbola yang satu ini, Paulo Maldini.

Dalam kariernya yang gemilang bersama AC Milan, Maldini dipercaya menjadi kapten tim berkat ketegasannya di lapangan dan menunjukkan dirinya sebagai kapten yang sebenarnya.

Maka, tidak heran jika legenda Milan itu mendapatkan statusnya sebagai kapten sepakbola terhebat setelah diberikan rasa hormat dari Gennaro Gattuso. Maldini mewakili I Rossoneri selama 25 tahun dan menjadi kapten tim selama 13 tahun. Dia memimpin dengan memberi contoh yang baik kepada rekan-rekannya.

Pemain timnas Italia itu selalu mengharapkan kesempurnaan dari rekan satu timnya di lapangan dalam hal mentalitas. Di antaranya adalah Andrea Pirlo, Alessandro Nesta, Clarence Seedorf, Gattuso, dan rekannya yang lain.

Namun, di antara rekan-rekannya bermain. Gattuso yang paling sulit untuk ditahan, apalagi dengan temperamennya yang terkenal mudah emosional di lapangan. Pada momen itu, Maldini sebagai kapten berperan untuk menenangkannya.

Momen itu terjadi saat AC Milan vs Juventus pada 2005.

Selama pertandingan sengit melawan Juventus, Pavel Nedved dijatuhkan di dalam kotak penalti oleh Jaap Stam. Meski Gattuso tidak terlibat dalam insiden itu, tetapi dia berusaha mendorong Nedved dengan memberitahu pemenang Ballon d'Or tersebut.



Seketika itu membuat para pemain Juventus marah dan menyebabkan keributan. Emosional pertandingan semakin tinggi saat Milan melaju untuk memimpin 3-0 di babak pertama.

Maldini sebagai seorang kapten tahu timnya berada dalam posisi yang bagus dan memberi tahu Gattuso untuk diam dengan mengatakan: "Diam dan tenang!"

Gattuso tampak siap untuk berdebat kembali dengan kaptennya, yang mendorong rekan setimnya sebelum mengatakan kepadanya: "Jangan rusak ini untuk kami," pungkas Maldini.

Diyakini Maldini memberi tahu Gattuso dalam bahasa Italia 'Stai muto'. Yang maksudnya tidak jauh dengan kata 'Shut the f**k up' dalam bahasa Inggris. Ungkapan ini biasa digunakan di antara para tentara dan hanya dapat digunakan oleh seseorang yang memiliki pangkat lebih tinggi.

Beberapa fans telah bereaksi terhadap rekaman tersebut dan mereka pikir sepakbola modern membutuhkan lebih banyak karakter seperti Maldini.

Seseorang fans berkomentar: "Ketika Maldini berbicara, Anda diam dan Anda menjalankan apa yang dia katakan. Gattuso dengan jelas memahami itu."

Sementara yang lain mengatakan: "Ini adalah satu-satunya saat saya pernah melihat Gattuso benar-benar takut. Maldini adalah manusia yang disegani"

Yang ketiga berkata: "Saya tumbuh di era sepakbola ini. Begitu banyak legenda dalam satu klip."

Sementara seseorang hanya menyatakan: "Maldini adalah raja dari segala raja."

Selepas insiden sengit itu, Milan melanjutkan untuk mempertahankan keunggulan mereka dan menang 3-1, tetapi Juventus berhasil mengakhiri musim dengan berada di puncak klasemen di Serie A. Namun, gelar musim itu sendiri kemudian diberikan kepada Inter Milan karena keterlibatan Juventus dalam skandal pengaturan pertandingan.